24 Tahun Tragedi KM Peldatari, Tenggelam di Danau Toba dan Tak Pernah Ditemukan
Pada tanggal 14 Juli 1997, KM Peldatari I tenggelam di Danau Toba dan memakan puluhan korban jiwa. Sementara bangkai kapal belum ditemukan hingga saat ini.
Danau Toba di Sumatra Utara (Sumut) memang menyimpan keindahan alam yang begitu luar biasa. Namun, selain alamnya yang indah, Danau Toba juga terkenal lantaran banyaknya kasus tenggelamnya kapal yang hingga saat ini masih menyisakan pilu.
Terakhir kali, ingatan tentang Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba pada 18 Juni 2018 lalu masih melekat jelas dibenak publik Tanah Air.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Namun, ternyata 24 tahun silam, tepatnya tanggal 14 Juli 1997, terjadi kecelakaan kapal KM Peldatari I di Danau Toba yang memakan puluhan korban jiwa. Sementara bangkai kapal belum ditemukan hingga saat ini.
Tenggelamnya KM Peldatari I ini merupakan salah satu insiden besar di Danau Toba yang belum tuntas hingga saat ini, meski puluhan tahun sudah berlalu.
Melansir dari Liputan6.com, berikut kisah tenggelamnya KM Peldatari I selengkapnya.
Kelebihan Muatan
Tragedi nahas tenggelamnya KM Peldatari I ini disebabkan karena kapal mengalami kelebihan muatan. Seharusnya, kapal hanya mampu mengangkut 70 penumpang. Namun pada saat kejadian, kapal tersebut dipenuhi penumpang hingga lebih dari 200 orang.
Tak hanya mengangkut ratusan warga, saat itu kapal juga diketahui mengangkut puluhan kendaraan bermotor.
Insiden itu bermula saat KM Peldatari I melakukan perjalanan di malam hari dari Dermaga Ajibata. Saat itu kapal mengangkut ratusan warga yang baru saja selesai menonton acara penutupan Pesta Danau Toba XVII di Parapat. Acara ini sekarang disebut dengan Festival Danau Toba.
Warga yang ingin pulang usai acara selesai, akhirnya berebut tempat di kapal tersebut hingga memaksakan kapasitas yang tersedia.
Tenggelam Saat Hampir Sampai di Dermaga
Menurut kesaksisan korban selamat, Novendra Sinaga dan Ivana Sidabutar, saat itu kapal tenggelam saat hampir mencapai dermaga atau tepatnya di Pantai Sosor Pasir, Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Saat kapal sudah hampir mencapai dermaga Tomok, sebagian penumpang di bagian anjungan berlomba-lomba pindah ke depan. Mereka berebut tempat agar bisa segera turun saat kapal bersandar di dermaga.
Karena itu kapal tenggelam. Akibat muatan sebagian besar pindah ke bagian depan kapal, menyebabkan kapal akhirnya benar-benar tenggelam.
Bangkai Kapal Tak Pernah Ditemukan
Saat itu, operasi pencarian korban dan badan kapal oleh TIM SAR dilakukan selama 4 hari pasca kejadian. Diketahui kapal tenggelam di kedalaman 150 meter. Meski begitu, petugas saat itu tidak bisa menemukan bangkai kapal dikarenakan medan yang sulit.
85 penumpang berhasil selamat dalam insiden tersebut, sementara lebih dari 83 penumpang lainnya dinyatakan hilang dan tidak ditemukan hingga saat ini.
Dari investigasi insiden ini saat itu disimpulkan, kecelakaan disebabkan oleh kelalaian operator kapal yang mengangkut muatan berlebih dan kurangnya kesadaran masyarakat akan keselamatan jiwa.