Jenis-jenis Reptil Ini Ternyata Banyak Peminatnya, Termasuk Biawak
Tak disangka bisnis reptil gurih. Bahkan hewan-hewan yang dianggap menjijikan ternyata diburu.
Tren memelihara reptil semakin berkembang seiring dengan mudahnya akses informasi mengenai berbagai jenis reptil eksotis dan unik, serta cara perawatannya. Komunitas pecinta reptil pun semakin berkembang, dengan banyak anggota yang saling bertukar informasi mengenai koleksi mereka dan bahkan melakukan pertukaran koleksi.
Jenis reptil ekstrim yang paling banyak diminati antara lain ular, iguana, dan biawak. Sementara jenis reptil jinak dan lucu antara lain gecko, kura-kura, dan kodok.
- Bantu Rapikan Gubuk-Gubuk Warga Kolong Tak Layak Huni, Relawan ini Malah Dituding Cari Keuntungan
- Pria Ini Buktikan Hidup di Perkotaan Bisa Bisnis Peternakan hingga Omzet Rp5 Miliar
- 2 Tahun Rintis Bisnis, Perempuan Ini Terpaksa Kembali Mulai dari 0 Lantaran Usahanya Terdampak Banjir
- Reptil Bersayap dari 200 Juta Tahun Lalu Ditemukan, Jago Terbang dan Panjat Pohon
"Semakin unik jenis, warna, hingga bentuk reptil, semakin tinggi pula harganya," kata Fakhri Auzan, Pendiri dan Direktur Repjak saat ditemui di Jakarta, Rabu (23/10).
Ia menjelaskan bahwa dirinya telah menjalankan bisnis jual beli reptil sejak 2012. Tiap bulannya, Repjak dapat menjual sampai dengan 300 ekor Gecko, belum termasuk kodok dan kura-kura air. Dalam menjual hewan, Repjak menjual secara online dan offline dengan membuka booth di berbagai pameran hewan di daerah Jabodetabek, Bandung, Jogjakarta dan Surabaya.
Sobat Repjak, sebutan dari pengikut Repjak, berasal dari seluruh wilayah Indonesia hingga ekspor ke negara Filipina dan Korea Selatan. Menurut Fakhri, berbisnis jual beli reptil dapat dimulai dari skala kecil atau rumahan hingga skala peternakan dengan omset per bulan sampai ratusan juta Rupiah.
Selain bisnis jual beli, Fakhri mengatakan bisnis penyedia kebutuhan reptil seperti aksesoris dan peralatan habitat, pakan dan suplemen; serta jasa penitipan, perawatan dan pelatihan reptil juga turut berkembang seiring dengan pertumbuhan hobi ini.
Dalam menjalankan bisnis reptil ini, Fakhri mengingatkan agar pemilik bisnis memahami betul aturan perizinan terutama reptil langka dan dilindungi, serta aturan ekspor dan impor agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
“Indonesia memiliki aturan ketat terkait perlindungan spesies reptil yang dilindungi. Ada izin khusus yang perlu diurus ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bila ingin memperdagangkan reptil langka atau spesies yang dilindungi, serta memastikan reptil tersebut bukan bagian dari spesies yang dilindungi oleh undang-undang konservasi,” jelasnya.
Begitu juga saat pengiriman. Ada prosedur khusus yang harus dilakukan baik penjual maupun jasa ekspedisi. Edwin Widiantoro, Head of Operations and IT TIKI menyebut yang penting diperhatikan adalah kesehatan reptil sebelum pengiriman. Reptil yang sakit atau stres dapat menjadi agresif dan berbahaya.
“Jika memungkinkan, latih reptil agar terbiasa dengan kondisi yang tidak ideal seperti ketika dalam pengiriman. Selain itu, perhatikan kontainer yang digunakan agar sesuai dengan ukuran, dan kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang dibutuhkan reptil. Gunakan wadah berwarna gelap atau tutupi wadah dengan kain untuk meminimalkan paparan cahaya dan suara yang dapat menyebabkan stress,” ungkapnya.
Pastikan pula ventilasi udara di dalam wadah tersebut mencukupi kebutuhan reptil. Isi ruang kosong di dalam kotak pengiriman dengan koran atau busa untuk megurangi guncangan salama perjalanan. Tempelkan label pengiriman dengan jelas di luar kontainer, termasuk label peringatan “Hewan Hidup”, dan “Tangani dengan Hati-Hati”.