Retas NASA, grup hacker ini nyaris tenggelamkan drone Rp 3 triliun
Grup hacker ini dapatkan ratusan Gigabyte data milik NASA
Tahun 2013 lalu, sebuah grup hacker bernama AnonSec secara tidak sengaja berhasil meretas server NASA (National Aeronautics and Space Administration). Imbasnya, mereka berhasil mencuri beberapa data termasuk mengontrol sebuah drone mahal milik NASA.
Beberapa waktu lalu, AnonSec mempublikasikan data yang berhasil dicuri dari NASA. Mulai dari informasi personal 2.414 pegawai NASA, 631 video dari radar dan pesawat NASA, sampai 2.143 data penerbangan. Bagaimana NASA bisa teretas?
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Siapa astronot Indonesia yang nyaris ikut misi NASA? Sosok inspiratif ini bernama Pratiwi Sudarmono, yang pada Oktober tahun 1985 terpilih oleh badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
-
Siapa yang mengatur anggaran NASA? Masyarakat mendukung dan bersemangat dengan gagasan ini, begitu pula anggota parlemen yang mengatur anggaran NASA yang besar.
-
Siapa astronot NASA yang terjebak di luar angkasa? Dua astronot NASA, Suni Williams dan Butch Wilmore, yang sedang menguji pesawat luar angkasa Boeing CST-100 Starliner, terpaksa tetap berada di ISS setelah mengalami kesulitan teknis dengan pesawat mereka.
-
Apa yang NASA berhasil uji coba? NASA telah merilis rekaman yang diambil oleh tim Mars Ascent Vehicle (MAV) saat mereka melakukan uji terowongan angin di Marshall Space Flight Center yang bersejarah milik badan antariksa tersebut.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
Cerita berawal dari tahun 2013 lalu ketika AnonSec menyebar virus 'Gozi'. Secara tidak sengaja, virus itu menginfeksi dan membobol salah satu server NASA akibat lemahnya sistem password yang dipakai.
Kemudian, AnonSec juga berhasil menembus sistem pengamanan perangkat NAS (Network Attached Storage), tempat NASA menyimpan data penerbangan drone mereka. Dari sini juga, AnonSec sukses mengendalikan kamera CCTV dari berbagai pusat penelitian NASA, seperti Glenn Research Center, Goddard Space Flight Center, dan Dryden Flight Research Center.
NASA baru sadar bila servernya ada yang bobol pasca grup hacker itu mencoba membajak drone 'Global Hawk' NASA dan menenggelamkannya ke Samudra Pasifik. Untungnya, ada insinyur NASA yang sadar ada perubahan manuver terbang si drone, kemudian langsung melakukan kendali manual. Selamatlah drone canggih berharga USD 222 juta (sekitar Rp 3 triliun) itu.
Pasca insiden itu NASA melakukan perbaikan sistem dan memutus kontak grup AnonSec ke server mereka. Namun, AnonSec terlanjur mendapatkan data NASA sebesar 275GB yang sempat ditawarkan ke Wikileaks untuk merilisnya. Wikileaks sendiri akhirnya menolak permintaan AnonSec itu.
Sumber: Softpedia
Baca juga:
Ini wajah badai salju dahsyat 'Jonas' dari luar angkasa
Benda misterius mirip siput ditemukan merayap permukaan di Pluto
Begini gambaran penampilan kamu jika melakukan selfie di Mars
Proyek hunian di Planet Mars sebentar lagi terwujud
5 Gambar luar angkasa paling menakjubkan selama tahun 2015