George C. Devol, penemu robot revolusioner yang tak lulus SMA
Robot Devol menjadi pondasi revolusi industri dunia
Di pabrik-pabrik kendaraan, kita sering melihat robot-robot besar saling bahu membahu merakit potongan-potongan besi menjadi sebuah mobil utuh. Tanpa robot-robot itu, bukan hanya sektor otomotif, banyak industri yang tidak akan semaju sekarang. Hal menariknya, robot itu ditemukan oleh orang yang tidak lulus sekolah menengah atas (SMA).
Orang itu adalah George C. Devol, seorang penemu teknologi kelahiran Louisville, Amerika. Pria yang lahir tahun 1912 itu adalah anak dari seorang petugas kereta api yang tidak mendapat pendidikan formal yang layak.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
-
Bagaimana robot itu 'bunuh diri'? Penduduk setempat bahkan mengatakan robot itu melompat ke bawah. Meskipun alasan perilaku robot tidak diketahui, hal ini sedang diselidiki.
-
Bagaimana robot gajah itu bergerak? Meskipun hanya merupakan replika mekanis, Mechanical El mampu menampilkan gerakan yang menyerupai gerakan gajah sungguhan, mulai dari langkah-langkah lamban hingga gerakan kepala yang realistis.
-
Siapa yang mengembangkan robot ini? Para peneliti di Universitas Tianjin di Tiongkok telah menciptakan robot yang dikendalikan oleh sel otak manusia.
-
Bagaimana monyet tersebut mengendalikan lengan robot? Melalui teknologi ini, seekor monyet berhasil mengendalikan lengan robot hanya dengan menggunakan pemikirannya.
Meski tidak lulus SMA, Devol muda memulai bisnis di dunia animasi dan rekaman. Dari situ, Devol berhasil menciptakan dan mendapat paten atas alat perekam suara magnetik. Selama tahun 1940an atau Perang Dunia II, dia banyak berkutat dengan teknologi radar dan percetakan.
Baru pada tahun 1950an, Devol mempunyai cita-cita untuk membuat alat otomatis yang bisa berfungsi seperti tangan manusia, terutama untuk mengangkat barang. Setelah melalui banyak percobaan, alat itu berhasil diciptakan dengan nama 'Unimate'.
Unimate adalah robot berbentuk tangan yang didesain untuk melakukan pekerjaan yang beresiko bagi manusia. Perusahaan pertama yang mencicipi karya Devol adalah perusahaan mobil Amerika, General Motors (GM). GM menggunakan Unimate untuk mengangkat besi panas yang dibentuk untuk rangka mobil.
Akan tetapi, bukan Amerika yang paling banyak menikmati robot Unimate, namun Jepang. Lewat Kawasaki Heavy Industries, Jepang banyak memakai jasa robot Unimate setelah menjalin kerjasama resmi dengan Devol. Menurut Devol, Jepang lebih menghargai karyanya.
"Kami memberikan robot itu ke Jepang. Aku saat itu hanya tidak bisa mengerti apa mau Amerika," ujar Devol pada Washington Post di tahun 1983.
50 Tahun setelah itu, Unimate menjadi cikal bakal kelahiran robot industri modern yang kini jumlahnya diperkirakan mencapai 1 juta unit lebih di seluruh dunia. Robot Unimate pun dianggap sebagai salah satu penemuan penting selama 50 tahun terakhir.
"Paten Devol untuk robot pertama yang mampu diprogram secara digital menjadi pondasi bagi industri robot saat ini," ungkap pidato dari panitia National Inventors Hall of Fame di tahun 2005.
Bagi Devol yang meninggal di usia 99 tahun tahun 2011 lalu, tidak lulus SMA bukanlah hal yang menahan dirinya dari menemukan hal baru. Kuncinya adalah minat dan niat teguh.
"Aku selalu ingin mempelajari bidang industri yang tidak diketahui oleh orang lain. Saat itu tidak ada cara untuk mendapatkan informasi, jadi aku yang menciptakan informasi itu," ucap Devol.
Sumber: IEEE, The Wasington Post, Wikipedia
Baca juga:
Sundar Pichai, sosok cerdas dibalik Google Chrome
5 Fakta Inge Lehmann, ilmuwan wanita revolusioner penemu inti Bumi
Berjuluk 'Ratu Kode', wanita ini layak jadi Ibu Komputer dunia
Dunia game berduka, pencipta konsol game pertama meninggal dunia
Louis Slotin, pahlawan nuklir yang korbankan diri di masa muda