Mengapa di Kesunyian Kita Kerap Dengar Suara yang 'Tak Terdengar?'
Mengapa di kesunyian kita justru dengar suara yang 'tak terdengar?' Hal ini dikarenakan menurut para ilmuwan, keheningan yang mutlak memang tidak ada. Otak dan telinga bahkan akan bereaksi berupa pengalaman 'sonic' yang sulit dijelaskan secara awam akan terjadi di tubuh kita. Hal ini adalah halusinasi pendengaran.
Kita mungkin tak pernah menemui kesunyian, apalagi kita tinggal di area kota. Suara kendaraan lalu-lalang, suara kereta api, serta suara hiruk pikuknya masyarakat yang sedang beraktivitas seringkali sering mengganggu kita.
Namun hal itu sama sekali bukanlah hal yang negatif. Hal ini dikarenakan menurut para ilmuwan, keheningan yang mutlak memang tidak ada. Otak manusia dan telinga manusia bahkan akan bereaksi jika keheningan itu kita alami. Pengalaman 'sonic' yang sulit dijelaskan secara awam akan terjadi di tubuh kita, hanya karena kita tak bisa mengalami keheningan.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Apa yang para ilmuwan temukan tentang keheningan? Para ilmuwan telah menemukan bahwa keheningan sebenarnya adalah suara.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
Suara adalah hal yang konstan. Bahkan sebuah rumah yang kosong dan sepi memiliki suara dengan frekuensi 40 desibel. Di 0 desibel saja, manusia mulai bisa mendeteksi suara.
Ada beberapa tempat yang sangat sunyi, dan jika diukur, frekuensi suara di tempat tersebut hingga mencapai minus desibel. Tempat seperti ini biasanya digunakan untuk menguji sistem audio atau menguji badan pesawat terbang. Ada banyak upaya secara arsitektur untuk membuat tempat jadi sangat sunyi, dan tempat seperti ini banyak dibangun demi kedapnya suara dari luar.
Namun hal ini ternyata tetap mustahil untuk suara tak muncul. Ternyata otak manusia 'terbiasa' untuk menemukan suara baru di tempat sesunyi apapun. Baik itu suara asli, atau suara yang hanya halusinasi.
Kebiasaan manusia yang selalu tenggelam di hiruk pikuk kehidupan modern, membuat kita terbiasa dengan adanya suara. Hilang secara tiba-tibanya suara, bisa membuat otak kita 'kaget'.
Dalam beberapa kasus, dalam kesunyian seseorang bisa mendengar degup jantungnya sendiri secara detil. Mereka bahkan bisa mendengar aliran darah di tubuhnya. Di kasus lain di kesunyian seseorang bisa mendengar suara perutnya mencerna. Menurut ilmuwan, hal ini dialami 5 hingga 15 persen populasi manusia secara global.
Di kasus lain, seseorang bisa mendengar suara musik yang entah datang dari mana, suara ambulan, serta suara kereta api melintas di mana rel kereta api terdekat letaknya sangat jauh. Hal ini membuat ilmuwan berteori bahwa lingkungan memang sunyi, tapi kepala kita tidak.
Halusinasi Pendengaran
Dilansir dari Wired, seorang neurofisiologis dari Polandia bernama Jerzy Konorsky menyatakan bahwa koneksi dari otak ke telinga adalah penyebab halusinasi pendengaran. Teorinya cukup sederhana, di mana manusia memang selalu berhalusinasi secara konstan, sebagai hasil dari berbagai masukan yang kita terima dari semua indera di tubuh kita.
Otak kita bertugas membedakan antara pemikiran dan realita, dan berbagai masukan ini adalah yang membantu otak melakukan hal tersebut. Jika salah satu 'masukan' yang diterima indera tiba-tiba menghilang, otak akan kehilangan sedikit kemampuan untuk membedakan realita dan halusinasi.
Itulah mengapa kita tak akan pernah berada dalam keadaan sunyi. Sesederhana karena otak kita 'tak mau' ada keadaan sunyi.
(mdk/idc)