Bumi Pecahkan Rekor Suhu Terpanas Sejak 8 Tahun Terakhir
Tahun 2022 menjadi tahun kedelapan secara berturut-turut Bumi mengalami suhu rata-rata terpanas dalam catatan. Ini rentetan peristiwanya.
Tahun 2022 menjadi tahun kedelapan secara berturut-turut Bumi mengalami suhu rata-rata terpanas dalam catatan. Data menemukan bahwa suhu rata-rata Bumi telah mencapai hingga 1C derajat di atas tingkat pra-industri (1850-1900). Ilmuwan pun melihat fenomena panas ekstrem ini akan terus berlanjut.
Ilmuwan PBB juga menyatakan bahwa tahun 2022 Bumi juga berhasil mengantongi rekor terpanas keenam sejak tahun 1850.
-
Bagaimana cincin Saturnus mempengaruhi iklim Bumi? Para peneliti itu berspekulasi bahwa cincin yang terbentuk di sekitar bumi telah membentuk bayangan di atas bumi yang menghalangi sinar matahari. Hal ini dapat berkontribusi pada peristiwa glasialisasi pada Hirnatian Icehouse sekitar 500 juta tahun terakhir di sejarah bumi
-
Kenapa planet Bumi diberi nama 'Bumi'? Bumi dalam pemahaman bahasa Anglo-Saxon merujuk pada tanah tempat kita hidup, tempat kita menanam tanaman, dan tempat kehidupan muncul.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Apa yang sering terjadi di planet lain selain Bumi? Kini, terungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.
-
Apa yang Sugeng lakukan untuk mencegah krisis iklim? Tak sekedar memproduksi madu lanceng, Sugeng juga berupaya mencegah krisis iklim lewat gerakan menanam di rumah bersama 30 warga di Gunungkidul.
-
Bagaimana proses penamaan planet Bumi yang akhirnya menjadi 'Bumi'? Jadi, dari bahasa Anglo-Saxon hingga tradisi Romawi dan Yunani kuno, nama "Bumi" yang digunakan hari ini telah melewati perjalanan panjang melalui sejarah dan budaya yang beragam.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa terlepas dari suhu ekstrem yang dirasakan pada 2022 lalu, tahun ini bisa menjadi lebih panas. Pasalnya, pemanasan global yang akan terjadi didorong oleh konsentrasi gas rumah kaca yang terus meningkat dan akumulasi panas.
Sebelumnya, dunia telah sepakat untuk membuat perjanjian agar Bumi tidak mengalami perubahan iklim ekstrem dengan batas peningkatan suhu sebanyak 1.5C derajat, perjanjian ini tertulis dalam Perjanjian Paris.
Namun, suhu global rata-rata Bumi yang terus meningkat ini menjadi peringatan besar bagi Organisasi Meteorologi Dunia PBB (WMO) agar tidak melanggar Perjanjian Paris.
Meski sebenarnya tahun lalu Bumi dikunjungi oleh peristiwa La Nina, pola iklim alami yang mampu menurunkan suhu untuk sementara waktu.
Tetapi WMO memperingatkan bahwa dampak pendinginan jangka pendek itu tidak akan mengurangi pemanasan jangka panjang yang disebabkan oleh gas rumah kaca yang merusak atmosfer.
Colin Morice dari Met Office, mengatakan pengaruh pendinginan La Nina atau pola variabilitas iklim tidak akan berdampak banyak.
"Pengaruh variabilitas alami sepanjang catatan suhu yang diamati selama 173 tahun terbukti berdampak cukup kecil jika dibandingkan dengan pemanasan yang berlangsung karena ulah manusia," terang Morice, dikutip dari Mirror, Kamis (25/5).
Pendapat lain disampaikan oleh Tim Osborn. Profesor dari Unit Penelitian Iklim Universitas East Anglia, menyebutkan sejauh ini suhu Bumi konsisten dengan pemanasan jangka panjang 0,2C per dekade.
"Kecuali kita dapat mengambil tindakan yang memperlambat laju pemanasan ini, iklim dunia akan mencapai 1,5C di atas tingkat pra-industri dalam 15 tahun ke depan," terangnya.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha