Apakah Multitasking Itu Baik? Ketahui Dampak Negatifnya Bagi Kesehatan
Multitasking adalah kegiatan untuk mengelola beberapa jenis tanggung jawab dalam satu waktu.
Multitasking adalah kegiatan untuk mengelola beberapa jenis tanggung jawab dalam satu waktu. Saat ini, kemampuan multitasking mulai dibutuhkan oleh perusahaan yang merekrut karyawan baru. Maka dari itu, kemampuan multitasking mulai dipraktikkan oleh banyak orang.
Namun, apakah multitasking itu baik? Ternyata, multitasking memiliki dampak buruk bagi kesehatan diri dan otak. Dan tidak semua orang yang melakukan multitasking bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
-
Bagaimana multitasking memengaruhi kinerja otak? Mengerjakan beberapa tugas pada waktu yang sama dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas dan lebih banyak kelupaan. Multitasking mengganggu atensi dan penyerapan informasi, sehingga informasi tidak sepenuhnya diserap.
-
Apa pengaruh multitasking terhadap konsentrasi? Melibatkan diri dalam beberapa tugas sekaligus dapat mengakibatkan sebagian besar perhatian terbagi-bagi, menyulitkan otak untuk fokus pada satu tugas dengan optimal.
-
Bagaimana multitasking buat telat? “Rencana terbaik dapat gagal hanya karena kita tidak memiliki cukup sumber daya perhatian yang tersisa untuk melaksanakannya dengan sukses,“ kata Waldum.
-
Apa saja efek buruk dari screen time berlebihan? Terdapat banyak efek berbahaya potensial dari screen time berlebuhan pada anak-anak, mulai dari bayi hingga remaja akhir dan orang dewasa.
-
Apa saja dampak buruknya? Akibat menonton TV terlalu dekat bagi kesehatan diketahui dapat menyebabkan mata tegang, mata kering, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi.
-
Apa bahaya sedentary lifestyle bagi tubuh? Ketidakaktifan fisik dapat menyebabkan penumpukan kolesterol jahat dalam arteri yang mempersempit pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang pengaruh multitasking dan dampak negatifnya bagi kesehatan. Simak ulasannya sebagai berikut.
Apa Itu Multitasking?
Multitasking adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kemampuan seseorang dalam melakukan beberapa tugas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Contohnya, ketika seseorang mencoba menjawab email sambil mengikuti rapat online atau mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik.
Di era digital ini, banyak orang terbiasa melakukan multitasking, terutama dengan berbagai teknologi yang memudahkan kita mengakses informasi dan menyelesaikan pekerjaan kapan saja.
Namun, meskipun multitasking terdengar seperti cara yang efisien untuk menyelesaikan banyak hal sekaligus, kenyataannya hal ini tidak selalu efektif.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa otak manusia sebenarnya tidak dirancang untuk fokus pada beberapa tugas sekaligus. Justru, multitasking sering kali menurunkan produktivitas dan menyebabkan masalah lain.
Multitasking Menurunkan Produktivitas Kerja
Logikanya, jika kita bisa mengerjakan beberapa hal sekaligus, maka lebih banyak pekerjaan yang selesai dalam waktu lebih singkat. Namun, fakta sebenarnya justru sebaliknya. Saat kita melakukan multitasking, otak harus berganti fokus dari satu tugas ke tugas lain secara cepat, yang disebut dengan "switching cost."
Setiap kali kita beralih fokus, otak membutuhkan waktu tambahan untuk menyesuaikan diri dengan tugas baru. Akibatnya, kita lebih lambat menyelesaikan pekerjaan dan lebih rentan membuat kesalahan.
Penelitian menunjukkan bahwa multitasking dapat mengurangi produktivitas hingga 40%. Bukan hanya itu, kualitas pekerjaan juga cenderung menurun karena kita tidak memberikan perhatian penuh pada setiap tugas.
Oleh karena itu, daripada multitasking, akan lebih efektif jika kita fokus pada satu tugas pada satu waktu, menyelesaikannya dengan baik, kemudian berpindah ke tugas berikutnya.
Dampak Buruk Multitasking
Tidak hanya menurunkan produktivitas, multitasking juga dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental dan fisik. Berikut adalah beberapa dampak buruk dari multitasking:
1. Memicu Stres
Salah satu dampak paling umum dari multitasking adalah meningkatnya tingkat stres. Ketika kita mencoba melakukan banyak tugas sekaligus, otak kita bekerja lebih keras untuk membagi perhatian.
Hal ini bisa membuat kita merasa kewalahan, cemas, dan tegang karena terus-menerus merasa dikejar oleh banyak hal yang belum selesai.
Stres berkepanjangan yang disebabkan oleh multitasking juga dapat mempengaruhi kesehatan mental, membuat kita lebih mudah merasa lelah dan mudah frustrasi.
2. Meningkatkan Tekanan Darah
Stres yang disebabkan oleh multitasking tidak hanya mempengaruhi kondisi mental, tetapi juga fisik. Salah satu efeknya adalah meningkatnya tekanan darah.
Ketika kita merasa stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
Jika multitasking dilakukan terus-menerus dalam jangka panjang, risiko terkena penyakit terkait tekanan darah tinggi, seperti penyakit jantung, juga meningkat.
3. Mengganggu Daya Ingat
Multitasking dapat mempengaruhi fungsi kognitif, termasuk daya ingat. Ketika kita mencoba fokus pada beberapa hal sekaligus, otak kita kesulitan menyimpan informasi dengan baik.
Akibatnya, kita cenderung lupa hal-hal penting atau detail yang seharusnya diingat. Penelitian menunjukkan bahwa multitasking bisa merusak memori jangka pendek karena otak tidak mampu memproses informasi dengan benar saat beralih dari satu tugas ke tugas lain.
4. Menurunkan Kreativitas
Untuk menghasilkan ide-ide kreatif, otak membutuhkan waktu untuk berpikir dan berkonsentrasi. Namun, ketika kita multitasking, otak tidak mendapatkan kesempatan untuk fokus penuh pada satu masalah atau proyek.
Ini membuat proses berpikir kreatif menjadi terganggu. Kreativitas sering kali muncul ketika kita memberikan waktu dan ruang bagi otak untuk memproses informasi secara mendalam, sesuatu yang sulit dicapai ketika kita terus-menerus berganti fokus.
5. Meningkatkan Risiko Terjadinya Kecelakaan
Dalam situasi yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti mengemudi atau bekerja dengan mesin, multitasking dapat sangat berbahaya. Ketika perhatian kita terbagi, reaksi kita cenderung menjadi lebih lambat, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan.
Contoh yang paling umum adalah saat seseorang mencoba menggunakan ponsel sambil mengemudi, yang telah terbukti meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas secara signifikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk tetap fokus pada satu tugas, terutama dalam situasi yang memerlukan kewaspadaan penuh.
Meskipun multitasking sering dianggap sebagai cara yang cepat dan efisien untuk menyelesaikan banyak hal sekaligus, dampaknya justru sering kali negatif. Multitasking menurunkan produktivitas, menambah stres, serta berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.
Selain itu, multitasking juga dapat mengganggu daya ingat, menurunkan kreativitas, dan meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, lebih baik kita fokus pada satu tugas dalam satu waktu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan menjaga kesehatan kita tetap optimal.