Sumut Berhasil Ekspor 1 Ton Sarang Burung Walet, Ini Fakta di Baliknya
Sumatra Utara (Sumut) berhasil mengekspor 1 ton sarang burung walet senilai Rp25 miliar. Pelepasan komoditi ekspor ini dilakukan langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pada Sabtu (7/11).
Sabtu (7/11) pelepasan komoditi eksporsarang burung walet dilakukan langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Dalam waktu yang bersamaan, Sumut juga mengekspor produk olahan singkong.
Dari kedua komoditi ini, total barang yang diekspor kurang lebih 21 ton atau senilai Rp26 miliar. Terdiri atas 1 ton sarang burung walet senilai Rp25 miliar yang diekspor PT Originalnest dan 20 ton produk olahan singkong senilai Rp1 miliar yang diekspor PT Alpha Gemilang Sejahtera (AGS).
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Suwardi memulai budidaya belut? Ia sudah menjalankan usaha itu sejak 3 tahun lalu.
-
Kapan El Rumi pacaran di SMP? El Rumi juga pernah berpacaran dengan Amanda Manopo ketika masih SMP, namun hubungan keduanya hanya bertahan selama 2 bulan.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Edy juga mengajak setiap pihak agar bersama-sama membangun Sumut, khususnya dalam bidang perekonomian. Menurutnya potensi Sumut yang begitu besar harus dioptimalkan. Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa pelaku usaha di Sumut tetap produktif di masa pandemi Covid-19.
“Mari kita bangun, besarkan diri kita, apa yang bisa kita buat, Sumut ini begitu kaya,” ujarnya.
Melansir dari laman resmi Humas Pemprov Sumut, berikut fakta di balik pencapaian ekspor sarang burung walet Sumut.
Komoditi Asli Indonesia yang Punya Potensi Luar Biasa
humas.sumutprov.go.id ©2020 Merdeka.com
Wamendag Jerry mengatakan, nilai ekspor Indonesia lebih tinggi ketimbang impor. Per 7 November 2020 total nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 13,51 miliar.
Ia menambahkan, Sumut adalah salah satu daerah penyumbang produk ekspor yang besar. Untuk itu Wamendag berharap agar pemerintah daerah terus mengoptimalkan potensi daerahnya menjadi komoditas ekspor. Salah satunya adalah sarang burung walet yang merupakan komoditas asli Indonesia yang memiliki potensi yang luar biasa.
“Produk sarang burung walet itu dari kita. Kita ingin membudidayakannya kembali untuk meningkatkan ekspor,” kata Wamendag.
Diharapkan Bisa Diolah Jadi Produk Siap Saji
humas.sumutprov.go.id ©2020 Merdeka.com
Wamendag Jerry mengharapkan, jumlah ekspor tersebut terus meningkat dan mendorong para pelaku usaha untuk mengekspor barang olahan. Karena produk akan mendapat nilai tambah apabila diolah menjadi barang yang siap konsumsi. Misalnya produk sarang burung walet (SBW) akan mendapat nilai tambah jika diolah menjadi barang siap saji dan konsumsi.
“Produk sarang burung walet akan sangat lebih baik apabila siap saji, sehingga bisa cepat dikonsumsi. Ke depannya bagaimana ini bisa menjadi produk yang siap konsumsi dan akan menambah nilai tambah yang luar biasa,” ujarnya.
Senada dengan Wamendag, Gubernur Edy pun juga sangat mendukung para pelaku usaha ini untuk menghasilkan produk olahan sarang burung walet. Ia sendiri bercerita, pernah membeli sarang burung walet, namun dirinya mengaku tidak mengerti mengolahnya. Untuk itu, Ia menilai dengan adanya produk siap konsumsi, permintaan produk terus meningkat.
“Saya ngomong sama Pak Wamen tadi, ayolah kita jual berupa yang sudah siap makan atau siap saji,” katanya.
Permintaan Meningkat Saat Pandemi
humas.sumutprov.go.id ©2020 Merdeka.com
Pemilik PT Originalnest, Rusiana yang mengatakan, permintaan sarang burung walet meningkat pada masa pandemi. Secara keseluruhan, ekspor naik 15–20%. Rusiana memprediksi perusahaannya bisa mengekspor 32 ton hingga akhir tahun.
“Kali ini kita ekspor ke Cina, Eropa, Amerika, Australia, Taiwan dan Singapura,” kata Rusiana.
Sementara itu, Direktur PT Alpha Gemilang Sejahtera (AGS) Ujiana Sianturi mengatakan, produk berbasis singkong yang diekspor perusahaannya kali ini berjumlah 20 ton atau senilai Rp1 miliar. Produk berbasis singkong berupa keripik dan opak singkong tersebut diekspor ke Korea Selatan. Meski pandemi, permintaan produk singkong terus meningkat.
“Dilepaskan di masa Covid-19 malah tidak turun, malah naik. Mungkin karena orang ingin makan camilan. Di Korea Selatan, singkong lah pilihan camilannya, trennya naik terus,” ujar Ujiana.