Energi Makin Menipis, Pesawat Luar Angkasa ini Terpaksa Pakai Mode Hemat Daya
Tim NASA yang menangani Voyager 2 mengirimkan perintah menutup eksperimen Plasma Science atau pada 26 September 2024 dengan menggunakan Deep Space Network.
Para peneliti telah mematikan salah satu alat ilmiah di wahana antariksa Voyager 2. Keputusan ini diambil karena Voyager 2 kini beroperasi dalam mode hemat daya akibat semakin menipisnya pasokan energi.
Menurut informasi yang dirilis oleh NASA pada Selasa (8/10), Voyager 2 saat ini berada sekitar 20,9 miliar kilometer dari Bumi. Tim NASA yang bertanggung jawab atas Voyager 2 telah mengirimkan instruksi untuk menonaktifkan eksperimen Plasma Science pada 26 September 2024 melalui Deep Space Network, yang merupakan jaringan antena radio besar yang mampu mentransmisikan informasi sejauh miliaran mil ke luar angkasa.
-
Apa yang dimaksud dengan mode hemat daya? Mode hemat daya adalah fitur pada ponsel yang dirancang untuk memperpanjang masa pakai baterai dengan mengurangi konsumsi daya dari berbagai komponen dan aplikasi.
-
Apa yang terjadi dengan Voyager 1? Voyager 1 telah terbang lebih dari 15 miliar mil dari Bumi dan sinyal radio dari pesawat tersebut memerlukan waktu 22,5 jam untuk mencapai Bumi.
-
Bagaimana cara kerja mode hemat daya? Ketika mode ini diaktifkan, ponsel akan melakukan beberapa penyesuaian untuk menghemat energi, sehingga baterai dapat bertahan lebih lama meskipun daya sudah mulai menipis.
-
Bagaimana NASA memperbaiki Voyager 1? Setelah menemukan bahwa salah satu chip memori FDS rusak, tim mengambil langkah untuk memindahkan kode yang terpengaruh ke bagian lain dari memori.
-
Mengapa mode hemat daya dapat menurunkan performa sistem? Mode ini sering kali membatasi kecepatan prosesor untuk mengurangi penggunaan daya, yang dapat membuat aplikasi dan fungsi ponsel berjalan lebih lambat.
-
Bagaimana NASA memanaskan thruster Voyager 1? Dengan sumber daya yang terbatas, mereka harus mematikan salah satu pemanas utama untuk menyalakan pemanas thruster.
Alat yang dimatikan, yaitu PLS, berfungsi untuk memantau angin Matahari. Pesan yang dikirimkan NASA memerlukan waktu 19 jam untuk mencapai Voyager 2, dan sinyal balasan diterima 19 jam setelahnya.
Meskipun wahana antariksa ini sudah berusia cukup tua dan mulai kehabisan cadangan energi, NASA memperkirakan Voyager 2 akan tetap beroperasi dengan setidaknya satu instrumen ilmiah hingga tahun 2030-an.
Badan antariksa Amerika Serikat ini secara berkala harus mengeluarkan perintah untuk mematikan berbagai instrumen ilmiah pada Voyager selama bertahun-tahun, seiring dengan berkurangnya pasokan plutonium yang dimiliki wahana berusia 47 tahun ini.
Voyager 2 dilengkapi dengan tiga generator termoelektrik radioisotop yang mengubah panas dari peluruhan plutonium menjadi listrik. Para ilmuwan mengakui bahwa menonaktifkan peralatan di Voyager 2 atau Voyager 1 bukanlah solusi yang ideal, mengingat data ilmiah yang diperoleh dari kedua wahana tersebut sangat berharga untuk penelitian.
Instrumen eksperimen plasma yang dimatikan terdiri dari empat detektor plasma, yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi mengenai aliran ion dan elektron yang berasal dari Matahari, yang dikenal sebagai angin Matahari. Angin Matahari ini berasal dari korona, atau atmosfer luar Matahari yang panas, dan berinteraksi dengan planet-planet serta medium antar bintang.
Data mengenai angin Matahari ini membantu NASA dalam menentukan bahwa Voyager 2 telah meninggalkan heliosfer pada tahun 2018. Setelah keluar dari heliosfer, Voyager 2 telah mengumpulkan data yang terbatas dalam beberapa tahun terakhir karena orientasinya yang berhubungan dengan arah aliran plasma.
Mengenai Voyager 2
Menurut informasi yang dirilis oleh laman JPL Voyager pada Senin (7/10), Voyager 2 diluncurkan pada 20 Agustus 1977 dari Cape Canaveral, Florida, menggunakan roket Titan-Centaur.
Selama 48 bulan, Voyager 1 dan 2 menjelajahi semua planet raksasa di tata surya, termasuk Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, serta mengamati sistem cincin dan medan magnet yang dimiliki oleh planet-planet tersebut.
Voyager 2 melakukan pendekatan terdekat ke Jupiter pada 9 Juli 1979. Voyager merupakan wahana antariksa ketiga dan keempat yang berhasil melintasi semua planet dalam tata surya kita, setelah wahana Pioneer 10 dan 11 yang lebih dahulu melampaui pengaruh gravitasi Matahari.
Namun, pada 17 Februari 1998, Voyager 1 berhasil mengalahkan Pioneer 10 dan menjadi objek buatan manusia terjauh yang ada di luar angkasa. NASA sebelumnya berhasil memulihkan komunikasi dengan Voyager 2 setelah terputus akibat kesalahan pengaturan.
Saat ini, misi jangka panjang Voyager 2 berada sekitar 19,9 miliar kilometer dari Bumi, setelah antenanya secara tidak sengaja dipindahkan menjauh dari arah Bumi pada 28 Juli akibat serangkaian perintah.