Planet Disebut Ilmuwan Bisa Berpindah ke Lokasi Lain, Ini Penyebabnya
Teori ini menawarkan pemahaman baru mengenai dinamika tata surya serta proses pembentukan orbit planet.
Teori migrasi planet semakin mendapat perhatian di kalangan ilmiah pada tahun 2024. Istilah ini merujuk pada fenomena ketika planet berpindah dari orbit asalnya ke orbit baru, yang disebabkan oleh interaksi gravitasi antara planet atau dengan objek besar lainnya.
Teori ini memberikan pemahaman baru mengenai dinamika tata surya serta pembentukan orbit planet. Berdasarkan informasi dari laman Science Alert pada Kamis (26/12), para ilmuwan menyatakan bahwa interaksi gravitasi antarplanet kemungkinan pernah terjadi di masa lalu.
-
Kapan planet ini ditemukan? Pada awal tahun 2000-an, data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen Ultra-Violet-Visual Echelle Spectrograph (UVES) pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory menunjukkan bahwa WD0032-317 sedang bergerak dan nampak seperti ditarik-tarik oleh bintang yang mengorbit.
-
Planet kesembilan itu seperti apa? Planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya.
-
Dimana planet-planet yang berbentuk datar ini terbentuk? Simulasi baru menunjukkan, planet-planet besar yang terbentuk cukup jauh dari bintang induknya memulai kehidupannya bukan sebagai bola yang rapi, namun lebih berupa piringan pipih atau datar atau disebut oblate spheroid.
-
Apa yang sering terjadi di planet lain selain Bumi? Kini, terungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.
-
Bagaimana proses pemanasan planet ini terjadi? Planet yang mengorbit dekat bintangnya disinari dengan sinar ultraviolet dalam jumlah besar. Hal ini dapat menyebabkan atmosfernya menguap, dan molekul-molekul di dalamnya terkoyak. Proses ini dikenal sebagai disosiasi termal.
-
Di mana posisi planet-planet ini akan berada saat berjajar? Posisi jajaran planet ini akan terbentang mulai dari atas kepala hingga dekat ufuk timur.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa adanya objek bermassa besar, dengan massa antara 2 hingga 50 kali massa Jupiter, yang melintasi tata surya di masa lalu mungkin telah memicu migrasi planet-planet tersebut. Objek besar ini diduga mengakibatkan gangguan gravitasi yang mengubah orbit planet-planet raksasa dalam tata surya.
Penelitian ini dipaparkan dalam makalah berjudul "A Substellar Flyby That Shaped The Orbits of The Giant Planets" yang diterbitkan di jurnal Astrophysics pada 5 Desember 2024. Studi ini dipimpin oleh Garett Brown, seorang ilmuwan dari University of Toronto.
Dalam penelitiannya, Brown menjelaskan bahwa evolusi orbit planet dimulai dari interaksi antara cakram gas dan debu yang mengelilingi matahari pada tahap awal pembentukan tata surya. Proses ini menghasilkan orbit yang melingkar dan sejajar, yang menjadi pola umum di tata surya.
Namun, dalam beberapa situasi, orbit planet dapat terganggu oleh objek eksternal. Proses ini sering disebut sebagai ejection protoplanet, di mana benda besar dikeluarkan dari sistem orbitnya.
Brown menambahkan bahwa meskipun fenomena ini sering terjadi dalam pembentukan tata surya, ada kemungkinan bahwa objek asing dari luar tata surya melintasi sistem kita dan menyebabkan perubahan signifikan pada orbit planet.
- Misteri Planet Kesembilan Ukurannya 10 Kali Lipat dari Bumi Bikin Ilmuwan Penasaran
- Ilmuwan Temukan Planet yang Mirip Bumi, Bisakah Manusia Pindah ke Sana?
- Ilmuwan Temukan Bukti Adanya Planet Baru, Massanya 10 Kali Lebih Besar Dari Bumi
- Astronom Temukan Planet yang Mengorbit Bintangnya Jauh Lebih Cepat Dibandingkan Bumi
Dalam penelitian tersebut, Brown dan timnya mempelajari eksentrisitas atau tingkat keovalannya orbit planet-planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus untuk mengidentifikasi penyebab migrasi orbit mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek dengan massa antara 2 hingga 50 kali massa Jupiter, yang melintasi tata surya dengan kecepatan hiperbolik lebih dari 6 km/s dan pada jarak kurang dari 20 unit astronomi dari matahari, mungkin menjadi penyebab utama migrasi orbit tersebut.
Brown menyatakan bahwa temuan ini memperkuat hipotesis bahwa gangguan gravitasi dari pengunjung antarbintang dapat memengaruhi evolusi orbit planet-planet raksasa. Menurut perhitungan timnya, ada kemungkinan 1:100 bahwa objek asing seperti ini dapat menghasilkan pola orbit planet raksasa yang kita amati saat ini.
Lebih jauh, penelitian ini tidak hanya membantu kita memahami sejarah tata surya, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang kemungkinan adanya fenomena serupa di sistem planet lain di galaksi. Jika interaksi gravitasi dengan objek besar dapat terjadi di tata surya, maka proses serupa juga mungkin terjadi di sistem planet di sekitar bintang-bintang lain.