NASA: Februari 2016 pecahkan rekor temperatur global tertinggi
Laporan ini mengejutkan layaknya bom.
Isu pemanasan global yang sering muncul di berbagai media, ternyata bukan isapan jempol belaka. Bulan Februari lalu, ternyata memecahkan rekor suhu Bumi terpanas.
Dilansir dari Daily Mail (14/3), NASA merilis sebuah data yang menunjukkan temperatur rata-rata permukaan global. Pada Februari lalu, temperatur rata-ratanya 1,35 derajat Celcius lebih tinggi daripada temperatur rata-rata bulanan pada tahun 1951 hingga 1980. Ini adalah temperatur tertinggi dalam sejarah manusia. Bahkan para ilmuwan menganggap hal ini sebagai 'keadaan iklim darurat.'
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Apa misi Pratiwi Sudarmono bersama NASA? Menurut laporan American Indonesian Exchange Foundation, Rabu (22/11), Pratiwi dipilih oleh NASA untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa yang dijadwalkan untuk terbang pada bulan Juni 1986.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Kapan Pratiwi Sudarmono terpilih untuk misi NASA? Sosok inspiratif ini bernama Pratiwi Sudarmono, yang pada Oktober tahun 1985 terpilih oleh badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
Keadaan ini memecahkan rekor yang terjadi hanya di bulan sebelumnya. Pada Januari 2016, temperatur rata-rata berada 1,13 derajat Celcius lebih tinggi dari temperatur rata-rata, menurut hasil data yang disediakan oleh Goddard Institute for Space Studies milik NASA.
Laporan dari NASA ini adalah laporan yang sangat penting bagi berlangsungnya iklim di Bumi. Para analis dari Weather Underground, Jeff Masters dan Bob Henson bahkan menyatakan bahwa laporan ini mengejutkan layaknya bom.
Sang analis juga menyatakan bahwa 'Pemanasan Arktik' adalah penyebab utama hal ini terjadi.
"Seperti ditunjukkan oleh tanda merah gelap dari laporan tersebut, sebagian besar dari Alaska, Kanada, Eropa timur, Rusia, serta samudera Arktik, berada pada temperatur 4.0 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata," ungkap Masters dan Henson.
NASA pun juga mengamini bahwa lautan Arktik yang sebenarnya adalah lautan es, telah terekam satelit mengalami kenaikan permukaan, dan pertumbuhan es nya sangatlah lambat.
Di Februari ini kenaikan es rata-rata hanya 14,22 juta kilometer persegi. Ini adalah angka paling rendah di bulan Februari sepanjang satelit pernah merekam. Ini lebih rendah sejauh 1,16 juta kilometer persegi di bawah angka rata-rata bulanan tahun 1981 hingga 2010.
Baca juga:
Mengapa habis sikat gigi makanan terasa pahit?
Membalik evolusi, peneliti 'tumbuhkan' kaki dinosaurus di tubuh ayam
Cerita 4 kutukan seram yang terbongkar kebenarannya oleh sains
Dengan penemuan lensa ini, smartphone hanya akan setebal kartu ATM
Ngeri! Laba-laba ini bisa 'selancar' dan mangsa ikan 3x lebih besar