Jangan Bangga Bisa Bekerja Multitasking, Ini yang Sebenarnya Terjadi pada Otak Manusia
Banyak orang yang bangga bisa bekerja multitasking, padahal ini yang terjadi pada otak manusia jika melakukan banyak pekerjaan.
Di dunia yang serba cepat saat ini, multitasking telah menjadi hal yang lumrah, dan sering kali menjadi persyaratan dalam daftar pekerjaan. Namun, meskipun bangga dengan kemampuan untuk melakukan banyak tugas secara bersamaan, faktanya itu terlalu berlebihan. Mengapa begitu?
Mengutip ScienceABC, Jumat (26/7), otak manusia sejatinya tidak memiliki kapasitas untuk secara efektif mengelola dua atau lebih tugas secara bersamaan; sebaliknya, otak lebih cocok untuk fokus pada satu tugas pada satu waktu.
-
Apa yang terjadi saat otak melakukan multitasking? Saat kita melakukan multitasking, otak harus berganti fokus dari satu tugas ke tugas lain secara cepat, yang disebut dengan "switching cost."
-
Bagaimana cara mengatasi godaan untuk multitasking dan tetap fokus pada satu pekerjaan? Banyak yang mengira kalau melakukan multitasking atau menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus dalam satu waktu bisa bikin lebih produktif. Padahal, kenyataannya nggak gitu. Multitasking justru bisa memecah konsentrasi dan membuat pekerjaanmu jadi nggak efektif. Jadi, mulai sekarang cobalah untuk menyelesaikan satu pekerjaan dulu dalam satu waktu sebelum berpindah pada tugas yang lain. Hal ini bisa menjaga fokus tanpa terganggu dengan tugas lain.
-
Kenapa orang memilih untuk melakukan multitasking? Di era digital ini, banyak orang terbiasa melakukan multitasking, terutama dengan berbagai teknologi yang memudahkan kita mengakses informasi dan menyelesaikan pekerjaan kapan saja.
-
Kapan multitasking bisa berdampak buruk? Jika multitasking dilakukan terus-menerus dalam jangka panjang, risiko terkena penyakit terkait tekanan darah tinggi, seperti penyakit jantung, juga meningkat.
-
Bagaimana multitasking bisa menurunkan kreativitas? Namun, ketika kita multitasking, otak tidak mendapatkan kesempatan untuk fokus penuh pada satu masalah atau proyek.
-
Kok bisa multitasking bikin kita susah konsentrasi? Melibatkan diri dalam beberapa tugas sekaligus dapat mengakibatkan sebagian besar perhatian terbagi-bagi, menyulitkan otak untuk fokus pada satu tugas dengan optimal.
Boleh jadi pernyataan ini dibantah. Misalnya, otak Anda secara bersamaan dapat menangani tugas-tugas yang lebih sederhana atau tugas-tugas yang membutuhkan lebih sedikit upaya kognitif, terutama jika tugas-tugas tersebut melibatkan wilayah otak yang tidak tumpang tindih.
Namun kemampuan ini berkurang ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang memerlukan pemikiran aktif. Otak tidak dapat melakukan banyak tugas secara bersamaan karena tidak memiliki arsitektur untuk melakukannya. Istilah “multitasking” sebenarnya adalah istilah yang keliru, karena pada dasarnya otak manusia tidak pernah benar-benar fokus pada dua tugas pada saat yang bersamaan.
Dalam pengalihan tujuan, otak secara sadar mengalihkan perhatian dari satu tugas ke tugas lainnya. Selanjutnya, ia mengasimilasi aturan-aturan yang diperlukan untuk tugas baru, sambil melepaskan diri dari aturan-aturan yang terkait dengan tugas sebelumnya.
Peralihan bolak-balik antar tugas ini tidak efisien. Anda akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan setiap tugas dan kemungkinan besar akan membuat lebih banyak kesalahan.
Area otak yang terlibat dalam multitasking adalah area yang terlibat dalam perhatian dan kontrol eksekutif kognitif. Ini adalah jaringan kontrol frontoparietal dan jaringan perhatian ventral dan dorsal. Nah, interaksi antara ketiga jaringan ini menentukan kemampuan untuk melakukan banyak tugas secara bersamaan.
Cara Kerja Otak
Tiga jaringan saraf yang terutama terlibat dalam multitasking memainkan peran berbeda. Jaringan frontoparietal mengidentifikasi tujuan atau tugas yang ada, memilih informasi terkait yang diperlukan untuk tugas tersebut, dan menyaring informasi yang berlebihan.
Jaringan perhatian punggung (DAN) dan jaringan perhatian ventral memfokuskan perhatian pada tugas. DAN memungkinkan otak secara sukarela mengarahkan perhatian pada informasi yang penting untuk menyelesaikan tugas yang diwakili dalam jaringan frontoparietal.
Misalnya, saat mengemudi dan berbicara di telepon, DAN menjaga perhatian manusia tetap di jalan dan membantu menavigasi lalu lintas, memastikan mengemudi dengan aman.
Sebaliknya, jaringan perhatian ventral (VAN) terlibat dalam pengalihan perhatian yang tidak disengaja ke rangsangan eksternal, termasuk informasi yang mengganggu atau tidak relevan.
Jika pejalan kaki melangkah ke jalan atau Anda mendengar klakson mobil saat mengemudi, VAN membantu dengan cepat mengalihkan fokus dari percakapan telepon ke situasi yang mengganggu.
Bersama-sama, VAN dan DAN menyeimbangkan perhatian antara mengemudi dan berbicara di telepon. Keseimbangan ini dapat terganggu jika setiap tugas menuntut upaya kognitif tingkat tinggi atau ketika ada banyak tugas yang harus diubah.