6 Bulan lagi, Amerika bangun pangkalan militer di ruang angkasa
Pangkalan itu bisa memburu satelit milik negara lain
Nampaknya, perang tidak hanya akan berlangsung di daratan Bumi saja. Sebab, Amerika sedang berancang-ancang membangun pangkalan perang di luar angkasa.
Rencana besar itu diungkapkan oleh Sekretaris Departemen Pertahanan Amerika, Robert Work di konferensi intelijen GEOINT 2015. Menurut Robert, proyek pembangunan pangkalan itu sedianya dimulai 6 bulan lagi.
-
Di mana astrolab ini ditemukan? Museum tersebut, ketika dihubungi oleh Gigante, belum mengetahui nilai sejarah penting yang dipunyai oleh astrolab tersebut.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Siapa astronot Indonesia yang nyaris ikut misi NASA? Sosok inspiratif ini bernama Pratiwi Sudarmono, yang pada Oktober tahun 1985 terpilih oleh badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
-
Kapan astrolab ini dibuat? Gigante mengidentifikasikan bahwa astrolab tersebut berasal dari Andalusia, atau tepatnya al-Andalus, wilayah Spanyol yang dikuasai kaum Muslim pada abad ke-11.
-
Kenapa Teleskop Einstein dibangun? Detektor yang lebih sensitif akan mendeteksi sinyal lebih awal, memberikan waktu bagi teleskop lain untuk menyelaraskan diri.
-
Bagaimana para astronom mempelajari atmosfer planet di luar tata surya? Para astronom sekarang dapat menganalisis atmosfer planet yang mengorbit bintang jauh, mencari bahan kimia yang hanya dapat dihasilkan oleh organisme hidup, seperti yang terjadi di Bumi.
Pangkalan tersebut diklaim mampu memburu satelit militer atau mata-mata milik negara lain. Harapannya, pangkalan militer itu mampu mencegah serangan yang diarahkan pada satelit milik Amerika.
Yang patut diwaspadai, pangkalan itu tidak hanya berperan sebagai pusat persenjataan Amerika di luar angkasa, tetapi juga tempat berkumpulnya semua data satelit milik Amerika. Dengan begitu, data intelijen dari bumi dan luar angkasa lebih mudah diatur.
Hal itu bisa membuat Amerika dengan mudah menemukan tentara musuh di zona perang yang ada di Bumi. Sebelum akhirnya meluncurkan serangan balasan.
"Jika ada tentara Rusia yang mengunggah foto selfie-nya di zona perang, kami ingin tahu secara akurat posisi foto itu diambil," ungkap Robert Work, Gizmodo (24/06).
Baca juga:
Ini semburan badai matahari yang menghantam Bumi beberapa waktu lalu
NASA sukses abadikan penampakan pelangi terbesar di alam semesta
Ini penampakan cahaya di asteroid raksasa yang hebohkan NASA
Tiga badai matahari hantam Bumi, cahaya hijau muncul di mana-mana
Di asteroid raksasa ini, NASA temukan 'piramida' yang bersinar