Gula Merah di Serdang Bedagai Ini Unik, Bahan Baku dari Limbah Kelapa Sawit
Sebuah sentra produksi gula merah di Serdang Bedagai telah membuat inovasi menggunakan bahan baku limbah batang kelapa sawit yang sudah tidak produktif.
Gula merah atau biasa yang dikenal gula jawa ini pada dasarnya diproduksi dari air nira aren atau kelapa. Namun, di Serdang Bedagai, lahir inovasi produksi gula merah dari kelapa sawit.
Gula Merah di Serdang Bedagai Ini Unik, Bahan Baku dari Limbah Kelapa Sawit
Lahirkan Langkah Inovatif
Purwaris, pemilik pabrik pembuatan gula merah di Dusun Harapan I, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) membuat inovasi baru pada bahan baku utamanya, yaitu diambil dari limbah kelapa sawit. Lazimnya, limbah sawit hanya berakhir menjadi pupuk saja.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa itu Belut Serigala? Wolf Eels, dengan ukuran yang dapat mencapai 8 kaki, 2 inci, mendominasi habitat Rocky-Reef di pantai Pasifik Amerika Utara, mulai dari Baja California utara hingga Pulau Kodiak, Alaska; serta ke arah barat hingga Rusia dan selatan hingga Laut Jepang.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Diambil dari Batang Kelapa Sawit
Melansir dari kanal Youtube Liputan6, bahan baku yang digunakan Purwaris dalam proses mengolah gula merah tersebut dari bagian batang kelapa sawit. Biasanya, batang-batang yang sudah tidak produktif dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku gula merah.
Adapun bagian batang kelapa sawit yang bisa dilah menjadi gula merah yakni pada bagian ujung atas batangnya yang sudah dibersihkan.
Setelah bersih, ujung batang tadi dipotong-potong lalu di panaskan menggunakan tungku untuk mendapatkan air nira yang menjadi bahan pembuatan gula merah.
Untuk proses memasaknya, seluruh metode pun masih sama. Hanya saja bahan baku yang digunakan oleh Purwaris ini begitu unik dan pastinya bernilai ekonomi.
"Ujung pohon, kemudian dibersihkan, tinggal ujungnya nah lalu kita potong. Kalo kami bilangnya deres. Setelah itu, setiap pagi hingga sore keluar air dari ujung batangnya, nah jadilah air nira sawit.
ujar pemilik pabrik produksi gula merah, Purwaris melansir dari kanal Youtube Liputan6
Produksi Melimpah
Produksi gula merah dari limbah batang kelapa sawit ini rupanya juga ramai peminat. Purwaris dalam sehari bisa memproduksi gula merah sebanyak 500 Kg per harinya.
Tak hanya itu, untuk harganya masih relatif murah, hanya dikisaran Rp13 ribu per kilogramnya.
Proses Pembuatan
Dijelaskan oleh Purwaris, dalam proses pembuatan gula merah dari batang kelapa sawit ini tak jauh beda dengan membuat gula merah pada umumnya. Namun, Purwaris memasak air nira sawit tersebut menjadi setengah matang, lalu ditambahkan gula.
- Si Manis yang Naik Kelas dari Bantul, Hasil Berdaya Perempuan Sanden
- Mengenal GamaWarni, Alat Pewarna Alami untuk Kain Karya Peneliti UGM
- Mengenal Desa BRILIan Trawas: Giat Pelaku UMKM Terus Tumbuh Berikat Inovasi dan Kreativitas Warga
- Ada Badan Riset Inovasi Daerah di Jateng, Ini Fokus yang Dikerjakannya
"Proses pembuatannya kita bawa pulang, terus di masak dulu dalam kuali (panci) ini. Terus di masak sampai setengah matang, kemudian tambahkan gula dan diamkan,"
kata Purwaris
Masih Dipasarkan di Kota Medan
Produk gula merah dari kelapa sawit ala Purwaris ini masih dipasarkan di lingkup daerah saja, artinya masih dijual di Kota Medan dan sekitarnya. Meski begitu, Purwaris berharap produk ini nantinya bisa dipasarkan sampai ke luar Pulau Sumatra