Jadi Masjid Tertua di Sumatra Barat, Intip Keunikan Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao di Solok
Kawasan masjid ini masih begitu asri karena berada di perbukitan hijau dan sejuk pada ketinggian 1.152 meter di atas permukaan laut.
Kawasan masjid ini masih begitu asri karena berada di perbukitan hijau dan sejuk pada ketinggian 1.152 meter di atas permukaan laut.
Jadi Masjid Tertua di Sumatra Barat, Intip Keunikan Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao di Solok
Jika sedang berada di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Anda bisa mengunjungi rumah ibadah umat Islam yang sudah berusia ratusan tahun bernama Masjid Nurul Islam Koto Kayu Jao.
Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Apa keunikan arsitektur Masjid Raya Sumatra Barat? Secara umum, gaya arsitektur yang tersemat dibangunan ini sangat unik, yaitu mirip dengan bentuk bangunan rumah adat tradisional Minang, yaitu rumah Gadang yang berbentuk Gonjong.Tak hanya itu, di beberapa sudut bangunan juga terdapat ukiran-ukiran minang sekaligus kaligrafi di bagian dinding luar masjid.
-
Bagaimana arsitektur Masjid Kuno Kaujon? Secara utuh, sebagian besar inspirasi konstruksinya diambil dari Masjid Agung Demak.Ciri ini terlihat dari bagian atapnya yang berbentuk atap tumpang tiga, dengan lengkungan di tiap ujungnya.
-
Apa keunikan arsitektur Masjid Sememen? Bangunan masjid memiliki arsitektur Indies Java Classic yang merupakan perpaduan antara Eropa dan Jawa. Selain itu, terdapat juga menara masjid yang berbentuk seperti menara panggung Sangga Buwana.
-
Apa ciri khas arsitektur Masjid Cheng Ho Palembang? Masjid Raya Cheng Ho Palembang ini memiliki dua menara mirip pagoda yang bernama "Habluminallah" dan "Hambluminannas". Keduanya memiliki lima lantai yang menyimbolkan salat wajib dalam sehari.
-
Bagaimana arsitektur Masjid Agung Natuna menonjolkan simbol-simbol Islam? Mengutip dinaspariwisata.natunakab.go.id, kedua unsur warna itu melambangkan kitab suci Al-Qur'an. Kemudian, terdapat 3 pintu utama dari total, yaitu 20 pintu. Ketiga pintu tadi menghadap ke Utara.
-
Bagaimana bentuk menara Masjid Sememen? Dilansir dari Liputan6.com, Menara Sangga Buwana itu sangat mirip dengan Menara Panggung Sangga Buwana milik Keraton Surakarta Hadiningrat. Menara itu berbentuk heksagonal yang memiliki arti arah mata angin dan empat unsur alam yaitu air, api, angin, dan tanah.
Kawasan masjid ini masih begitu asri karena berada di perbukitan hijau dan sejuk pada ketinggian 1.152 meter di atas permukaan laut. Saat ini, bangunan tersebut diawasi oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala agar masjid ini tetap berdiri kokoh dan terjaga kelestariannya.
Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Koto Kayu Jao juga menjadi daya tarik wisatawan yang penasaran dengan bangunan tersebut. Berikut sejarah Masjid Kayu Jao yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Berdiri Abad 17
Mengutip dari beberapa sumber, tidak diketahui secara pasti kapan masjid ini berdiri. Masjid ini diperkirakan merupakan peninggalan kerajaan Islam pada abad ke-17. (Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id)
Lokasi masjid ini berada di Kampung Kayu Jao, Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Butuh waktu 1,5 jam perjalanan dari Kota Padang untuk mencapai tempat ini.Masjid berusia ratusan tahun ini juga dihiasi dengan pemandangan alam yang indah di sekitarnya. Tiap sisi masjid terdapat perbukitan hijau yang seakan mengelilingi kawasan tersebut.
Selain itu, di sebelah timur masjid ada sungai kecil dengan aliran yang cukup deras hingga ke bagian selatan.
Sungai kecil ini bersumber dari sebuah mata air yang digunakan untuk berwudu bagi jemaah yang akan menunaikan salat.
Beratapkan Ijuk
Gaya bangunan masjid ini masih cukup sederhana dan kuno. Atapnya bermaterialkan ijuk yang memiliki 3 tingkat dan disusun menggunakan kerangka yang terbuat dari bambu. Bentuk atapnya sedikit cekung yang berguna agar aliran air hujan bisa mengalir ke bawah.
Di bagian atap diberi pembatas dengan ukiran bermotif geometris. Hal ini bertujuan untuk ventilasi udara dan jalur masuk cahaya ke dalam masjid. Setiap tingkatan atap ada dua ukiran lingkaran seperti roda.
Masjid ini telah mengalami beberapa kali pemugaran, mulai dari mengganti ijuk yang sudah usang sampai pengecatan dinding masjid. Meski sudah dipugar, keorisinilan masjid masih sangat terjaga.
Gaya Arsitektur
Secara keseluruhan, corak bangunan masjid ini begitu kental dengan gaya khas Minangkabau. Bentuknya bujur sangkar dan menjorok keluar seperti tanduk atau gonjong yang di bagian dalam masjid digunakan untuk imam dan mimbar kayu. (indonesia.go.id)
- Ganjar Dapat Songkok dari Muslim Tionghoa di Surabaya
- Kisah Pembangunan Masjid Quwwatul Islam, Bentuk Eksistensi Budaya Banjar di Jogja
- Pesona Masjid Asasi Padang Panjang, Tak Luntur Meski Berumur Ratusan Tahun
- Kemarau Panjang, DMI Imbau Masjid Seluruh Indonesia Gelar Salat Istisqa Minta Turun Hujan
Selain itu, masjid ini disangga oleh 27 tiang setinggi 15 meter dan salah satunya ada dib agian tengah masjid. 27 tiang ini tak hanya sekadar pondasi saja, melainkan juga simbol dari enam suku di kawasan masjid, ditambah empat unsur pemerintahan dan tiga unsur agama.