NASA Peringatkan Manusia Untuk Tak Permainkan Isu Meteor
NASA Peringatkan Manusia Untuk Tak Permainkan Isu Meteor
NASA memperingatkan umat manusia untuk tidak main-main dengan isu meteor.
Pasalnya, ancaman datangnya meteor ke bumi ternyata lebih besar dari perkiraan kita selama ini.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Bagaimana meteoroid bisa 'jatuh' ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
-
Dimana asteroid itu jatuh? Sebuah benda angkasa hancur di atas Sungai Podkamennaya Tunguska di Siberia.
-
Bagaimana proses terjadinya hujan meteor? Meteor terjadi ketika objek angkasa, seperti debu dan partikel lainnya, memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Saat objek tersebut memasuki atmosfer, gesekan dengan udara menyebabkan panas dan tekanan pada objek tersebut.
-
Apa itu hujan meteor Geminid? Hujan meteor Geminid adalah salah satu hujan meteor terbesar yang terjadi setiap tahun pada pertengahan Desember.Fenomena ini berasal dari sisa debu dan puing-puing dari objek bernama 3200 Phaethon yang menjadi asal usul hujan meteor ini. Phaethon sendiri dianggap sebagai "asteroid hampir" atau "komet berkarang".
Jim Bridenstine, dalam Planetary Defense Conference menyatakan, selama ini teori-teori sains mengenai adanya kedatangan meteor sering dianggap konyol dan mengundang gelak tawa.
"Kita ingin memastikan kalau orang-orang mengerti, ini bukanlah tentang Hollywood, ini bukanlah tentang film-film yang sering kita lihat. Ini tentang penyelamatan satu-satunya planet yang bisa menyediakan kehidupan bagi kita, dan planet itu adalah bumi," ujarnya seperti dilansir dari Business Insider via Tekno Liputan6.com, Jumat (10/5/2019).
Bridenstine kemudian mengungkit kejadian bulan Februari 2013, di mana sebuah meteor berdiameter 20 meter melaju dengan kecepatan 40 ribu mil per jam, melewati atmosfir bumi dan meledak di Chelyabinsk, Russia.
Meteoritnya, atau bagian-bagian kecil dari meteor besar, jatuh di berbagai daerah dan bola-bola api melaju di langit Russia.
Beriringan dengan jatuhnya meteor, terdapat suara ledakan kencang yang memecahkan jendela dan merusak gedung-gedung, Bridenstine menambahkan.
Ledakan meteor itu disebut-sebut punya kekuatan 30 kali lebih besar dari bom atom di Hiroshima.
Menurut laporan CNN, lebih dari 4 ribu gedung yang kebanyakan blok-blok apartemen rusak dan 200 ribu meter persegi kaca (di jendela, pintu, gedung) hancur lebur.
Bridenstine menyatakan, berdasarkan sistem model NASA diperkirakan kejadian semacam ini akan terjadi 60 tahun sekali.
Sumber: Tekno Liputan6.com
Reporter: Athika Rahma
Baca juga:
Ilmuwan Sebut Nenek Moyang T-Rex Ternyata Mungil, Tak Sampai 1 meter!
7 Kesalahan Penelitian Yang Berguna dan Akhirnya Tetap Dipakai
5 Teori Konspirasi Yang Terbukti Benar Adanya
Banyak Film Baru, Ini Rahasia Posisi Duduk Terbaik di Bioskop Menurut Sains!
Teori Sains Menyebut Bahwa Waktu di Alam Semesta Bisa Berhenti Total, Benarkah?
Pertama Dalam Sejarah, NASA Berhasil Rekam Gempa di Mars
7 Hoax dan Ilmu pengetahuan Palsu yang Dipercaya Umat Manusia