Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Beri Peringatan Keras Fenomena ini ke Umat Manusia
Apa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Apa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Beri Peringatan Keras Fenomena ini ke Umat Manusia
Sebelum wafatnya, fisikawan Stephen Hawking memberikan peringatan serius kepada umat manusia tentang potensi dan risiko kecerdasan buatan.
Meskipun ia meninggal di 2018, peringatan tersebut tetap relevan hingga saat ini.
-
Siapa Habib Ali Kwitang? Di awal abad ke-20, Habib Ali Kwitang menjadi sosok ulama yang paling berpengaruh di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Ia merupakan keturunan dari Rasulullah di Betawi yang turut membantu kelahiran Republik Indonesia.
-
Kapan Habib Ali Kwitang wafat? Sampai sekarang, jejak dakwah dari ulama yang wafat pada 13 Oktober 1968 itu masih ada.
-
Kapan Hari Stroke Sedunia diperingati? Setiap 29 Oktober, masyarakat dunia memperingati Hari Stroke Sedunia.
-
Siapa Bapak Harto? Saat itu ada Bapak Harto, ayah dari Gilga Sahid.
-
Siapa Prof. Sarijaya? Momen haru tercipta saat Prof. Ir. Sarijaya dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM di ruang Balai Senat UGM pada Kamis (1/2).
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
Stephen Hawking yang merupakan seorang ahli astrofisika terkemuka, telah lama memperingatkan kita tentang dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kecerdasan buatan di masa depan.
Bahkan sebelum banyak orang memahami sepenuhnya apa itu AI, Hawking sudah berada di depan dalam memberikan peringatan tentang potensi bahayanya.
Mengutip Indy100, Minggu (17/3), Dalam sebuah wawancara dengan BBC di 2014, Hawking dengan tegas menyatakan, "Perkembangan kecerdasan buatan secara penuh dapat berarti akhir dari umat manusia."
Dengan visi futuristiknya, ia mencoba menjelaskan bagaimana teknologi ini dapat berkembang dengan cepat dan mengubah paradigma kehidupan manusia, terutama jika melebihi kecerdasan manusia itu sendiri.
Hal tersebut menurutnya dapat menyebabkan manusia tergantikan oleh kecerdasan buatan, karena manusia memiliki keterbatasan evolusi biologis yang lambat.
Hawking juga tidak ragu untuk menandatangani surat terbuka kepada PBB di 2015, bersama dengan sekitar 100 ahli lainnya yang memperingatkan tentang bahaya pengembangan kecerdasan buatan yang tidak terkontrol.
Bahkan, dalam bukunya yang terbit setelah kematiannya, Brief Answers to the Big Questions, ia mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemungkinan terjadinya ledakan kecerdasan buatan yang melebihi kemampuan manusia.
Sebagian dari kita mungkin meremehkan gagasan tentang mesin yang sangat cerdas sebagai sesuatu yang hanya ada dalam fiksi ilmiah, namun bagi Hawking, mengabaikan potensi ancaman ini adalah kesalahan besar.
Peringatannya menjadi suatu pengingat penting tentang perlunya mengawasi dan mengelola perkembangan kecerdasan buatan dengan bijaksana demi keberlangsungan manusia di masa depan.