Kisah Wong Bersaudara, Pelopor Produksi Film Fiksi Pertama dan Terpanjang Masa Hindia Belanda
Tiga bersaudara dari etnis Tionghoa ini cukup aktif dan terkenal di dunia perfilman era Hindia Belanda sekaligus pendiri dari The Great Wall Productions.
Tiga bersaudara dari etnis Tionghoa ini cukup aktif dan terkenal di dunia perfilman era Hindia Belanda sekaligus pendiri dari The Great Wall Productions.
Kisah Wong Bersaudara, Pelopor Produksi Film Fiksi Pertama dan Terpanjang Masa Hindia Belanda
Hindia Belanda bukan melulu soal penjajahan ataupun VOC. Namun, melihat sisi lainnya masih banyak yang bisa ditelusuri keberadaannya salah satunya yakni industri film.
Memang, film zaman itu belum secanggih dan sebagus sekarang. Tapi tanpa ada pelaku yang bergerak di bidang yang sama seperti Wong Bersaudara atau tiga bersaudara beretnis Tionghoa ini.
Mereka dulu cukup aktif dan terkenal dalam industri perfilman era Hindia Belanda. (Foto: Wikipedia)
-
Kenapa Hari Film Sedunia diperingati? Hari Film Sedunia bertujuan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan kreativitas yang dihasilkan oleh industri film.
-
Kapan film "Bangsal Isolasi" tayang? Pada tanggal 25 Juli 2024, film BANGSAL ISOLASI yang disutradarai oleh Adhe Dharmastriya akan tayang di bioskop.
-
Kapan film Pareh diproduksi? Pareh merupakan salah satu film produksi Hindia Belanda pada tahun 1936 yang disutradarai oleh Albert Balink dan Mannus Franken dari Belanda.
-
Film apa yang dibintangi oleh Indah Permatasari? Film horor terbaru yang dibintangi Indah berjudul Sakaratul Maut, membuat penasaran dengan aktingnya.
-
Dimana film "Tarian Lengger Maut" berlatar? Film berjudul "TARIAN LENGGER MAUT" memaparkan kisah yang mempertemukan sebuah desa baru, Pagar Alas, dengan seorang dokter yang menyembunyikan sisi gelapnya sebagai seorang pembunuh berdarah dingin dengan obsesi terhadap jantung manusia.
-
Siapa yang dirayakan di Hari Film Sedunia? Hari Film Sedunia juga menjadi momen untuk merayakan para sineas, aktor, sutradara, penulis skenario, dan seluruh tim produksi yang berkontribusi dalam menciptakan karya seni yang menginspirasi dan memotret realitas kehidupan.
Tiga bersaudara itu terdiri dari Nelson, Joshua, dan Othniel. Namun, kakak tertua yaitu Nelson Wong sudah tertarik duluan dengan dunia film sejak dirinya menempuh pendidikan di Amerika Serikat.
Nelson lalu memutuskan untuk fokus di studi teknik penciptaan imaji atau Imagemaking di Hongkong tahun 1920-an.
Melihat sang kakak tertua yang sibuk dengan dunianya itu memicu sang adik-adik yaitu Joshua dan Othniel untuk ikut terjun di kancah industri perfilman.
Seperti apa kisah dari Wong Bersaudara ini? Simak ulasan informasinya berikut.
Ditawar Membuat Film
Dihimpun dari beberapa sumber, saat Nelson tiba di Hindia Belanda tahun 1927 ia sudah menjalin kerja sama dengan rombongan teater.
Saat itu sang pemilik menawarkan pembuatan film kepada Nelson yang dibintangi oleh pemain-pemain teater.
Nelson yang tergiur dengan tawaran tersebut memaksanya untuk memindahkan keluarganya ke Hindia Belanda.
Meski awalnya tidak diketahui keluarganya, Nelson sudah memproduksi sejumlah film layar lebar dengan studio yang berbeda tetapi masih dalam satu nama perusahaan yaitu Halimoen Film.
Selain itu, mereka bertiga datang ke Hindia Belanda hanya dengan modal seadanya yaitu Pathe 35mm Cinecamera, perlengkapan pendukung, dan keahlian proses development film.
Produksi Film
Wong Bersaudara berhasil memproduksi film perdananya berjudul Lily van Java pada tahun 1929.
Ketika sang kakak tertua yakni Nelson jatuh sakit, Joshua bersama Othniel bekerja sama dengan Albert Balink dan Mannus Franken untuk memproduksi film "Pareh".
Pada tahun 1937, Wong Bersaudara kembali menjalin kerja sama dengan Albert Balink dalam sebuah film berjudul Terang Boelan. Film ini kemudian sangat laris dan otomatis membuat keuangan Wong Bersaudara meningkat pesat.
Kemudian, mereka bertiga masih konsisten produksi film namun di bawah perusahaan Tan's Film.
Setelah pendudukan Jepang, Joshua dan Othniel beralih profesi menjadi pedagang dan sempat vakum dari dunia film. Sampai pada tahun 1948 mereka comeback bersama Tan Bersaudara.
- Selundupkan Burung Cenderawasih dan Berang-Berang, Aktor Bollywood Ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta
- The Teng Chun, Produser Keturunan Tionghoa yang Sukses Merintis Perusahaan Film di Hindia Belanda
- Fakta Menarik Pareh, Film Hindia Belanda yang Sukses di Pasaran Tapi Bikin Produsernya Bangkrut
- Sejarah 14 Maret 1931: Perilisan Bersejarah Alam Ara, Film Bersuara Pertama di India
Kelola Laboratorium Film
Dilansir dari akun Instagram sinematografer_indonesia , ketiganya mengelola sebuah laboratorium film yang berlokasi di Bojong Loa, Bandung.
Untuk membagi pekerjaannya, mereka membaginya dengan sistem jobdesc, apabila dua orang sudah ada di bidang produksi, maka satu orang terakhir bertugas di pascaproduksi.
Film berjudul Lily van Java menjadi film produksi etnis Tionghoa pertama dan menjadi film fiksi terpanjang kedua setelah Loetoeng Kasaroeng di Hindia Belanda.
Nelson pun bertanggung jawab sebagai sutradara dan juru kamera di bawah perusahaan Halimoen Film.
Film Bersuara di Hindia Belanda
Tahun 1935, Othniel merilis film Boenga Roos dari Tjikembang yang diambil dari sebuah novel. Film ini sebagai "film bersuara" bukan "film bicara" pada era Hindia Belanda.
Wong Bersaudara meminta bantuan Lemmens atau teknisi radio untuk membuat alat merekam suara.
Dari Wong Bersaudara, kita bisa belajar bahwa teknik film bukan hanya soal kualitas gambar/visual atau suara saja, melainkan alur cerita atau storytellingnya juga harus diperhatikan.
Dari mereka juga lahirnya kata-kata "juru kamera" atau "cameraman" yang berangkat dari pengerjaan teknis di lapangan hingga di laboratorium serta menyadari adanya kebutuhan asisten kamera dan teknisi pencahayaan dalam setiap proses produksi film.