Meteor yang jatuh di Rusia ternyata masih 'tetangga' kita
Setelah dilakukan perhitungan matematis, diketahui letak asli dari meteor tersebut.
Jatuhnya meteor di Rusia yang terjadi beberapa minggu lalu mengundang pertanyaan: dari manakah sumber benda angkasa itu? Hal inilah yang coba dijawab oleh beberapa ahli asal Kolombia.
Seperti yang dilansir oleh BBC (26/2), bermodalkan video dan bukti-bukti seputar tempat jatuhnya meteor ini, para astronom akhirnya bisa mengetahui dari mana meteor yang mampu melukai 1000 orang ini berasal. Ada sedikitnya enam aspek berbeda yang digunakan peneliti untuk mengetahui pergerakan meteor, salah satunya adalah arah bayangan meteor ketika terekam oleh kamera warga sipil.
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Bagaimana tulisan di jimat palu Thor ditulis? Huruf tulisan itu memiliki kisaran tinggi antara 3 hingga 7 mm, sehingga pasti dibutuhkan ketelitian untuk menuliskannya ke jimat.
-
Mengapa Waduk Jatiluhur mengalami surut? Volume berkurangnya air saat musim kemarau tahun ini bahkan terbilang cukup ekstrem, yakni hingga 10 meter.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
Peneliti yang dimotori oleh Jorge Zuluaga dan Ignacio Ferrin dari University of Antioquia kemudian menggunakan rumus trigonometri sederhana untuk mengukur tinggi kecepatan dan posisi meteor ketika jatuh. Hasil perhitungan ini kemudian dimasukkan ke dalam sebuah software khusus yang dikembangkan oleh US Naval Observatory.
Hasilnya, para peneliti memperkirakan bahwa meteor ini berasal dari sebuah keluarga batuan luar angkasa bernama Asteroid Apollo. Asteroid ini sendiri memang diketahui memiliki orbit yang bersinggungan dengan orbit bumi.
Hal ini diketahui dari orbit meteor tersebut yang berbentuk lonjong dengan kecenderungan rendah. Sehingga bisa disimpulkan bahwa meteor ini berasal dari sistem tata surya yang sama dengan bumi.
(mdk/nvl)