Ada Harapan dan Doa yang Ditulis Astronot Israel dalam Buku Harian sebelum Pesawat Ruang Angkasanya Meledak, Ini Isinya
Buku harian ini menceritakan aktivitasnya sehari-hari saat berada di ruang angkasa.
Ilan Ramon, seorang astronot asal Israel yang tewas dalam ledakan pesawat ruang Angkasa Columbia pada 1 Februari 2003 punya cerita mengharukan. Hal itu diketahui dari sebuah diary tulisan tangannya.
Mengutip Space & The Librarian, Jumat (16/8), ada dua topik yang ia ceritakan dalam diary-nya itu, nasionalisme dan pribadi. Dia nampaknya seorang Yahudi yang taat. Diketahui ia berangkat ke ruang angkasa dengan membawa barang-barang sejarah umat Yahudi mulai gulungan Taurat kecil, salinan lukisan Petr Ginz.
-
Mengapa astronot Yahudi seperti Ilan Ramon menjalankan Sabat saat di luar angkasa? Meskipun tidak semua astronaut Yahudi berusaha menjalankan Sabat, astronaut Israel Ilan Ramon mencoba menjalankan hari istirahat Yahudi selama penerbangannya dengan Space Shuttle Columbia di 2003.
-
Bagaimana kecelakaan pesawat ulang-alik Columbia terjadi? Kecelakaan itu disebabkan selama lepas landas oleh pecahnya sepotong busa yang dimaksudkan untuk menyerap dan melindungi tangki bahan bakar pesawat ulang-alik dari panas dan menghentikan pembentukan es.
-
Siapa yang menolak kapal perang Israel? Mengutip laporan Reuters, Minggu (30/6) Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares Spanyol tidak akan mengizinkan kapal yang membawa senjata bagi Israel untuk singgah di pelabuhan tenggara Cartagena.
-
Kapan kecelakaan pesawat ulang-alik Columbia terjadi? Setelah gagal pada misi sebelumnya, NASA kembali menggunakan pesawat ulang-alik pada tahun 2001. Sayangnya, misi ini juga menuai kekecewaan yang menewaskan 7 astronot di dalamnya.
-
Dimana pesawat ruang angkasa NASA menangkap objek yang mirip dengan papan selancar itu? Pesawat luar angkasa NASA telah berhasil memotret "papan selancar" misterius yang terlihat meluncur melewati bulan. Namun, jangan salah sangka, objek ini bukanlah sesuatu yang asing atau megastruktur luar angkasa. Sebaliknya, gambar ini merupakan hasil deteksi dari pesawat Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA saat melewati pesawat angkasa Korea Selatan, disebut Danuri yang juga sedang mengorbit bulan.
-
Bagaimana objek tersebut terlihat seperti papan selancar di gambar yang diambil NASA? Namun, karena perbedaan kecepatan antara kedua pesawat tersebut, sekitar 7.200 mph (11.500 km/jam), gambar yang dihasilkan membuat Danuri terlihat tercoreng hingga 10 kali ukurannya, memberinya penampilan yang mirip dengan papan selancar datar.
Kemudian Terezin Ghetto (Pemandangan Bulan), anggur untuk Kiddush, dan banyak lagi. Dia juga membawa surat dari putranya yang bernama Assaf. Putranya itu meminta kepada Ramon agar dibuka surat itu setelah dirinya lepas landas. Lalu sebuah buku catatan yang dia gunakan untuk mencatat pengalaman pribadinya.
Ia menulis dengan singkat, terarah, menyelingi perkataannya dengan penggalan-penggalan gagasannya, perasaan, percakapan, dan rutinitasnya. Salah satunya adalah kerinduannya terhadap keluarga.
“Dari sudut pandang kami di luar angkasa, kami melihat Anda dan melihat dunia tanpa batas, penuh kedamaian dan kemegahan. Hati kami membawa doa agar seluruh umat manusia dapat membayangkan dunia seperti yang kita lihat, tanpa batas, dan dapat berjuang untuk hidup bersama dalam damai,” tulis Ramon.
“Meskipun semua yang ada di sini luar biasa, saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi sampai saya melihat kalian semua. Pelukan erat untukmu dan ciuman untuk anak-anak,” tambahnya.
Namun nahas nasibnya. Ia tak bisa berjumpa dengan keluarga yang dirindukannya. Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia yang ditumpanginya bersama 6 awak lainnya meledak beberapa menit sebelum mendarat di Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat (AS).
Puing-puing dari pesawat ulang-alik berserakan di wilayah yang luas di Texas dan Louisiana. Buku harian itu, seharusnya hancur bersama dengan pesawat ulang-alik dan awaknya, tetapi beberapa minggu setelah bencana, yang mengejutkan seseorang menemukan sisa-sisa buku harian itu di sebidang tanah berlumpur di Texas.
Bagaimana mungkin buku harian itu bisa bertahan dari ledakan dahsyat? Banyak analis yang tidak tahu pasti. Namun para peneliti terkemuka di bidang ini percaya bahwa karena bobot halamannya yang ringan, buku harian itu tidak jatuh langsung ke tanah tetapi mungkin meluncur perlahan ke bawah, terbawa arus angin yang pada akhirnya memungkinkan buku dairy itu "mendarat" dengan aman.
Sebagian besar kerusakan pada halamannya mungkin baru terjadi setelah mencapai tanah, akibat kondisi lembab di daerah rawa tempat mendarat. Kelembabannya menyebabkan halaman-halamannya saling menempel dan mengaburkan kata-kata yang tertulis di dalamnya, mengubahnya menjadi bercak tinta tak berbentuk.
Dokumen tersebut hampir tidak terbaca, dan pemulihannya merupakan upaya rumit yang melibatkan penggunaan teknologi tercanggih, dengan bantuan departemen forensik Kepolisian Israel.
Salah satu halaman yang ditemukan tampaknya ditulis ketika Ramon sebelum lepas landas. Tim restorasi mengidentifikasi pola huruf di antara bintik-bintik tinta yang tersebar di seluruh halaman. Untuk melakukannya, mereka menggunakan beberapa contoh tulisan tangan Ramon lainnya.
Ketika mereka mencoba menghubungkan huruf-huruf dan spasi di antara huruf-huruf tersebut menjadi sebuah teks yang bermakna dan mudah dipahami, mereka menemukan kata-kata doa Kiddush Yahudi yang dibacakan pada Jumat malam.
Ramon telah melakukan persiapan terlebih dahulu untuk menguduskan anggur pada waktu yang ditetapkan sebagai “Shabbat” di dalam pesawat ulang-alik.
Selama 20 tahun buku harian itu disimpan di Museum Israel, namun baru-baru ini dipindahkan ke tempat baru di Perpustakaan Nasional Israel, di mana buku itu akan dipinjamkan untuk jangka waktu yang lama.