Kisah Hidup Adjim Arijadi, Nyebur di Dunia Kesenian hingga Dinobatkan jadi Bapak Teater Modern Kalsel
Bergelar 'Datuk Mangku Adat' putra asal Kabupaten Banjar ini cukup berpengalaman dalam bidang kesenian di Indonesia.
Bergelar 'Datuk Mangku Adat' putra asal Kabupaten Banjar ini cukup berpengalaman dalam bidang kesenian di Indonesia.
Kisah Hidup Adjim Arijadi, Nyebur di Dunia Kesenian hingga Dinobatkan jadi Bapak Teater Modern Kalsel
H. Adjim Arijadi, lahir di Kabupaten Banjar pada tanggal 7 Juli 1940 yang dikenal sebagai sosok sastrawan dan budayawan Indonesia. Ia merupakan anak ke-6 dari 10 bersaudara. Sejak kecil ia sudah tertarik dengan dunia seni yang sudah berbuah menjadi identitas pribadinya.
-
Kapan Ratna Sarumpaet membuat karya teater pertamanya? Di tahun 1974, ia membuat karya teater pertamanya.
-
Apa yang dimaksud dengan "Abhimantrana" dalam pameran Keraton Yogyakarta? Dilansir dari Jogjaprov.go.id, pameran ini mengangkat istilah “Abhimantrana” yang berarti upacara, doa-doa, dan pepujian.
-
Kapan Museum Wayang Sendang Mas diresmikan? Dilansir dari Liputan6.com, museum ini diresmikan pada 31 Desember 1983 dengan mendatangkan ketua Senawangi (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) pada waktu itu.
-
Kenapa Museum Sasmita Loka Ahmad Yani dibangun? Museum ini dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa artis yang memiliki keturunan dari Keraton Kasunanan Surakarta? Maia Estianty, seorang musisi ternama dan pengusaha sukses, mewarisi kekayaan sejarah keluarganya. Ia adalah cucu dari salah satu tokoh sejarah Indonesia yang terkemuka, HOS Cokroaminoto, dan memiliki keturunan dari Keraton Kasunanan Surakarta.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
Semasa penjajahan Jepang, ayahnya dipenjara karena dituduh membela Belanda yang tidak ada buktinya sama sekali. Kemudian harta bendanya diambil seluruhnya oleh Jepang, kondisi tersebut membuat keluarganya pindah ke kampung lain.
Adjim Arijadi tumbuh di keluarga yang kental dengan ke-religiusannya. Di kampungnya pula bertepatan dengan momen berkembangnya budaya ajaran Islam. Selain itu, ia kerap mengikuti berbagai kegiatan upacara adat maupun pertunjukan seni seperti seni musik Kentong.
Masa Pendidikan
Dilansir dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, kisah perjalanan kariernya sebagai sastrawan dan seniman dimulai dari sekolah Rakyat Mali-mali dari kelas 1 hingga 3. Selama sekolah, ia harus menempuh jarak kurang lebih 5 km dengan berjalan kaki.
Kemudian, Adjim Arijadi melanjutkan sekolah ke Sekolah Rakyat Karang Intan pada kelas 4 hingga 5. Terakhir ia melanjutkan sekolah di Sekolah Rakyat Ulin di Banjarmasin saat dibangku kelas 6.
Setelah itu, Adjim masuk di Sekolah Guru B pada tahun 1958 di Banjarmasin. Selama pendidikan, ia selalu mendapatkan pelatihan dari gurunya seperti membaca puisi, menggambar, dan drama.
Ketagihan dengan kesenian, ia pun mendirikan komunitas seni untuk drama-drama Islam. Bukti kecintaannya terhadap seni ia buktikan dengan mendaftar pendidikan di Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (ASDRAFI) di Yogyakarta pada tahun 1962 hingga 1965.
Dirikan Sanggar Seni
Setelah mendapatkan gelar Bachelor of Science di ASDRAFI, Adjim Arijadi bersama kawan-kawannya mendirikan Sanggar Seni Antasari untuk mewadahi seniman-seniman Banjar.
Sembari menjalankan komunitasnya, Adjim sempat berkeliling ke beberapa daerah di Indonesia dengan naskah dan apresiasi sosialisasi. Selama keliling, Adjim hanya membawa cerita tokoh Antasari, seorang pahlawan daerah.
Dengan semangat memperkenalkan pahlawan daerah ke seluruh penjuru negeri, kegiatan ini menjadikan nama Antasari akhirnya diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh Pemerintah.
- Intip Uniknya Randai, Pertunjukan Teater Tradisional Asal Minang Kaya Unsur Budaya
- Aksi Teatrikal Serangan Kantor PDIP Warnai Peringatan 28 Tahun Tragedi Kudatuli
- Dapat Dukungan dari Pesilat, Ganjar Tekankan Pentingnya Membangung Seni dan Kebudayaan
- Tuntut Keadilan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan, Aksi Teatrikal Seniman Ini Curi Perhatian
Menulis dan Teater
Selama kegiatannya di bidang kesenian, Adjim telah berguru ke beberapa tokoh seni kondang seperti W.S. Rendra. Ia pun menulis sastra lakon dan puisi yang beberapa telah dimuat di koran.
Adjim sempat kembali ke Banjarmasin, tanah kelahirannya, namun di sana ia tidak nyaman dengan gejolak politik daerah hingga akhirnya secara diam-diam kembali ke Jakarta dan Yogyakarta. Di sinilah ia kembali mengaktifkan Sanggar Seni Antasari Yogyakarta yang sudah lama ditinggalinya.
Kemudian, melalui sanggar ini ia mengangkat karya sastra lakon, Bapa Purba, Alam yang Diputihkan, Pangeran Banjar, Alam Roh Kalimantan dan Parade Drama Pahlawan.
Tahun 1967, di Banjarmasin Adjim meresmikan Kelompok Studi Seni Sanggar Budaya Banjarmasin. Dari sini kemudian disusunlah program pengembangan dan pelestarian seni tradisional dan juga modern.
Geluti Sastra Lakon
Setelah melahirkan karya-karya besar khususnya di bidang seni, memasuki tahun 2000-an Adjim cenderung berfokus pada sastra lakon. Seperti pada beberapa episode dalam sinetron, beberapa pentas Happening Art, pada temu teater Kawan Timur Indonesia ke-3 tahun 2002 di Surabaya.
Di samping menggeluti sastra lakon, ia kerap mengoleksi buku-buku kumpulan puisi dan selalu membacanya setiap saat. Lebih dari itu, ia juga berhasil mengharumkan nama Kalsel setela meraih prestasi sutradara terbaik.
Ia wafat pada 1 Januari 2016 di usia yang ke-75 tahun. Meski kini sosoknya telah tiada, tetapi warisan karyanya dan setiap hasil buah idenya akan selalu terkenang meski diterjang zaman dan waktu.