Kodak Menemukan Kamera Digital Pertama Kali pada 1975, Tapi Kenapa Bangkrut?
Sebelum kamera digital marak di pasaran, Kodak pernah menguasai dunia fotografi.
Kodak yang dulu makmur, kini hancur
Kodak Menemukan Kamera Digital pada 1975, Tapi Kenapa Bangkrut?
Mendengar nama Kodak tentu yang terlintas di kepala adalah kamera analog.
Meski sudah banyak ditemukan kamera digital, seperti DSLR hingga mirroless, tetapi tidak sedikit para pencinta fotografi masih menggunakan kamera analog agar dapat jepretan sesuai keinginan. Sebelum kamera digital marak di pasaran, dulu kamera Kodak sempat menjadi raja di dunia fotografi.
-
Kapan kroket kentang dianggap matang? Goreng kroket dengan minyak yang cukup panas dan banyak sampai berwarna keemasan, lalu angkat dan tiriskan minyaknya.
-
Bagaimana cokelat pirang tercipta? Ia rupanya begitu terbawa suasana selama pertunjukan sehingga membiarkan cokelat putihnya meleleh dalam bain-marie selama empat hari. Ketika ia akhirnya kembali ke sana, cokelatnya telah berubah menjadi cokelat pucat yang memiliki bau dan rasa sangat berbeda.
-
Bagaimana cara peneliti memastikan keaslian foto tengkorak raksasa tersebut? Penelusuran dilakukan menggunakan perangkat pemeriksa gambar Artificial intelligence (AI), Hive Moderation untuk mencari keasliannya gambar tersebut. Gambar terakhir, menampilkan seorang perempuan berfoto di samping tengkorak hanya menunjukkan 19 persen probabilitas dibuat dengan AI.
-
Kenapa sabun muka khusus jerawat penting? Wajah berminyak dan kotor bisa meningkatkan risiko jerawat karena penumpukan kotoran dan penyumbatan pori-pori.
-
Apa itu kerupuk banjur? Mengutip Instagram Budaya Jabar, Senin (18/9), kerupuk banjur merupakan kudapan tradisional khas masyarakat Sunda di wilayah Bandung, Jawa Barat.Kerupuk yang digunakan merupakan kerupuk mi berwarna kuning yang besar dan renyah. Kemudian kerupuk disiram dengan kuah bumbu oncom yang menggugah selera.
-
Bagaimana kerangka-kerangka raksasa tersebut diawetkan? Kerangka ini tingginya sekitar 2,4 sampai 3 meter, telah dimumifikasi seperti mumi-mumi Mesir kuno.
Ya, hampir semua toko kamera bisa dipastikan menyediakan kamera yang dicetuskan oleh George Eastman itu.
Sayangnya, brand yang dulu menguasai pasaran itu, kini bangkrut karena berbagai alasan. Banyak pihak yang menilai Kodak bangkrut karena kalah saing dengan kamera digital.
Tentu ini sangat ironi, sebab diketahui bahwa Kodak menjadi perusahaan pertama menemukan kamera digital. Lantas, kenapa Kodak bisa bangkrut? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Forbes dan sumber lainnya berikut
Perusahaan Kodak Didirikan oleh George Eastman
Kamera Kodak pertama kali ditemukan oleh George Eastman dan mulai dipasarkan pada tahun 1888.
Perusahaan bernama Eastman Kodak Company yang bermarkas di Rochester, New York, itu memperkenalkan penggunaan roll folm di dunia fotografi. Sejak kemunculannya, Kodak langsung disambut baik oleh masyarakat luas, terutama pencinta fotografi.
Pasalnya, konsumen hanya perlu membeli roll film untuk dipasang di kamera dan memotret. Setelah itu, pencucian dan percetakan dilakukan oleh Kodak. Adapun roll film yang dimiliki Kodak saat itu mampu dipakai untuk pengambilan sampai 100 gambar. Saat itu, Kodak sebenarnya punya pesaing berat yaitu FujiFilm, perusahaan kamera asal Jepang. Meski FujiFilm dibanderol dengan harga lebih murah, nyatanya mayoritas orang Amerika Serikat lebih menyukai Kodak.Pada abad ke-20, perusahaan ini sukses mendominasi dalam penjualan produk kamera.
