Gawat, tentara cyber bayaran asal Arab serang PC dan gadget Android!
Serangan tersebut telah membawa korban hingga 3000 orang
Grup-grup hacker berbahaya ternyata tidak hanya didominasi oleh mereka yang berasal dari negara Barat. Baru-baru ini, tim Kaspersky menemukan salah satu grup hacker berbahaya asal Timur Tengah.
Ya, para pakar Kaspersky mendapatkan beberapa bukti yang menyatakan bila grup hacker 'Desert Falcon' beranggotakan penutur asli bahasa Arab.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Bagaimana cara hacker bisa meretas satelit? Diungkapkannya, celah ini memungkinkan hacker jahat bisa dengan begitu mudah meretas satelit dengan menggunakan peralatan yang tersedia di pasaran.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
Menurut Kaspersky, Desert Falcon telah beroperasi sejak tahun 2011, dengan serangan 'nyata' pertama dilancarkan di tahun 2013 silam. Nah, baru di awal tahun ini lah terlihat Desert Falcon tengah beroperasi penuh.
Grup hacker yang dicurigai sebagai tentara cyber bayaran oleh Kaspersky tersebut sementara ini memfokuskan serangan di Mesir, Palestina, Israel, dan Yordania.
Namun jangan lengah, sebab Desert Falcon juga diketahui sudah melakukan serangan global di 50 negara lebih. Tidak tanggung-tanggung, korban dari Desert Falcon sudah mencapai 3.000 orang, dan jumlah file yang dicuri tercatat hingga lebih dari satu juta buah!
Saat melancarkan serangan, Desert Falcon menggunakan virus eksklusif 'Trojan Desert Falcon' atau 'DHS Backdoor' untuk mengambil screenshot sampai semua file jenis Word dan Excel yang tersimpan di memori gadget korban. Gadget yang menjadi sasaran Desert Falcon adalah PC Windows dan Android.
Daftar korban yang ditargetkan termasuk organisasi militer dan pemerintahan -khususnya karyawan yang bertanggung jawab untuk melawan pencucian uang serta kesehatan dan ekonomi; media terkemuka, lembaga penelitian dan pendidikan, penyedia energi dan utilitas, aktivis dan pemimpin politik; perusahaan keamanan orang; dan target lainnya yang memiliki informasi geopolitik penting.
Baca juga:
Israel dibombardir serangan malware lewat jebakan video porno
Terbesar sejagat, peretas curi USD 1 miliar dari bank seluruh dunia
Geng cyber ini rampok Rp 12,7 triliun dari ratusan bank di 25 negara
Laporkan kerusakan Facebook, blogger ini diganjar Rp 150 juta!
Berkicau tak penting, akun bos Twitter ternyata dibobol
Awas, sekarang hacker bisa 'stalking' korban lewat WhatsApp!