Perusahaan Jepang Ini Mau Menjaring Sampah Ruang Angkasa Seukuran Bus
Astroscale, perusahaan asal Jepang, telah menandatangani kontrak senilai USD90 juta dengan JAXA untuk misi pembersihan sampah antariksa.
Astroscale, perusahaan asal Jepang menandatangani kontrak senilai USD90 juta atau setara Rp 1,3 triliun dengan Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA). Kontrak ini bertujuan untuk meluncurkan roket seukuran bus dari orbit dan mengembalikannya ke atmosfer Bumi pada akhir dekade ini.
Mengutip Space, Senin (26/8), misi baru yang diberi nama ADRAS-J2, akan menggunakan lengan robotik untuk menangkap roket seberat 3 ton dan sepanjang 36 kaki (11 meter) tersebut dan kemudian menariknya ke atmosfer Bumi untuk dihancurkan.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Siapa astronot NASA yang terjebak di luar angkasa? Dua astronot NASA, Suni Williams dan Butch Wilmore, yang sedang menguji pesawat luar angkasa Boeing CST-100 Starliner, terpaksa tetap berada di ISS setelah mengalami kesulitan teknis dengan pesawat mereka.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Bagaimana astronot mencapai luar angkasa? Penerbangan operasional pertama Program Pesawat Ulang-alik pada tahun 1980an membawa gelombang manusia baru ke luar angkasa.
Roket H-2A, yang telah mengorbit di ketinggian 370 mil (600 kilometer) sejak meluncurkan satelit pada tahun 2009, merupakan salah satu dari ratusan badan roket yang sudah habis masa pakainya yang masih berada di luar angkasa dekat Bumi.
Meski usia dan kondisi roket ini menyulitkan upaya pemindahannya, inspeksi ADRAS-J menunjukkan bahwa adaptor muatan roket yang akan digunakan untuk menangkap roket tersebut masih utuh. Astroscale telah memiliki beberapa misi pembersihan sampah antariksa lainnya yang sedang dikerjakan.
Pada Juli lalu, perusahaan ini menandatangani kontrak dengan operator satelit Eutelsat OneWeb untuk mengeluarkan salah satu satelit OneWeb yang dilengkapi dengan pelat docking magnetik dari orbit pada tahun 2027. Konsep pesawat antariksa Astroscale lainnya—dengan lengan robotik—sedang dipertimbangkan oleh Badan Antariksa Inggris untuk kemungkinan mengeluarkan dua satelit tua asal negara itu.
Misi ADRAS-J2 direncanakan akan diluncurkan paling cepat pada tahun 2027. Astroscale sebelumnya telah menguji beberapa teknologi kunci dalam proyek bernama ELSA-M, yang berhasil berulang kali menangkap simulasi sampah antariksa menggunakan sistem magnetik. Sampah antariksa adalah masalah besar bagi industri antariksa.
Menurut ESA, ada sekitar 40.500 keping sampah antariksa yang ukurannya lebih besar dari 4 inci (10 cm) yang melayang di luar angkasa. Ini termasuk satelit tua, panggung roket yang habis masa pakainya, objek yang dibuang dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan fragmen yang dihasilkan dari tabrakan dan ledakan.
- Perusahaan Otobus di Jepang Viral, Pemiliknya Orang Indonesia
- Soal Sewa Alphard Seharga Rp25 Juta Perhari untuk Tamu Upacara di IKN, Mensesneg Buka Suara
- Perusahaan Bus Pariwisata ini Ternyata Milik Jenderal TNI, Sosoknya Pernah Jadi Kasad di Era 3 Presiden RI yang Berbeda
- Penumpang Kereta Api Pandalungan yang Anjlok di Sidoarjo Diantarkan Naik Bus ke Tujuan
Selain itu, terdapat 1,1 juta objek yang berukuran antara 0,4 dan 4 inci (1 hingga 10 cm), serta diperkirakan lebih dari 130 juta objek yang ukurannya lebih kecil dari 0,4 inci (1 cm) yang tersebar di luar angkasa dekat Bumi.
Sampah-sampah ini mengorbit Bumi dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga berpotensi merusak segala sesuatu yang ada di jalurnya. Dengan meningkatnya jumlah satelit yang operasional, para ahli khawatir bahwa tabrakan tidak dapat dihindari, mengingat radar yang ada di Bumi hanya dapat mendeteksi fragmen sampah antariksa yang lebih besar.