Bahkan pada tahun 1976, Kodak menjadi penguasa pasar dengan memperoleh 89 persen dari penjualan produknya di Amerika Serikat.
Kenapa Kodak Bisa Bangkrut?
Setelah puluhan tahun menguasai pasar fotografi, kenyataan pahit harus dialami Kodak. Ya, perusahaan yang memiliki slogan “You press the button, we do the rest” itu pada tahun 2012 lalu dinyatakan bangkrut.
- Kisah Penjual Nasi Bebek & Pengusaha Batik, Digitalisasi Melaju UMKM Maju
- 24 Alat Peraga Kampanye Dirusak, PAN Kota Kediri Lapor ke Bawaslu dan Polisi
- Wali Kota Tarakan Raih Apresiasi Tokoh Indonesia Kategori Pengembangan Digitalisasi
- FOTO: Kompaknya Kapolda Metro dan Pangdam Jaya Terjun ke Kali Ciliwung untuk Bersihkan Sampah
Banyak pihak menilai bahwa keterpurukan yang dialami Kodak karena kalah saing dengan kamera digital yang saat itu semakin banyak ditemukan di pasaran.
Nasib buruk yang dialami Kodak tentu cukup ironi.
Pasalnya, pada 1975 silam karyawan Kodak, Steven Sasson, diketahui justru yang pertama kali menemukan kamera digital. Sayangnya, ciptaan Sasson itu ditolak para petinggi Kodak yang menilai film dan cetak saat itu masih sangat populer. Berkaca dari kasus ini, menurut para pengamat ada beberapa kesalahan yang dilakukan Kodak sampai akhirnya perusahaan ini mati, antara lain:
Kodak Tidak Berani Melakukan Perubahan
Perusahaan yang tidak bisa beradaptasi dengan zaman, bisa dipastikan bakal ketinggalan dan bangkrut. Ini yang sesungguhnya dialami Kodak.
Meski pada 2005 lalu mencoba menjual beberapa produk kamera digital, tetapi Kodak dinilai tidak sanggup meramalkan masa depan. Harusnya saat Sasson memperkenalkan kamera temuannya pada 1975 langsung melakukan perubahan. Kodak pun dinilai telat dan tidak sanggup menghadapi para kompetitor yang lebih cepat di industri digital. Ya, perusahaan yang didirikan oleh George Eastman ini tak mampu menghadapi persaingan dengan kemunculan kamera digital. Padahal sebenarnya Kodak punya peluang besar bikin kamera digital pada 1975 silam.
Akan tetapi, peluang itu tidak dimanfaatkan dengan baik karena takut akan membunuh bisnis roll film miliknya. Akibatnya, laba terus menurun hingga 73 persen pada triwulan I-1983, yang membuatnya semakin sulit untuk bertahan dan berakhir gulung tikar.
Kodak Bangkrut karena Melewatkan Peluang Bisnis
Selain tidak berani melakukan terobosan-terobosan baru, Kodak juga acap melewatkan peluang bisnis. Pada Januari 2012, sebenarnya Kodak pernah memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun sejumlah pengamat teknologi mengatakan bahwa kamera baru tersebut tidak bisa terhubung tanpa smartphone atau koneksi internet.
Pengamat juga memberikan pendapatnya bahwa orang tidak akan tertarik dengan fitur baru, kecuali sesuatu yang revolusioner.
Padahal saat itu Kodak memiliki peluang besar menjadi kelompok media sosial, jika mampu meyakinkan konsumennya untuk menggunakan layanan online seperti menyimpan, berbagi, dan mengedit foto mereka.
Alih-alih menjawab tuntutan zaman tersebut, Kodak justru lebih berfokus pada produknya.
Hal tersebut yang kemudian membuatnya kalah dalam pertempuran di industri digital. Akibat dari kebangkrutan ini, mereka harus melepas lebih dari 50 ribu karyawan, menutup 13 pabrik film, dan 130 lab foto. Cukup tragis memang.