Jamur Paling Mematikan di Dunia Tumbuh Subur di AS Buat Ilmuwan Tergeleng-geleng
Para ilmuwan Amerika Serikat (AS) benar-benar dibuat bingung dengan tumbuh suburnya jamur paling mematikan di dunia. Padahal, spesies jamur tersebut berasal dari Eropa.
Para ilmuwan Amerika Serikat (AS) benar-benar dibuat bingung dengan tumbuh suburnya jamur paling mematikan di dunia. Padahal, spesies jamur tersebut berasal dari Eropa.
Namun entah mengapa, spesies itu menemukan ‘rumah’ barunya. Dilaporkan BGR, Rabu (15/2), tak tanggung-tanggung, jamur itu tumbuh subur di seluruh wilayah AS.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan dunia prasejarah ini? Saat tinggal di desa kecil di gurun tinggi dengan populasi sekitar 35 orang, para peneliti baru menemukan laguna ini setelah melihat petunjuk pada citra satelit.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Jamur yang disebut para ilmuwan sebagai ‘topi kematian’ ini, secara sains bernama Amanita Phalloides. Jamur ini sangat beracun bagi manusia. Berdasarkan hasil penelitian, Si Topi Kematian ini memiliki kecepatan dalam menumbuhkan akarnya. Mencengkram lalu berkembang.
Menurut sebuah studi dari para peneliti di Universitas Misconsin-Madison, jamur topi kematian dapat menghasilkan spora menggunakan kromosom dari satu individu. Dengan begitu berarti jamur paling mematikan di dunia tidak membutuhkan pasangan untuk bereproduksi.
Hanya perlu salah satu dari jamur yang hidup untuk mulai menyebar sebanyak mungkin dengan cepat. Penemuan baru ini didasarkan pada genom dari 86 sampel jamur paling mematikan di dunia, yang semuanya dikumpulkan di California sejak 1993 dan sebagian Eropa sejak 1978.
Spesimen lain yang dikumpulkan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa dua bintik berbeda mengandung bahan yang sama, yang menurut para ilmuwan menjadikannya jamur individu yang sama.
Spora aseksual ini terbentuk di jamur paling mematikan di dunia saat mereplikasi kromosomnya sendiri dalam dua paket yang sangat identik. Dari sana, si jamur topi kematian terus mereplikasi sampai mereka berhasil menemukan pasangannya untuk dikawinkan.
Karena penyebarannya yang cepat di seluruh AS, para ilmuwan merekomendasikan untuk tetap memperhatikan apakah topi kematian ada di daerah masyarakat AS sebelum terlanjur pergi berburu jamur untuk dimasak.
(mdk/faz)