Ikan Pari Jawa Punah Akibat Ulah Manusia, Ini Buktinya
Sejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.
Sejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.
Ikan Pari Jawa Punah Akibat Ulah Manusia, Ini Buktinya
Spesies ikan pari Jawa yang sangat langka dan hanya pernah tercatat satu kali pada akhir tahun 1800-an, telah dinyatakan punah setelah dilakukan oleh tim internasional yang dipimpin oleh Universitas Charles Darwin (CDU).
Hilangnya ikan pari Jawa, kerabat kecil ikan pari, merupakan kepunahan ikan laut pertama akibat ulah manusia.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Ikan Pari Jawa? Ciri ikan ini adalah cakram sirip dada berbentuk lonjong yang lebih panjang dari lebarnya. Serta ekor dengan sirip punggung di depan tulang penyengat dan sirip ekornya. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat dengan bitnik-bintik yang lebih gelap dan lebih terang.
-
Mengapa Ikan Pari Jawa dinyatakan punah? Penangkapan ikan secara intensif dan umumnya tidak teratur kemungkinan besar menjadi penyebab utama berkurangnya populasi pari Jawa sampai dinyatakan punah pada akhir 2023 ini.
-
Di mana Ikan Pari Jawa umumnya ditemukan? Sejauh ini, ikan Pari Jawa hanya ditemukan di Pulau Jawa, tepatnya di sekitar pantai Jakarta.
-
Bagaimana ikan pari putih bertelur? Ikan betina dewasa bisa berukuran sampai panjang 2 meter dan mengeluarkan telur berbentuk persegi yang disebut "dompet putri duyung" karena bentuknya mirip seperti tas kecil, kata Du Preez.
-
Siapa yang menemukan satu-satunya spesimen Ikan Pari Jawa? Pada bulan Juli 1862, ahli zoologi Jerman Eduard von Martens membeli satu-satunya specimen ikan pari Jawa yang dijual di sebuah pasar ikan di Jakarta.
-
Siapa penemu Ikan Mujair? Ikan ini di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939.
Berita ini muncul ketika Persatuan Internasional untuk International Union for Conservation of Nature (IUCN) merilis Red List Spesies Terancam Punah yang diperbarui.
Ikan Stingaree Jawa (Urolophus javanicus) hanya diketahui dari satu spesimen yang dikumpulkan pada tahun 1862 dari pasar ikan di Jakarta, Indonesia.
Tim melakukan pemodelan baru yang mencakup semua informasi yang tersedia tentang spesies yang mengungkapkan bahwa Ikan Stingaree Jawa telah punah. Peneliti Ahli dari CDU, Julia Constance mengatakan sejumlah masalah telah berkontribusi pada hilangnya ikan pari Jawa.
“Penangkapan ikan secara intensif dan umumnya tidak diatur kemungkinan yang mengakibatkan berkurangnya populasi ikan pari Jawa," kata Constance dikutip dari Phys.org, Rabu (27/12).
"Hal ini dibuktikan dengan hasil tangkapan ikan pesisir di Laut Jawa sudah menurun pada tahun 1870an,"
Peneliti Ahli dari Charles Darwin University (CDU), Julia Constance.
Dilanjutkannya, Pesisir utara Jawa, khususnya Teluk Jakarta di mana spesies ini diketahui terdapat, juga merupakan kawasan industri besar, dengan hilangnya dan degradasi habitat yang luas dan berjangka panjang. Dampaknya cukup parah hingga menyebabkan kepunahan spesies ini.
Sebagai bagian dari penilaian terhadap nasib ikan Stingaree Jawa, tim mengamati ancaman yang diketahui seperti penangkapan ikan berlebihan dan hilangnya habitat serta apakah spesies tersebut telah tercatat di pasar ikan melalui survei.
“Stingaree Jawa adalah ikan pari unik seukuran piring makan yang tidak ada spesies serupa di Jawa dan fakta bahwa ikan ini belum ditemukan selama survei yang tak terhitung jumlahnya menegaskan kepunahannya,” ujar dia.