Pemerintah Perlu Perhatikan Industri Seluler
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kristiono mengatakan, pemerintah harus melakukan upaya agar industri seluler tumbuh positif di tahun 2019. Masalahnya, selama tahun 2018, industri seluler yang dianggap sebagai infrastruktur ekonomi digital ini justru mengalami pertumbuhan yang tidak sehat.
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kristiono mengatakan, pemerintah harus melakukan upaya agar industri seluler tumbuh positif di tahun 2019. Masalahnya, selama tahun 2018, industri seluler yang dianggap sebagai infrastruktur ekonomi digital ini justru mengalami pertumbuhan yang tidak sehat.
"Kalau kita lihat sampai 2018, ini pertama kali dalam sejarah industri seluler kita tumbuh negatif. Ini kan artinya gak sehat. Kalau tidak sehat, pastinya akan memengaruhi banyak hal. Apalagi industri ini menjadi infrastruktur ekonomi digital," jelasnya, Kamis (17/1).
-
Bagaimana menurut Menkominfo, industri telekomunikasi Indonesia bisa menjadi lebih sehat? “Sudah bagus, tiga operator ini sehat. Dan saya minta jangan ada perang harga supaya industrinya sehat, investasinya berkelanjutan, perusahaannya lebih bagus, dan ujungnya, kan, ke pelayanan, ke masyarakat,”
-
Mengapa industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang? Pada tahun 2021, sektor informasi dan komunikasi menyumbang sekitar Rp 748,75 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Bagaimana Telkom menghadapi evolusi dunia telekomunikasi? “TelkomGroup telah market leader di Indonesia, namun kita harus melakukan ekspansi bisnis di kawasan untuk dapat memenangkan market yang lebih besar," katanya.. Untuk itu, mereka menetapkan strategi Five Bold Moves yang sejalan dengan tren global untuk mengantisipasi kondisi market telco Indonesia dimana layanan legacy kian stagnan dan menurun. Fokus strategi tersebut pada digital connectivity, digital platform, digital services.
-
Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan oleh layanan OTT terhadap industri seluler di Indonesia? “Apa sih dampaknya? Kalau kita lihat dalam 5-7 tahun terakhir penurunan dari pendapatan sms. Kalo kita lihat secara global ancaman terhadap operator ini juga terjadi di seluruh dunia,” Sigit juga menambahkan terdapat setidaknya beberapa dampak yang akan dipengaruhi oleh ketidakadaan regulasi yang mengatur operasional OTT di Indonesia. Efek Gunting kehadiran OTT ini pada satu sisi menaikan traffic penggunaan pada penyedia layanan seluler di Indonesia. Akan tetapi, pada sisi lainnya meskipun traffic dari pengguna akan naik, pendapatan yang dihasilkan akan datar dan sama saja. Sebab, nilai yang masuk itu diterima oleh OTT, bukan penyedia layanan seluler.
-
Kenapa Kemkominfo mendorong kemajuan teknologi? “Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
Menurutnya, problem besar yang sedang dihadapi industri ini adalah adanya ketidakseimbangan antara demand dan supply. Secara demand, tumbuh bagus. Seperti, peningkatan penggunaan smartphone dan trafik data yang terus memperlihatkan kenaikan. Namun persoalannya adalah pertumbuhan permintaan itu tidak bisa menjadi revenue.
"Akibatnya berpengaruh terhadap supply yang berdampak terhadap bagaimana operator seluler ini bisa melakukan investasi dan melayani pelanggan dengan baik," ucapnya yang ditemui usai acara Selular Business Forum 2019 di Balai Kartini, Jakarta.
Lebih lanjut dikatakan Kristiono, ada 2 hal yang harus diperhatikan pemerintah agar industri seluler ini sehat. Pertama, saat pemerintah akan melelang frekuensi, sebaiknya merasionalkan harga dari nilai spektrum itu. Sebab, saat ini regulator masih menggunakan parameter-parameter lama untuk menetapkan harga spektrum.
"Kita berharap kepada pemerintah pada saat lelang frekuensi atau apapun, itu lebih rasionallah. Jadi tidak lagi menggunakan parameter-parameter yang lama," ungkap dia.
Parameter yang lama, kata dia, seperti voice dan SMS. Harusnya menggunakan parameter baru seperti data. Karena porsi data sudah besar daripada SMS dan voice. Maka, nilai spektrum pun semestinya turun, harganya juga harus turun.
"Ini karena harga data kita pun paling murah di dunia kecuali di India seperti tadi diungkapkan dari ATSI," terangnya.
Kemudian yang kedua adalah terkait dengan pemain Over The Top (OTT). OTT sendiri merupakan layanan dengan konten berupa data, informasi atau multimedia yang berjalan melalui jaringan internet. Contohnya Google, Facebook, dan lain sebagainya. Maka itu, pemain OTT sudah saatnya diatur agar sama dengan industri seluler.
Pemerintah diharapkan segera menetapkan aturan mengenai OTT. Aturan mengenai OTT ini sempat ramai diperbincangkan. Ditargetkan pada tahun 2017 selesai. Namun, hingga saat ini aturan itu belum kelar.
"Sekarang orang telepon lewat WA call. Ini harus diatur agar level playing field sama. Pemerintah harusnya cepat buat aturan mengenai ini. Jangan biarkan mereka masuk dan menggerogoti industri nasional," ujarnya.
(mdk/faz)