Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar
Nama HR Rasuna Said diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Jakarta Selatan.
Nama HR Rasuna Said diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Jakarta Selatan.
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar
Rasuna Said adalah seorang perempuan yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia yang membela hak-hak kesetaraan wanita.
HR Rasuna Said dikenal dengan sifatnya yang gigih dan tidak patah semangat dalam memperjuangkan hak wanita seperti yang dilakukan oleh RA Kartini.
Sosoknya yang keras dan memiliki wawasan luas, ia menggunakan kelebihannya itu untuk mengubah peran wanita di Indonesia.
Wanita Asal Agam
HR Rasuna Said lahir di Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat pada 14 September 1910. Sikap dan rasa perjuangan itu menular dari sang ayah, Muhammad Said yang juga seorang aktivis dan saudagar Minangkabau.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Siapa yang menculik Sukarno dan Hatta? Aksi ini dimulai saat para pemuda mendesak Sukarno untuk segera bertindak setelah Jepang menyerah pada sekutu. Sukarno Menolak Permintaan Para Pemuda Untuk Mengobarkan Revolusi dan Melawan tentara Jepang Sempat terjadi ketegangan saat seorang pemuda membawa senjata tajam dan seolah ingin mengancam Sukarno.
-
Apa yang dilakukan Rasuna Said untuk memperjuangkan hak-hak perempuan? Rasuna Said dikenal sebagai aktivis, politikus, dan pahlawan nasional yang vokal memperjuangkan hak-hak perempuan serta melawan kolonialisme Belanda.
-
Kapan Ratu Suhita mulai memimpin Majapahit? Pada masa Ratu Suhita dampak Perang Paregreg mulai mereda. Kepemimpinan Ratu Suhita bersama suaminya Ratnapangkaja memimpin Majapahit dalam kurun waktu cukup lama.
-
Siapa yang mengundurkan diri dari jabatan ketua tim pemenangan Ganjar-Mahfud di Sulawesi Selatan? Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto menyampaikan telah mengundurkan diri sebagai Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Pranowo-Mahfud MD Sulawesi Selatan.
Masa kecil Rasuna Said berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Ia tumbuh besar di rumah pamannya lantaran sang ayah berkutat dengan pekerjaan sehingga jarang ada di rumah. (Foto: merdeka)
HR Rasuna Said menempuh pendidikan di sekolah agama yaitu di Diniyah School yang memadukan ajaran agama dan mata pelajaran khusus. Setelah lulus Sekolah Dasar, ia langsung melanjutkan sekolah di pesantren Ar-Rasyidiyah.
Aktif di Pergerakan
HR Rasuna Said yang terkenal cerdas di bangku sekolah membuatnya tergugah untuk memperjuangkan hak-hak wanita yang dia mulai saat bergabung dengan Sarekat Rakyat.
Kemudian, ia bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) pada tahun 1930-an di Bukittinggi. Dari sinilah, jiwa Rasuna Said mulai menggelora dengan memperjuangkan kesetaraan gender.
Perjuangkan Hak Wanita
Saat Rasuna Said mulai mengajar, dari situlah ia mengamati kemajuan pendidikan bagi kaum wanita. Maraknya Poligami di Minang pada saat itu membuat Rasuna Said terpancing dan menganggap kelakuan tersebut merupakan dari pelecehan terhadap kaum wanita.
Tak hanya itu, ia juga memikirkan bahwa wanita tidak "setara" dengan pria apabila mampu mendirikan sekolah, tetapi harus dilakukan melalui perjuangan politik.
Meski tak berjalan mulus, Rasuna Said tetap bersikeras untuk memperjuangkan hak wanita sesuai dengan gagasannya.
Pandai Menulis
Perjuangan HR Rasuna Said tak selalu mulus, pada tahun 1932 ia sempat ditangkap karena secara vokal menentang penjajahan Belanda. Dirinya mendekam di jeruji besi bersama dengan sahabatnya, Rasimah Ismail. (Foto: liputan6.com)
Selama di sana, dirinya terus menuangkan keresahan dan ide-idenya dalam tulisan. Sampai pada tahun 1935 saat keluar dari penjara, ia menjadi pemimpin redaksi majalah "Raya".
Tulisannya yang kritis dan tajam, membuat Belanda ketar-ketir. Bahkan mereka menerjunkan polisi "rahasia" untuk mempersempit ruang gerak Rasuna Said pada saat itu.
Merasa terdesak, ia memutuskan untuk pindah ke Medan dan mendirikan perguruan putri bernama Menara Poeteri.
Karir Politik
Pasca kemerdekaan, HR Rasuna Said aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Lalu duduk di kursi Dewan Perwakilan Sumatra sebagai wakil dari Provinsi Sumatra Barat.
Kemudian, ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS). Selanjutnya menjadi Dewan Pertimbangan Agung sesudah Dekrit Presiden tahun 1959.
Ia wafat pada tahun 1965 karena sakit. Sosoknya bisa menjadi suri tauladan yang tak kenal menyerah dalam memperjuangkan hak kesetaraan wanita di Indonesia.
Meski sulit, ia terus bersikeras hingga akhir hayatnya. Pada tahun 1974, namanya diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia dan diabadikan suatu jalan di Jakarta Selatan.