SD di Sumut Atapnya Dicuri dan Kondisinya Memprihatinkan, Kepsek Lapor Polisi
SD Negeri 200218 Padangsidimpuan, Sumatra Utara, saat ini kondisinya memprihatinkan. Atap sekolah dicuri dan banyak fasilitas bangunan sekolah yang rusak.
Atap sekolah SD Negeri 200218 Padangsidimpuan, Sumatra Utara (Sumut) dicuri oleh orang tak bertanggungjawab. Sekolah ini saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Selain atap bangunan yang hilang, gedung sekolah pun dalam kondisi rusak dan tidak layak.
Aksi pencurian dan kerusakan berbagai fasilitas sekolah ini akhirnya dilaporkan oleh Kepala SD Negeri 200218 Padangsidimpuan, Alihot Suhaimi Harahap, ke Polres Padangsidimpuan.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Di mana Sekolah Dalang Keraton Mangkunegaran berada? Sekolah dalang itu lebih dikenal dengan nama “Pasinaon Dalang Mangkunegaran”.
-
Mengapa kepala sekolah SDN 1 Cibeureum dipecat? Agar mendapat efek jera, Nopi Yeni selaku kepala sekolah diketahui telah dipecat dan diberikan sanksi yang sesuai.
-
Kapan rumah dinas para pendeta di Kedungjati diubah menjadi sekolah dasar? Kini rumah dinas itu berubah menjadi sekolah dasar.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Di mana Sulaiman bersekolah? Oki Setiana Dewi dan anak-anak tercinta sudah berada di Mesir.
“Pencurian dan perusakan itu sudah saya laporkan ke Polisi. Saat ini Dinas Pendidikan, atas perintah Wali Kota, sedang memperbaiki kembali bangunan dan mobiler yang rusak,” kata Alihot pada Selasa (12/10).
Alihot mengatakan, kondisi sekolahnya saat ini sangat memprihatinkan. Selain atapnya yang dicuri, berbagai fasilitas sekolah seperti jendela, pintu, meja dan kursi juga dirusak. Sementara lemari-lemari tidak ada di sekolah dan banyak buku-buku yang berserakan di lantai.
"Pada bagian sekolah yang dicuri atapnya dan dirusak jendela, pintu, meja, kursi dan lemarinya itu berada di perbukitan sekitar Jalan Mangaraja Maradat/Jalan Melati, Kelurahan Ujung Padang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan," ucap Alihot.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Sudah Lima Kali Lapor Polisi
Instagram/@tkpmedan ©2021 Merdeka.com
Alihot mengaku, pihak sekolah sudah pernah membuat laporan ke polisi sebanyak lima kali. Sejak tahun 2010 pihak sekolah telah melapor, baik ke polisi maupun ke Wali Kota yang sudah berganti jabatan beberapa kali.
Sebelumnya, barang-barang yang dicuri sudah pernah diganti dan kerusakan-kerusakan diperbaiki. Namun pencurian itu terus terjadi dan berulang. Kondisi ini diperparah saat sekolah menerapkan belajar mengajar secara daring selama pandemi ini.
“Saya sudah cari-cari arsipnya, cuma surat tanda bukti laporan Polisi tahun 2019 yang saya temukan. Ketika itu Kepala Sekolah dijabat pak Syafri Nasution dan laporannya itu juga tentang pencurian,” kata Alihot.
Jumlah Murid Hanya Enam Orang
Instagram/@tkpmedan ©2021 Merdeka.com
Selain kondisi bangunan yang memprihatinkan, sekolah ini ternyata hanya memiliki murid sebanyak enam orang. Keenam murid itu terdiri dari satu murid kelas 4 dan lima murid kelas lima.
Sementara jumlah guru hanya dua orang ditambah satu orang kepala sekolah. Namun baru-baru ini Dinas Pendidikan mengangkat satu orang tenaga honorer sebagai penjaga sekolah.
“Saat ini enam murid dan dua guru itu kita tompangkan di SD Negeri terdekat atau di sekitar Stadion HM. Nurdin. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari sekolah ini,” jelas Alihot.
Setiap tahun, sekolah ini sebenarnya tetap membuka penerimaan murid baru, namun tidak ada yang mendaftar. Biasanya murid yang mendaftar pun banyak berasal dari Panti Sosial Anak milik Pemerintah Provinsi Sumut yang ada di Jalan Melati depan Makam Pahlawan.
Dengan kondisi bangunan dan fasilitas sekolah yang tak layak, Alihot pun memaklumi jika tidak ada orang tua yang mau menyekolahkan anak mereka di sekolah tersebut.
“Kamar mandi tidak berfungsi karena ketiadaan sumber air. Paling utama lagi adalah, Panti Sosial Anak Pemprov Sumut di Sidimpuan tidak lagi menampung anak usia SD. Selama ini, dari sana murid kita paling banyak,” jelasnya.