Bukan untuk bisnis, balon internet Google sekadar uji coba
Penggunaan Project Loon milik Google untuk konteks bisnis ditepis Menkominfo
Balon internet Google rencananya akan terbang di langit Indonesia. Dikabarkan sebelumnya, balon internet itu akan berada pada wilayah timur Indonesia.
Hal tersebut pun dibenarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara. Namun, kata dia, informasi mengenai project loon milik Google itu untuk konteks bisnis ditepisnya. Balon internet itu hanya terbang sebagai uji coba semata.
-
Kenapa Kemkominfo mendorong kemajuan teknologi? “Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
-
Di mana teknologi Google ini akan digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Apa yang diproyeksikan oleh Menkominfo terkait AI di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mengatakan Artificial Intelligence (AI) memiliki peran besar dalam mengubah lanskap industri telekomunikasi. Kata dia, pada 2030 mendatang, diproyeksikan kontribusi AI terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global mencapai USD 3 triliun.
-
Mengapa Telkomsel bermitra dengan Google? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih.
-
Apa yang ditekankan oleh Kemkominfo tentang penggunaan internet? Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI), Samuel Abrijani Pangerapan berharap melalui seminar ini masyarakat lebih cerdas dalam menggunakan internet.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
"Ini informasinya udah bukan lagi simpang siur, tapi siur simpang. Makanya, saya jelaskan dan luruskan tentang informasi tersebut," ujarnya kepada media di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Selasa, Kemarin (20/10).
Sepengetahuannya, ada salah satu operator yang akan diajak kerjasama dalam ujicoba tersebut. Namun sayang, ia enggan membeberkan siapa operator tersebut.
Sebelumnya, ia mengakui bertemu dengan petinggi Google untuk membahas ujicoba ini dengan meminjam alokasi frekuensi 900 Mhz, tetapi dirinya mengatakan di frekuensi tersebut habis.
"Saya bilang, spektrum yang di 900 MHz habis, jadi ya kalau mau dilanjutkan bicara saja sama operatornya. Kemudian mereka minta lagi di 700 MHz, saya bilang tidak bisa, masih dipakai TV analog," ujarnya.
Namun yang jelas, untuk masuk dalam konteks bisnis, Menkominfo tak akan memberikan izin lisensi kepada Google, kecuali bergabung bersama operator telekomunikasi yang sudah ada.
"Saya tidak akan keluarkan lisensi baru kepada mereka. Mereka harus enter the existing player. Kalau tambah izin malah bikin inefisiensi. Jadi saya tegaskan, mereka hanya boleh sebatas uji coba saja," tuturnya.
Baca juga:
Jokowi ke AS, ATSI harap ada dampak positif operator telko dan OTT
Balon internet Google bisa jadi masalah operator telekomunikasi
Google hapus fitur perintah suara di Chrome desktop?
Ini 5 pencarian tersembunyi Google yang bisa usir rasa bosan
Kunjungi AS, Presiden Jokowi temui bos Apple demi investasi