6 Percobaan Perang Luar Angkasa Tapi Gagal Total
6 Percobaan Perang Luar Angkasa Tapi Gagal Total
Ternyata dalam sejarah militer, salah satu keuntungan di medan perang adalah untuk menguasai area tinggi. Namun hal ini makin dimaknai secara ekstrem sehingga ketika ada peluncuran satelit pertama di dunia, hal tersebut ingin dimiliterisasi.
Memang secara teori, antariksa adalah tempat tertinggi yang disebut bisa memberikan keuntungan perang. Namun banyak sekali program yang berdasarkan konsep tersebut justru gagal total atau dibatalkan. Ujung-ujungnya, alokasi dana justru terbuang sia-sia.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Universitas terbaik apa yang menempati peringkat pertama di Indonesia versi AD Scientific Index 2024? Dalam daftar University Rankings 2024 AD Scientific Index yang mencakup 2.227 kampus, UGM, UTI (Universitas Teknokrat Indonesia), dan Undip berhasil menempati peringkat tertinggi sebagai universitas terbaik di Indonesia.
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Apa saja? Berikut deretan percobaan untuk manfaatkan luar angkasa demi perang yang berujung gagal total.
Proyek MOL dan Project Almaz
Manned Orbiting Laboratory atau MOL adalah proyek angkatan udara AS yang diumumkan tahun 1963 silam. Proyek ini diharapkan jadi eksperimen militerisasi dengan hanya menempatkan satu orang di luar angkasa.
Salah satu misinya adalah menempatkan platform pengintaian musuh di orbit, yang tentu akan mempermudah ketika perang terjadi. Teknologi ini merupakan kerja sama angkatan udara AS dengan National Reconnaissance Office yang mengembangkan kamera dan sistem yang terkait.
Karena proyek ini sudah memakan anggaran lebih dari 1 milyar USD ketika itu, akhirnya MOL dibatalkan oleh Presiden Richard Nixon.
Versi Soviet dari project MOL adalah Almaz, yang tak cuma memasang kamera namun juga meriam. Proyek ini pun berakhir sama dengan milik AS, dengan membuang terlalu banyak uang dan upaya. Akhirnya proyek ini dihentikan hanya dalam 81 hari.
Soyuz PPK
Soyuz adalah kendaraan luar angkasa untuk mengantar kru ke International Space Station. Namun di tengah pengembangannya, sisi militer juga ingin disematkan. Akhirnya Soyuz juga didesain untuk menginspeksi atau menghancurkan pesawat luar angkasa musuh yang ingin mengintervensi satelit Soviet.
Soyuz PPK mengisi bahan bakar melalui tanker terpisah dan mampu mencapai orbit 6.000 kilometer.
Namun karena biaya yang terlalu mahal dan kemajuan teknologi membuat pesawat luar angkasa tanpa awak jadi lebih layak, Soyuz tak jadi dikembangkan untuk militer. Akhirnya, Soyuz tetap digunakan namun tanpa embel-embel militer.
FOBS
Di era perang dingin, AS dan Soviet selalu berlomba-lomba untuk adu canggih senjata. Setelah AS memiliki radar peringatan dini yang mengarah ke Kutub Utara, di mana rudal akan datang dari arah Soviet, musuh bebuyutan AS ini tak kehilangan akal untuk 'menakuti' AS.
Soviet merancang Fractional Orbital Bombardment System (FOBS), di mana hulu ledak nuklir akan diluncurkan ke orbit tepat di atas kutub, sehingga bisa menghujam AS dari segala arah. Hal ini juga akan membuat radar peringatan dini AS tak akan menyala.
Namun akhirnya pasca ada Perjanjian Luar Angkasa, Soviet dilarang untuk meluncurkan hulu ledak nuklir ke luar angkasa. Soviet tetap ngotot untuk mengorbit rudal-rudal ini namun tanpa hulu ledak dan dalam dalam keadaan siaga. Total ada 18 sistem yang dikerahkan.
Akhirnya, tahun 1983 proyek ini dihapus karena RUsia menandatangani perjanjian pengurangan senjata.
Project Lunex
Di tahun 1961 ketika Presiden JFK mencanangkan keinginan untuk mengirim manusia ke Bulan, Angkatan Udara AS juga merilis rencana rahasia dari Project Lunex, yang merupakan basis militer di Bulan. Proyek ini harusnya dijalankan tahun 1967.
Beberapa kendaraan yang akan dipakai waktu itu adalah rocket booster dengan inti LOX/LH2, serta roket RL-10 yang sampai sekarang masih digunakan.
Tujuan utama hal ini adalah ingin ikut andilnya militer Amerika Serikat di segala aspek perjalanan luar angkasa yang dilakukan umat manusia. Selain itu, hal ini tentu sebagai respons terhadap Soviet yang sebelumnya telah mencanangkan untuk ingin memiliterisasi antariksa.
Akhirnya karena terlalu banyak kendala untuk membangun basis militer di luar angkasa, proyek ini dibungkus. Pada akhirnya, proyek ini jadi proyek sipil bernama Project Apollo yang kita kenal sekarang.
Program 437
Di tahun 60an, angkatan udara AS berencana untuk meluncurkan rudal nuklir ke luar angkasa untuk menghancurkan satelit musuh jika ada serangan nuklir kala perang. Proyek ini diberi nama Program 437. Bahkan program ini berhasil meluncur dengan rudal yang diluncurkan dari Pulau Johnston di Pasifik.
Dalam uji coba sebelumnya, ledakan 1.400 kiloton hulu ledak akhirnya dapat mengganggu komunikasi hingga Hawaii. Diperkirakan rudal ini bisa menghancurkan 7 satelit.
Program ini akhirnya tidak terlalu terpakai sebelum akhirnya mati. Berbagai faktor seperti rentannya situs peluncuran terhadap cuaca buruk, usia roket yang punya kadaluwarsa, dukungan militer dari Pulau Johnston yang rentan diserang Soviet, serta sumber dana yang habis untuk perang Vietnam, akhirya membuat program ini dibungkus.
Dyna-Soar
Dyna-Soar adalah pesawat luar angkasa yang membawa satu pilot dan muatan kecil yang mengorbit dengan diluncurkan oleh roket Titan. Proyek pesawat luar angkasa ini banyak turut campur dari militer untuk mencari misi, mengingat kemampuan Dyna-Soar yang dapat menyerang dari segala arah tanpa terdeteksi selama beberapa menit.
Dyna-Soar akhirnya jadi potensi untuk senjata nuklir selanjutnya di era perang, sembari membawa fungsi satelit mata-mata yang sangat bermanfaat untuk melacak musuh.
Namun program ini ditinggalkan karena ada proyek baru yang lebih menarik, yakni Project MOL, yang akhirnya juga dibatalkan. Neil Armstrong, orang pertama yang disebut menjejakkan kaki pertama kali di Bulan, merupakan calon astronot militer yang beruji coba untuk Dyna-Soar namun akhirnya jadi astronot sipil.
(mdk/idc)