Mengenal Kitosan, Produk Olahan Limbah Kulit Udang Bernilai Ekonomi di Medan
Kelompok Pekerja Mandiri Amanah (Pemanah) di bawah binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fuel Terminal (FT) Medan Grup telah menciptakan produk bernama Kitosan yang diolah dari limbah kulit udang.
Kelompok Pekerja Mandiri Amanah (Pemanah) di bawah binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fuel Terminal (FT) Medan Grup telah menciptakan produk bernama Kitosan yang diolah dari limbah kulit udang.
Kelompok Pemanah ini bermarkas di Kelurahan Pekan Labuhan, Kota Medan, Sumatra Utara. Ketua Kelompok Pemanah, Syahrizal, mengatakan bahwa produk ini sudah berhasil sejak pertengahan 2022. Saat ini Pemanah berhasil mengolah limbah kulit udang sebanyak 144 kilogram setiap 6 bulan.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja bakti di Sumut? Saat kerja bakti, tak jarang terjadi komunikasi yang intens antarwarga.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
-
Kapan Suwardi memulai budidaya belut? Ia sudah menjalankan usaha itu sejak 3 tahun lalu.
-
Mengapa serangan harimau di Sukabumi menjadi sorotan media asing? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
"Rata-rata 24 Kilogram kulit udang per bulan yang berhasil diolah. Alhamdulillah, ada pemasukan tambahan sekitar Rp5,6 juta per bulan," ucapnya, mengutip dari liputan6.com (10/6).
Apa Itu Kitosan?
©2018 Merdeka.com/Pixabay
Kitosan merupakan sebuah zat yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini disebabkan karena Kitosan memiliki kandungan polikation alami yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang.
"Kitosan adalah bahan pengawet alami. Karena itu, produk ini dapat diaplikasikan untuk produk ikan selain garam, dan produk pindang sebagai pengganti formalin," terang Syahrizal.
Menurut Syahrizal, proses pembuatan Kitosan ini dimulai dari kulit udang sebagai bahan utamanya yang direbus dalam suhu 80 sampai 90 derajat. Lalu dicampur dengan beberapa bahan seperi Hcl sebanyak 37 persen, NaOH 40 gram/L dan 60 ml HaOH untuk mendapatkan senyawa kitin. Kemudian dikeringkan menggunakan oven dan digiling menjadi berupa bubuk.
"Produk ini dijual kepada pengusaha pengopekan udang dan digunakan sebagai bahan pengawet alami makanan," katanya.
Sedang Kembangkan Alat
©2012 Merdeka.com/arie basuki
Syahrizal mengatakan, saat ini Kelompok Pemanah sedang mengembangkan alat pembuat Kitosan yang dapat mempersingkat waktu produksi. Nanti, alat yang sedang dikembangkan itu bisa menampung 10 kilogram limbah kulit udang dalam satu kali produksi.
"Bisa mempersingkat waktu produksi dari dua hari menjadi empat jam saja," lanjutnya.
Kelompok Pemanah ini mayoritas berlatar belakang sebagai tunakarya dan pekerja harian lepas. Program ini berlokasi di sekitar wilayah Ring I FT Medan Group di Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.
Pada tahun ini, mereka menargetkan adanya side product menjadi bahan hand sanitizer, edible coating dan pembalut luka bagi penderita diabetes, sehingga dapat menambah nilai ekonomi bagi kelompoknya.
Dalam menjalankan program ini, Tim CSR Fuel Terminal Medan Group juga menggandeng mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).
Pengembangan Program CSR
Dikatakan Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, program produk Kitosan adalah pengembangan lanjutan dari program CSR sebelumnya, Pekan Labuhan Bestari (Pelari).
"Ini merupakan komitmen kelompok binaan CSR FT Medan Group untuk terus berkolaborasi dan berinovasi. Sebelumnya ada program Ecoenzym pada program pelari dan saat ini mengembangkan Kitosan," tuturnya.
Program ini guna mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12 tentang pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
"Ke depan kami berharap program ini dapat terus mendukung SDGs nomor 12 dan Environmental, Social, & Governance (ESG) dalam menciptakan masyarakat tangguh lewat pemberdayaan ekonomi," ucap Satria.