Google lawan aksi FBI yang memata-matai penggunanya
Sebelumnya, Google kerap dimintai berbagai data pribadi penggunanya oleh FBI.
Langkah pemerintah AS melalui FBI yang akan memeriksa satu-satu data pribadi di internet agaknya akan menghadapi perlawanan sengit. Salah satunya, perlawanan terbesar akan dilakukan oleh Google.
Seperti yang dilansir oleh Wired (4/4), untuk melawan gerakan pemerintah ini, Google melayangkan sebuah petisi yang isinya menentang pelaksanaan kebijakan yang tertuang dalam NSL (National Security Letter). Demi memuluskan keberadaan petisi ini, Google pun mendaftarkannya dalam pengadilan negara bagian di California Utara pada 29 Maret lalu.
-
Apa kesepakatan yang Google sepakati dengan pemerintah Kanada? "Setelah diskusi ekstensif, kami senang Pemerintah Kanada telah berkomitmen untuk mengatasi permasalahan inti kami melalui Bill C-18, yang mencakup perlunya jalur yang disederhanakan menuju pengecualian dengan ambang batas komitmen yang jelas," jelas Walker.
-
Apa itu Pencarian Aman di Google? Pencarian aman atau SafeSearch adalah fitur yang disediakan oleh Google untuk membantu mengontrol dan membatasi konten yang muncul dalam hasil pencarian, terutama untuk melindungi anak-anak dari konten yang tidak pantas atau tidak sesuai.
-
Bagaimana Google mendapatkan namanya? Pemilihan nama ini mencerminkan ambisi mereka untuk mengorganisir informasi dalam jumlah besar yang ada di internet.
-
Bagaimana FBI mengakses telepon pelaku? FBI mengatakan mereka telah "berhasil mendapatkan akses" ke telepon milik pelaku, Thomas Matthew Crooks. Sayangnya, tak jelas bagaimana FBI mengakses telepon pelaku tersebut.
-
Mengapa FBI membuka enkripsi HP pelaku? Butuh waktu beberapa hari, namun FBI akhirnya berhasil memecahkan sandi dari telepon pria berusia 20 tahun yang tewas.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
Hal ini dilaksanakan sejurus usai sebuah gugatan terhadap keberadaan NSL dilayangkan kepada U.S. District Judge di California. Permohonan tersebut sendiri awalnya tidak dilakukan oleh Google karena yang memperkarakan adalah sebuah perusahaan yang tidak diketahui namanya yang disokong oleh Electronic Frontier Foundation.
Kabarnya, setelah permohonan ini disetujui, akan ditunggu hingga 90 hari untuk memutuskan apakah gugatan ini bisa dilanjutkan ke pengadilan atau tidak. Jika ternyata tidak disetujui, akan dilakukan peninjauan kembali dari putusan hakim sebelumnya.
Google sendiri selama ini diketahui menjadi salah satu sasaran FBI dengan NSL-nya. Seperti yang dilansir oleh Bloomberg, diketahui bahwa FBI sudah kerap mengunjungi Google untuk meminta berbagai data pribadi dari para penggunanya.
Hal ini dilakukan secara berkala sejak 2009 hingga 2012. Memang, sejak kejadian 9/11, pemerintah AS sangat berhati-hati dengan segala gerak-gerik siapapun yang memiliki kepentingan dengan negaranya.
Meski begitu, Google yang selama ini dimintai datanya pun akhirnya gerah juga. Bersama dengan beberapa perusahaan lain, Google akhirnya mengeluarkan petisi untuk melarang keberadaan NSL ini.
Untuk diketahui, NSL saat ini memang merupakan alat yang sangat kuat yang dimiliki FBI untuk menggeledah data di mana pun mereka mau. Saking kuatnya surat ini, FBI tidak perlu meminta persetujuan persidangan untuk melaksanakan penggeledahan data-data pribadi pengguna tersebut.
(mdk/nvl)