Cuma modal email ancaman, grup hacker ini kantongi Rp 1 miliar lebih
Ancaman grup hacker ini cuma gertak sambal saja
Di dunia digital ini, ancaman hacker sudah seperti ancaman bom. Semua pihak, terutama perusahaan berbasis online, pasti menanggapi ancaman peretasan dengan serius. Nah, hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh grup hacker Armada Collective.
Modus operasinya, Armada Collective mengirimkan email ancaman ke perusahaan-perusahaan di berbagai negara. Email itu mengatakan bila grup hacker itu akan melakukan serangan DDoS ke situs perusahaan tadi, membuatnya down.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
Serangan DDoS sederhananya adalah usaha untuk membuat website down dengan membanjirinya menggunakan trafik dari sumber lain. Apabila perusahaan tadi tidak mau serangan DDoS terjadi pada situsnya, mereka harus membayar uang dalam bentuk Bitcoin.
Menurut Fossbytes, 100 perusahaan telah menerima email ancaman dari Armada Collective dan mayoritas telah membayar 10 Bitcoin per perusahaan. Ironisnya, tidak ada satu buktipun yang menunjukkan bila Armada Collective pernah melancarkan serangan DDoS pada perusahaan yang tidak membayar.
Chainanalysis, salah satu perusahaan pengamat Bitcoin, menambahkan bila Bitcoin setara dengan Rp 1,3 miliar lebih berhasil dikumpulkan oleh Armada Collective dari perusahaan yang ketakutan jadi korban DDoS.
Baca juga:
Pembangkit listrik tenaga nuklir di Jerman dimatikan gara-gara virus
Hacker ISIS bersatu ciptakan grup peretas raksasa, target utama AS!
Ratusan data pengguna bocor, Spotify bantah kena hack
Modal nomor telepon, hacker mampu sadap semua smartphone di Bumi!
Tidak selamanya jahat, ini 3 jenis hacker yang wajib diketahui!