Penjelasan Ilmiah Mengapa Pedas Itu Sensasi, Bukan Rasa
Penjelasan Ilmiah Mengapa Pedas Itu Sensasi, Bukan Rasa
Selain manis, asin, asam dan pahit kita kerap turut menyebutkan pedas dalam klasifikasi rasa. Padahal, rasa pedas itu bukan termasuk rasa. Rasa pedas hanyalah sebuah sensasi.
Jika Anda masih ingat tentang sensor rasa yang berada di lidah, tentu Anda ingat tentang bagian lidah yang lebih peka akan rasa tertentu dibanding lainnya. Reseptor rasa manis berada di ujung, asin di samping, asam di tepi, dan pahit di bagian pangkal.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Dalam penjelasan yang kita terima di bangku sekolah tersebut, tak ada reseptor rasa pedas.
Hal ini dikarenakan pedas hanya merupakan suatu sensasi panas dan terbakar yang dirasakan ujung saraf lidah atau lebih dikenal sebagai papila. Rasa pedas sendiri yang sering ditimbulkan oleh cabai, disebabkan oleh senyawa capsaicin yang terkandung dalam cabai.
Capsaicin sendiri berhubungan dengan papila bagian manapun di lidah, tidak mempunyai bagian tertentu yang lebih peka.
Hal ini merupakan salah satu syarat ilmuwan untuk mengkategorikan rasa, yakni punya reseptor lidah sendiri layaknya rasa lain. Karena pedas tak mampu memenuhi kriteria ini, pedas bukan merupakan rasa.
Terbakar
Selain itu memang pedas tidak diterima otak sebagai rasa layaknya rasa lain. Karena ketika capsaicin sudah 'menyentuh' papila, saraf tersebut akan mengirim sinyal pada otak berupa sinyal rasa sakit, seakan-akan lidah kita sedang terbakar.
Otak kita menangkap justru rasa sakit sebagaimana rasa pedas yang kita rasakan ketika makan sambal tersebut sedang membakar lidah kita.
Jika dimasukkan dalam konteks mengapa suatu rasa digolongkan sebagai rasa, pedas sudah tidak termasuk. Ada 3 kriteria, yakni berupa rasa harus bisa langsung dikenali, punya reseptor lidah sendiri layaknya rasa lain, serta memicu respons fisiologi tertentu pada tubuh.
Rasa pedas dengan mudah bisa dikenali, namun rasa pedas tak punya reseptor dan tak memiliki respon fisiologi tertentu pada tubuh. Mengapa? Karena reseptor tidak bereaksi terhadap komponen layaknya rasa lain.
Sensasi pedas yang disebabkan senyawa capsaicin tersebut tak ada beda dengan sensasi ketika kulit kita terluka atau terbakar. Hal ini menjelaskan mengapa pedas hanyalah sensasi, bukan rasa.
(mdk/idc)