Mengapa kita tidak bisa mengingat kejadian waktu bayi?
Mengapa kita tidak bisa mengingat kejadian waktu bayi? otak bayi ternyata belum berkembang dengan baik dan jaringan untuk mengingat masa itu belum ada secara sempurna.
Kita mengingat hampir semua kejadian baik maupun buruk yang terjadi pada kita di masa anak-anak, remaja, dan dewasa. Mulai dari momen ulang tahun, momen pertama masuk sekolah, dan pertama diterima kerja. Namun kita sama sekali tak ingat memori apa-apa ketika bayi. Mengapa demikian?
Hal ini merupakan hal yang dipusingkan oleh ilmuwan selama bertahun-tahun. Pasalnya saat kita bayi adalah momen dramatis pertama dalam hidup. Mulai dari kata langkah kaki pertama, kata pertama, dan berbagai momen pertama lainnya. Tidak mengingat hal semacam ini jadi hal yang besar bagi para ilmuwan.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Bahkan bapak psikoterapi dunia, Sigmund Freud, punya istilah sendiri terhadap hal ini, yakni 'amnesia bayi.' Frase ini dikatakannya lebih dari 100 tahun lalu.
Berbagai penelitian awalnya dilakukan pada bayi. Namun para ilmuwan justru menemukan bahwa bayi justru sangat baik dalam hal menerima informasi baru. Tiap detik, bayi membentuk 700 koneksi saraf baru dan mengisinya dengan kemampuan bahasa. Ditemukan juga bahwa bayi sudah mulai belajar ketika ia masih berada di dalam rahim.
Penelitian berlanjut pada orang dewasa yang dilakukan oleh psikolog bernama Qi Wang daru Cornell University. Sang psikolog menanyakan orang dewasa seberapa jauh mereka mengingat masa kecil mereka. Jawabannya bervariasi, mulai dari umur dua tahun, tiga tahun, hingga tujuh dan delapan tahun. Hal ini akan bervariasi berdasarkan pengalamannya; jika dia sudah mendapat pengalaman unik di usia muda, dia akan mengingatnya.
Namun ternyata penelitian ini hanya terkait soal kultur masyarakat saja, dan tak seberapa terkait dengan sains. Seperti jika seseorang ingat ketika pergi ke kebun binatang ketika bayi karena dia takut dengan kuda nil, dia akan mengingatnya karena kultur kita memperlihatkan bahwa kuda nil itu mengerikan. Kita belajar dari hal tersebut dengan mengingatnya.
Terdapat sebuah teori lain yang lebih pas untuk menggambarkan hal ini: otak bayi ternyata belum berkembang dengan baik dan jaringan untuk mengingat masa itu belum ada secara sempurna.
Teori ini muncul secara tidak sengaja, karena dalam sejarah neurosains terdapat fenomena besar berupa pasien bernama Henry Molaison yang hippocampus di otaknya rusak karena operasi epilepsi. Hal ini membuat HM, julukan Henry, tak bisa mengingat apapun. Dia dikenal sebagai 'manusia tanpa memori.'
Meski tak punya memori, HM mampu mempelajari banyak sekali informasi. Dia bisa dikomando untuk menggambar bintang, dan melakukan beberapa hal lain. HM sama persis dengan bayi, yang menerima informasi dengan baik namun sama sekali tak mengingatnya.
Hal ini menguak misteri mengapa bayi tak ingat apapun, dan kita tak mengingat kejadian apapun yang terjadi ketika kita bayi. Hal ini karena hippocampus yang berperan besar dalam memori, belum berkembang secara sempurna.
Baca juga:
Pohon tropis tertinggi di dunia ternyata ada di Kalimantan
Betapa jahatnya, 7 penelitian yang berani korbankan nyawa kaum lemah
Anehnya hiu berkepala dua, 'mutan' laut yang misterius
Penjelasan di balik joroknya kebiasaan gigit jari