Rumah Baghi, Tempat Tinggal Masyarakat Suku Besemah yang Penuh Makna hingga Tahan Gempa
Selain kuat dan tahan gempa, konsep konstruksi rumah baghi ini juga unik.
Selain kuat dan tahan gempa, konsep konstruksi rumah baghi ini juga unik.
Rumah Baghi, Tempat Tinggal Masyarakat Suku Besemah yang Penuh Makna hingga Tahan Gempa
Setiap suku di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing, tak terkecuali rumah tempat tinggal mereka. Sebagian besar rumah tradisional di Indonesia dibangun menggunakan bahan-bahan dari alam.
Salah satunya yaitu rumah baghi atau biasa disebut dengan ghumah baghi atau ghumah tatahan milik masyarakat Suku Besemah di Sumatera Selatan. Melansir dari beberapa sumber, "ghumah" artinya rumah, sedangkan baghi (dibaca: bari) artinya tua. (Foto: Wikipedia)
-
Kenapa rumah sultan di Sidoarjo menjadi sorotan media sosial? Sebuah rumah megah dengan gaya dekorasi klasik seperti istana Disney tengah menjadi sorotan media sosial. Rumah tersebut dimiliki oleh HJ. Mawar Wahyuningsih, seorang pengusaha asal Sidoarjo yang terkenal rendah hati meskipun memiliki kekayaan luar biasa.
-
Bagaimana kemewahan rumah Sarita Abdul Mukti ditunjukkan? Ketika masuk ke dalam rumah, Anda akan menemukan bahwa bagian interiornya dihiasi dengan furnitur yang sangat mewah. Banyak sofa kulit yang nyaman dan furnitur-furnitur elegan lainnya membuat rumah ini terasa sangat istimewa.
-
Apa yang ditemukan di dalam rumah tersebut? Tim penyelamat terkejut saat berhasil menggali dan mengumpulkan total 92 ular dalam dua kunjungan berbeda.
-
Apa yang menjadi ciri khas rumah Suzzanna di Semarang? Sesuatu yang mewah dan megah yang menjadi ciri khas rumah para kaum kaya pada masa lampau terlihat jelas melalui keberadaan banyak tiang raksasa di area luar.
-
Bagaimana bentuk rumah adat Julang Ngapak di Kampung Sempurmayung? Secara filosofis, Julang Ngapak menggambarkan bentuk atap yang menyerupai seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya tampak melebar, dengan bagian dengan dan belakangnya memiliki motif berbentu “X” sebagai gambaran dari kepala dan ekor burung.
-
Apa itu rumah paku? Rumah paku mulai jadi perbincangan pada 2001 setelah ada rumah 5 lantai yang berdiri di tengah jalan tol di provinsi Zhejiang, Cina. Rumah tersebut milik pasangan lansia yang menolak digusur karena tak sepakat dengan nilai kompensasi dan tempat relokasi yang ditawarkan pengembang.
Bagi masyarakat Suku Besemah, rumah baghi ini sangatlah berarti. Hal ini dikarenakan rumah tersebut sudah digunakan secara turun-temurun sejak ratusan tahun lalu oleh para nenek moyang Suku Besemah.
Masih ada keunikan lain dari rumah baghi yang patut untuk diulas satu per satu. Simak informasi selengkapnya yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber berikut ini.
Tahan Terhadap Gempa
Dihimpun dari beberapa sumber, rumah baghi ini memiliki pondasi yang kuat dan kokoh. Hal ini dikarenakan dalam proses pembangunannya menggunakan kayu-kayu berkualitas yang diambil dari hutan-hutan di sekitarnya.
Kayu-kayu tersebut bukan hanya digunakan sebagai pondasi, tetapi jug untuk dinding, lantai, dan kayu ukiran. Maka dari itu, rumah baghi ini cukup tahan gempa.
Kuncinya adalah pada tiang-tiang yang ditempel batu sehingga apabila ada guncangan, kayu-kayu tadi akan bergerak dinamis.
Selain kuat dan tahan gempa, konsep konstruksi rumah baghi ini juga unik. Pasalnya, setiap sudutnya tidak menggunakan paku tetapi menggunakan pasak yang menghubungkan bagian rangka.
Sementara untuk kerangka dindingnya, biasanya akan dipasang mengikuti lubang alurnya sebagai bagian penguatnya seperti layaknya di paku.
Tidak Memiliki Jendela
Selain dari kerangka bangunan, keunikan lain dari rumah baghi ini adalah tidak memiliki jendela dan hanya memiliki satu daun pintu yang berada di bagian tengah. Daun pintu tersebut terbuat dari bahan kayu dengan engsel berupa sumbu.
Selain tidak memiliki jendela, di dalam rumahnya pun tidak ada sekat atau kamar. Bentuknya rumah panggung dengan tinggi hampir 2 meter yang berfungsi agar terhindar dari gangguan binatang buas serta menaruh kayu bakar.
- Penyebab Banyak Bangunan di Garut Rusak, Meski Pusat Gempa di Kabupaten Bandung
- Ingin Punya Rumah Minimalis, Mending Bangun Baru atau Renovasi Bangunan Lama? Ini Dia Jawabannya
- Penampakan Rumah Berumur 206 Tahun di Rembang, Sudut-Sudut Ruangannya Bikin Penasaran
- Uniknya Rumah Batak Karo Siwaluh Jabu, Berbahan Kayu dan Bikin Penghuninya Tak Kepanasan
Untuk lantai di dalam ruangan memiliki dua tingkat. Lantai yang lebih tinggi itu terdapat pada bagian depan ruangan. Tempat tersebut diperuntukan sebagai tempat duduk meraje, yaitu keluarga dari garis keturunan laki-laki, seperti kakek, wak, dan paman.
Pada bagian bawah digunakan untuk anak belai, yaitu keturunan perempuan beserta suami dan anak cucu mereka. Dari sini terlihat jelas jika Suku Besemah mengusung garis keturunan patrilineal.
Bantuan Roh Halus
Keberadaan rumah baghi tidak hanya sebagai rumah hunian, tetapi juga menjadi simbol status sosial seseorang yang terlihat jelas dari besar kecilnya rumah tersebut.
Melansir dari kanal Liputan6.com, terdapat dua versi bagaimana masyarakat Besemah mengumpulkan kayu-kayu tersebut.
Pertama, kayu-kayu tersebut dibawa oleh roh halus yang didatangkan saat pemilik rumah hendak membangun rumah baghi. Sedangkan versi lainnya adalah proses pembawaan kayu tadi dibantu oleh hewan ternak, seperti sapi atau kerbau.
Masyarakat Suku Besemah sejak ratusan tahun lalu sudah memiliki insting dan jiwa seni yang sangat tinggi. Bahkan, mereka memiliki cara sendiri agar rumah tersebut bisa berdiri dengan kokoh dan kuat.
Terancam Punah
Sayangnya, seiring berjalannya waktu keberadaan rumah baghi mulai terpinggirkan. Kini jumlah yang tersisa sudah sangat sedikit di Sumatera Selatan. Pada tahun 2017 rumah ini hanya tinggal sekitar 13 unit saja.
Selain itu, rumah-rumah ini sudah tidak terawat karena tidak dihuni. Bahkan, rumah tersebut ditinggal begitu saja oleh pemiliknya sehingga kayu-kayunya sudah termakan rayap.
Parahnya lagi, jenis kayu yang digunakan sebagai bahan dasar bangunan sudah semakin jarang ditemukan.