Mengenal Geriten, Rumah Penyimpanan Kerangka Manusia Asal Karo
Geriten adalah rumah khusus yang dibuat untuk tempat menyimpan tulang-tulang atau kerangka manusia yang telah meninggal dunia. Biasanya, kerangka ini diletakkan di tempat tersebut setelah dilakukan tradisi Mangokkal Holi.
Sumatra Utara memiliki banyak kebudayaan yang sangat menarik untuk diketahui orang banyak. Ada berbagai macam budaya dan adat-istiadat yang selama ini telah hidup bersama kehidupan masyarakat di sana.
Salah satu yang memiliki adat-istiadat yang masih kental adalah masyarakat Karo. Ada satu tradisi dari masyarakat Karo yang memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu menempatkan kerangka manusia yang telah meninggal di sebuah rumah yang disebut Geriten.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Kenapa orang Indonesia punya tradisi unik saat pindah rumah? Percaya Nggak Percaya Pindah rumah di Indonesia nggak bisa dilakukan dengan sembarangan karena banyak hal unik yang masih dijalankan. Tujuannya adalah buat mendatangkan keberuntungan dan hal baik untuk si pemilik rumah selama menempati rumah baru tersebut.
-
Kapan Kain Batik Besurek ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia? Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kain ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2015 silam.
-
Bagaimana cara melestarikan tari tradisional di Indonesia? Mendidik dan melatih generasi muda untuk mempelajari dan menguasai tari tradisional dari daerah asalnya. Hal ini dapat dilakukan melalui kurikulum sekolah, sanggar tari, komunitas tari, atau media daring.
Geriten adalah rumah khusus yang dibuat untuk tempat menyimpan tulang-tulang atau kerangka manusia yang telah meninggal dunia. Biasanya, kerangka ini diletakkan di tempat tersebut setelah dilakukan tradisi Mangokkal Holi.
Tradisi ini adalah upacara adat yang diselenggarakan untuk menggali makam orang yang sudah lama meninggal untuk diambil tulang-belulangnya dan dipindahkan ke tempat yang baru.
Bukan Kerangka Sembarang Orang
Sumber: tobatabo.com ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman gobatak, tidak semua masyarakat Karo yang meninggal kerangkanya bisa disimpan di Geriten ini. Kerangka manusia yang ditempatkan di Geriten adalah kerangka penghulu, yaitu kepala desa.
Di samping itu, orang tersebut semasa hidupnya harus mempunyai tingkah laku dan pekerti yang baik. Orang yang meninggal tersebut haruslah menjadi teladan, karenanya akan dirayakan setiap waktu tertentu untuk mengenang tingkah lakunya tersebut.
Upacara Kematian
Zaman dahulu, masyarakat Karo yang meninggal tidak langsung dikebumikan tetapi diadakan upacara adat kematian untuk menghormati jenazahnya. Jenazah orang tersebut akan dimakamkan untuk sementara dan akan digali lagi setelah beberapa tahun kemudian untuk disimpan di dalam geriten.
Tulang-tulang atau kerangka yang sudah kering akan dibungkus dengan kain putih, lalu dimasukkan ke dalam geriten, diikuti dengan upacara yang disebut Nurun-Nurun.
Fungsi Lain Geriten
Sumber: tobatabo.com ©2020 Merdeka.com
Selain berfungsi untuk menyimpan kerangka sanak keluarga pemilik yang telah meninggal, bagian bawah Geriten ini merupakan tempat duduk atau tempat berkumpul bagi sebagian warga, terutama kaum muda.
Disini lah merupakan tempat bertemunya seorang pemuda dengan sang gadis untuk saling lebih mengenal antara satu dengan yang lainnya.
Bentuk Bangunan Geriten
Geriten berbentuk seperti rumah adat, tetapi bentuknya jauh lebih kecil, kira-kira 2.5 meter x 2.5 meter. Geriten ini berdiri di atas tiang dan mempunyai dua lantai. Lantai bawah tidak berdinding sedangkan lantai di atasnya berdinding.