NASA Temukan Batuan Tipis Mirip Lembaran Halaman Buku, Begini Bentuknya
Formasi batuan yang menyerupai halaman buku tersebut dianggap cukup unik dan memicu dilakukannya pemeriksaan menyeluruh.
Penemuan di planet Mars yang dilakukan oleh NASA telah memperlihatkan beberapa pemandangan luar biasa di planet merah tersebut. Salah satunya adalah bebatuan yang menyerupai makhluk laut dan simbol Star Trek.
Selain itu, terdapat penemuan terbaru yang menarik perhatian adalah sekumpulan batu besar yang ditemukan oleh penjelajah Curiosity di Kawah Gale.
-
Apa yang ditemukan NASA di Planet Mars? Wahana antariksa NASA Perseverance di Planet Mars menemukan bukti adanya danau purba di lapisan sedimen Kawah Jezero.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Mars yang mirip dengan Bumi? Lumpur kering ini ketika diamati ternyata mirip dengan lumpur kering yang ada di Bumi.
-
Apa yang ditemukan di permukaan Mars? NASA mengklaim telah memecahkan misteri salah satu fenomena paling aneh di Mars. Mengutip BBC, Selasa (17/9), para ilmuwan dari badan antariksa AS tersebut berhasil merekonstruksi bentuk seperti laba-laba yang terlihat di permukaan Mars.
-
Bagaimana bentuk batuan yang ditemukan di Planet Mars itu? Perseverance rover atau wahana penjelajah Planet Mars, kembali memperlihatkan gambar formasi batuan yang menjadi perbincangan semua kalangan, terutama ilmuwan. Pada Juni lalu, penjelajah NASA mengambil foto objek berbatu gelap yang anehnya menyerupai donat.
-
Apa yang membuat ilmuwan kebingungan tentang Planet Mars? Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa Mars berputar lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
-
Bagaimana peneliti menemukan bukti sungai di Mars? Data ini digabungkan dengan beberapa model numerik yang mensimulasikan erosi di planet Mars. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa terdapat bukti lanjutan dari keberadaan endapan sungai di Mars.
Anggota tim Curiosity, Deborah Padgett, menuliskan batu-batu yang ditemukan tertutup lapisan sedimen setipis kertas seperti halaman buku. Formasi batuan yang menyerupai halaman buku tersebut dianggap cukup unik dan memicu dilakukannya “pemeriksaan menyeluruh”, dikutip dari Forbes, Selasa (17/9).
“Beberapa lapisan memiliki struktur riak yang menarik yang mungkin terbentuk di air yang mengalir atau pasir yang tertiup angin,” kata Padgett.
Pengamatan terhadap bebatuan setipis kertas yang dilakukan oleh Curiosity dapat membantu para ilmuwan memahami apakah angin atau air terlibat di dalamnya.
NASA tertarik pada sejarah air di Mars karena air adalah unsur utama bagi kehidupan dan Curiosity beserta saudaranya yang lebih baru, Perseverance, membantu memahami apakah Mars dahulu pernah menjadi tempat tinggal bagi kehidupan mikroba.
Mars merupakan tempat yang berangin dan berdebu, sehingga erosi menyebabkan bentuk-bentuk fantastis dari beberapa batuan Mars. Adapun batu-batuan gelap yang dijuluki “Tungsten Hills” karena distrik pertambangan di California.
- NASA Bikin Animasi Perubahan Medan Magnet Bumi 41.000 Tahun Lalu, Kutub Bumi Alami Pergeseran
- NASA Temukan Galaksi Baru Berbentuk Burung Merak dengan Cahaya Berwarna Ungu, Ini Wujudnya
- Sebentar Lagi Bumi Bakal Dihiasi Bintang Buatan Manusia Mirip Aslinya
- NASA Temukan 4 Objek Unik Penghuni Luar Angkasa, dari Planet Pengembara hingga Berlian
Bentuk lainnya, Curiosity juga menemukan formasi batuan yang menggantung dan rapuh dalam bentuk sendok pada Agustus 2015. Curiosity telah berada di Kawah Gale sejak 2012 dan telah melakukan perjalanan ke dasar gunung tengah jawah yang besar, Gunung Sharp. NASA membuat penemuan tak terduga pada bulan Juli ketika Curiosity melewati sebuah batu, memecahkannya, dan menemukan belerang murni.
Para ilmuwan pun masih bingung bagaimana mereka bisa sampai disana dan mencari tahu lebih banyak lagi. NASA menghadapi beberapa tantangan ekstra dengan Curiosity saat ini karena musik oklusi.
“Dari perspektif Curiosity, Bumi sering kali berada di posisi tinggi di langit Mars, tetapi saat ini, Bumi lebih rendah, dan medan berbukit membuat komunikasi langsung antara penjelajah dan timnya menjadi sulit,” tulis NASA di X.
Curiosity hanya dapat melakukan komunikasi langsung lewat antena di wahana, tetapi dengan posisi Bumi dan gunung besar di dekatnya membuat kesulitan. Mereka harus mengatur waktu komunikasinya agar antena tidak terhalang.
Tentu menambah kerumitan dalam bekerja, tetapi tidak mengganggu misi mereka. Para penjelajah harus terus mengirimkan serangkaian gambar dan data, termasuk tentang Tungsten Hills dan bentuk aneh menyerupai buku yang ada pada bebatuan.
Dengan adanya batuan Mars, seperti dianggap perpustakaan kuno yang sedang diterjemahkan para ilmuwan untuk mencari tahu sejarah planet dengan segala teka-tekinya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia