Ini bahaya robot seks yang ditakuti ilmuwan
Jatuh cinta pada robot pun kini jamak terjadi
Banyak orang di luar sana yang berupaya mengembangkan robot dengan kecerdasan buatan yang bisa berbicara dan berhubungan intim layaknya manusia. Namun, ilmuwan menganggap hal itu berbahaya dan bisa merugikan wanita.
"Robot sex saat ini menjadi pusat perhatian di industri robot, semuanya berdasarkan model wanita yang sempurna termasuk peran 'penurut' mereka dalam hubungan seksual. Hal itu sangat mengganggu," ujar Dr. Kathleen Richardson, ahli robot dari Universitas De Mosntfort, Inggris, Daily Mail (15/09).
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang pada robot? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa "tersenyum".
-
Bagaimana robot gajah itu bergerak? Meskipun hanya merupakan replika mekanis, Mechanical El mampu menampilkan gerakan yang menyerupai gerakan gajah sungguhan, mulai dari langkah-langkah lamban hingga gerakan kepala yang realistis.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
-
Siapa yang mengembangkan robot ini? Para peneliti di Universitas Tianjin di Tiongkok telah menciptakan robot yang dikendalikan oleh sel otak manusia.
-
Bagaimana robot itu 'bunuh diri'? Penduduk setempat bahkan mengatakan robot itu melompat ke bawah. Meskipun alasan perilaku robot tidak diketahui, hal ini sedang diselidiki.
Lebih lanjut, pengembangan robot seks akan mengembalikan anggapan kuno tentang wanita, yang hanya bertugas sebagai pemuas nafsu. Apabila hal itu dibiarkan, Dr. Richardson mengatakan jika manusia akhirnya hanya akan melihat sebuah hubungan antara wanita dan pria tidak lebih dari hubungan fisik atau seks.
Yang lebih parah, kini banyak orang mulai mengalami gangguan mental yang disebut robophilia. Robophilia terjadi saat seseorang mempunyai ketertarikan seksual pada robot, mengalahkan manusia.
Fenomena gangguan orientasi seksual itu diyakini lebih mudah menjangkiti mereka yang terlalu lama menghabiskan waktu di dunia maya dan hidup menyendiri. Rendahnya kontak dengan manusia secara nyata ikut berkontribusi terhadap hilangnya nafsu untuk menjalin hubungan intim.
Indikasi itu mulai terlihat di anak muda Jepang. Beriringan dengan semakin majunya teknologi robot seks di negara tersebut, banyak pemuda yang mengaku menghindari hubungan percintaan serius dan hubungan seksual. Bahkan, setengah dari orang dewasa di Jepang mengaku tidak lagi melakukan hubungan seksual.
"Teknologi robot semakin terlihat lebih realistis dan canggih, termasuk mampu memberikan pengalaman hubungan badan layaknya dengan manusia asli. Fakta ini bisa mempengaruhi banyak orang untuk lebih memilih 'bercinta' dengan robot ketimbang manusia yang tidak sempurna," ujar Dr. Helen Driscoll, seorang psikolog.
Baca juga:
Mabuk, pria Jepang hajar robot berharga puluhan juta rupiah
Kompetisi Robotik Nasional di SMAN 28 Jakarta
Ingin punya teman lucu di rumah? Robot Buddy ini siap untuk dampingi
Peneliti ini 'jualan' tangan robot murah
37 Tahun menahan malu, pria ini akhirnya punya penis robot