Mengunjungi Huta Siallagan di Pulau Samosir, Situs Tertua Peninggalan Suku Batak
'Huta' dalam bahasa Batak artinya kampung, sedangkan 'Siallagan' diambil dari nama Raja Siallagan. Dulunya, kampung ini didirikan oleh keluarga Batak yang memiliki marga Siallagan dan dipimpin oleh Raja Siallagan itu sendiri.
Apabila sedang berkunjung ke Sumatra Utara, jangan lupa menyempatkan waktu untuk menyeberang ke Pulau Samosir. Di tengah pulau itu, ada Huta Siallagan yang konon katanya merupakan situs tertua peninggalan Suku Batak.
Desa ini masih sangat kental dengan budaya Batak, bahkan terdapat sebuah patung yang bertuliskan aksara Batak sebagai tanda ucapan selamat datang di Huta Siallagan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa yang ditemukan di situs sejarah di Desa Ngloram? Di tengah situs itu terdapat tumpukan batu yang berundak. Di sana terdapat makam yang tak diketahui pemiliknya. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden dengan bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut dengan Punden Ngloram.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
'Huta' dalam bahasa Batak artinya kampung, sedangkan 'Siallagan' diambil dari nama Raja Siallagan. Dulunya, kampung ini didirikan oleh keluarga Batak yang memiliki marga Siallagan dan dipimpin oleh Raja Siallagan itu sendiri.
Kompleks situs Huta Siallagan ini terdiri dari Rumah Adat dan Kursi Parhapuran Huta Siallagan. Secara geografis, kampung ini berada di Kecamatan Simalindo, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.
Dihuni Keluarga Satu Kerabat
Foto: travelingyuk.com/Rero Rivaldi ©2022 Merdeka.com
Kampung berisikan beberapa kelompok rumah yang dihuni oleh keluarga dari satu kerabat yaitu Siallagan. Huta ini dibangun dengan alasan sebagai identitas yang akan menjelaskan asal-usul kekerabatannya. Maka, Huta akan dinamai sebagai Huta Marga.
Melansir dari laman indonesia.go.id, ada sekitar 8 Rumah Bolon berumur ratusan tahun yang memiliki fungsi yang berbeda. Ada yang digunakan sebagai rumah raja dan keluarganya, ada juga sebagai tempat pemasungan.
Penuh Ornamen dan Sarat Makna
Rumah Bolon yang berada di kompleks Huta Siallagan ini juga ditemukan ornamen-ornamen khas Batak pada bagian depan rumah. Ornamen tersebut dinamakan Jaga Dompak (topeng dengan ekspresi menakutkan), Singa-Singa (patung kepala singa), patung cicak, dan lambang payudara.
Keberadaan ornamen ini bukan hanya sekadar memperindah desain rumah saja, melainkan mengandung makna di dalamnya.
Jaga Dompak dan Singa-Singa berfungsi sebagai penangkal roh-roh jahat. Sedangkan motif cicak yang biasa disebut Boraspati merupakan hewan yang bisa hidup di mana saja, baik itu rumah mewah dan rumah sederhana. Sementara lambang payudara merupakan simbol kekayaan dan orang dermawan yang harus bisa membantu orang lain.
Terdapat Batu Berbentuk Kursi dan Meja
hananan.wordpress.com ©2022 Merdeka.com
Situs Huta Siallagan terdapat sebuah batu besar berbentuk kursi dan meja yang dikenal dengan nama Batu Persidangan. Konon, meja dan kursi tersebut menjadi saksi bisu persidangan kepada orang yang berbuat kejahatan.
Susunan bati-batu ini terdiri dari sembilan kursi, ada tempat duduk untuk raja, dukun, dan orang yang melakukan kejahatan.
Melansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, di samping kursi dan meja persidangan, tumbuh pohon yang disebut Pohon Kebenaran. Karena, setiap keputusan pengadilan yang diputuskan raja akan disumpahkan ke pohon tersebut.
Tempat Pengadilan Sekaligus Pemancungan
Apabila para pelaku terbukti melakukan kejahatan, tentu hukumannya tidak enteng. Jika kejahatan ringan, akan diberikan hukuman pasung. Namun, jika pelaku melakukan kejahatan berat, maka pelaku akan dijatuhi hukuman pancung atau potong kepala.
Waktu eksekusi tiba, para pelaku kejahatan akan ditempatkan di sebuah meja batu dengan mata ditutup dengan kain ulos. Pertama, pelaku akan diberi semacam ramuan untuk melemahkan ilmu hitam. Kemudian, pelaku akan dipukul menggunakan tongkat tunggal panaluan.
Masih dalam proses eksekusi, pakaian pelaku dilucuti untuk memastikan tidak ada jimat, kemudian badan pelaku di sayat hingga mengeluarkan darah. Parahnya lagi, luka bekas sayatan tadi disiram dengan air asam hingga tubuh pelaku lemah. Barulah eksekusi penggal kepala dilakukan.
kebudayaan.kemdikbud.go.id ©2022 Merdeka.com
Situs Huta Siallagan yang penuh dengan cerita-cerita menyeramkan sekaligus bagian dari sejarah Suku Batak, tempat ini sudah diresmikan menjadi kampung wisata oleh Presiden RI, Joko Widodo. Situs Huta Siallagan ini diperbaharui oleh pemerintah dengan tujuan untuk konservasi adat budaya sekaligus sebagai destinasi wisata baru di Pulau Samosir.