Akibat pemanasan global, tahun 2100 ibadah haji banyak makan korban
Pemanasan global menyebabkan serangan cuaca panas ekstrim yang mematikan
Penelitian terhadap pemanasan global terbaru memberikan hasil yang sangat mengagetkan. Bagaimana tidak, kurang dari seratus tahun lagi negara-negara di kawasan teluk Persia, sekitar Jazirah Arab, hampir mustahil ditinggali manusia.
Ya, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengatakan bila emisi karbondioksida tidak dikurangi mulai dari sekarang, pemanasan global akan meningkatkan suhu daerah teluk Persia dan sekitarnya hingga 74-77 derajat Celsius selama minimal 6 jam sehari.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Mengapa penelitian ini dianggap penting? “Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,” Cheok melanjutkan,
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Kenapa dunia prasejarah ini menarik perhatian ilmuwan? Ekosistem unik ini mungkin memberikan gambaran tentang Bumi miliaran tahun lalu, ketika organisme primitif pertama kali muncul di planet kita.
Suhu setinggi itu tidak akan mampu ditahan oleh manusia. Orang-orang di negara Uni Emirat Arab dikatakan hanya bisa bertahan dengan berdiam diri di dalam rumah menggunakan AC (air-conditioning). Sengatan matahari akan membuat aktivitas di luar ruangan menjadi mustahil untuk dilakukan.
Menurut Elfatih Eltahir, ilmuwan dari MIT yang memprakarsai penelitian tersebut, Arab Saudi dan kotanya, seperti Makkah, kenaikan suhunya tidak akan seekstrim Dubai dan sekitarnya yang mencapai 77 derajat Celsius. Namun, tetap saja sengatan sinar matahari dan peningkatan suhu yang tinggi akan menimbulkan banyak kematian selama musim haji, kata Eltahir.
Tentunya kita masih ingat serangan cuaca panas di India yang terjadi sekitar bulan Mei lalu. Saat itu suhu di India mencapai 50 derajat Celsius, dampaknya lebih dari 1.700 orang meninggal dunia akibat dehidrasi dan gangguan kesehatan karena panas.
Tidak ingin hal yang lebih parah terjadi di negara-negara sekitar Teluk Persia, ilmuwan mengungkapkan bila aksi untuk mengurangi pemanasan global harus dilakukan dengan lebih serius.
"Jika kita tidak segera mencegah perubahan iklim untuk menghindari cuaca panas ekstrim dan kelembapan tinggi, maka orang-orang yang tinggal di kawasan Teluk Persia kemungkinan besar harus mencari tempat tinggal baru agar bisa terus hidup," kata Chris Field, pakar iklim dari Institut Carnegie, Daily Mail (27/10).
Baca juga:
Ternyata ini fungsi tanduk paus Narwhal, si unicorn lautan Artik
13 November, Bumi kejatuhan objek misterius dari luar angkasa
Bumi berputar kencang, mengapa manusia tak ikut terlempar?
Ini benda paling gelap di muka Bumi, buatan ilmuwan Arab
Mengungkap misteri menguningnya daun di kala kemarau