Sedang Perbaiki Panel Surya Stasiun Luar Angkasa, Astronot Tak Sengaja Jatuhkan Benda Ini ke Bumi
Benda in ijatuh kemudian mengorbit di Bumi. Jika dilihat dari Bumi, bentuknya terang.
Benda in ijatuh kemudian mengorbit di Bumi. Jika dilihat dari Bumi, bentuknya terang.
Sedang Perbaiki Panel Surya Stasiun Luar Angkasa, Astronot Tak Sengaja Jatuhkan Benda Ini ke Bumi
Sebuah objek baru untuk diamati di langit malam telah bertambah. Objek ini bukanlah satelit, stasiun luar angkasa, atau benda-benda langit.
Namun, objek baru itu ialah sebuah tas berisi peralatan luar angkasa. Mengapa bisa terjadi?
-
Bagaimana astronot mencapai luar angkasa? Penerbangan operasional pertama Program Pesawat Ulang-alik pada tahun 1980an membawa gelombang manusia baru ke luar angkasa.
-
Apa saja yang dilakukan astronot di luar angkasa? Mayoritas astronot yang dikirim ke luar angkasa, 86 persen, menyelesaikan perjalanan dengan setidaknya satu kali orbit mengelilingi Bumi.
-
Bagaimana astronot bisa mencium bau luar angkasa? Namun demikian, kenyataannya adalah setelah kembali dari perjalanan di luar stasiun luar angkasa, astronot secara teratur mencium aroma unik saat melepaskan helm mereka.
-
Apa yang dilakukan astronot saat berada di luar angkasa? Astronot wajib memiliki keahlian: - Memberikan keputusan - Mengemudikan pesawat luar angkasa - Memelihara pesawat luar angkasa - Memberikan layanan medis dan darurat - Berjalan di luar angkasa - Mengoperasikan stasiun luar angkasa - Mengontrol lengan dan mesin robot
-
Apa bau ruang angkasa yang dirasakan oleh para astronot? Ketika astronot kembali dari spacewalk atau di luar stasiun luar angkasa, mereka sering menggambarkan aroma tak terduga yang mirip daging panggang dan bubuk mesiu yang terpakai.
-
Apa yang terjadi pada astronot saat mereka berada di luar angkasa? Kepergian astronot ke luar angkasa dapat menyebabkan pengaruh buruk pada tubuh astronot tersebut, yang salah satunya adalah sakit kepala.
“Penambahan” objek baru ini tidak dilakukan dengan sengaja. Menurut laporan The Guardian, Selasa (14/11), objek ini terjadi ketika dua astronot perempuan NASA yakni Jasmin Moghbeli dan Loral O’Hara sedang melakukan spacewalk atau berjalan di luar stasiun luar angkasa (ISS) pada 1 November lalu.
Kala itu mereka memiliki agenda untuk melakukan perbaikan pada perangkat solar panel ISS melacak Matahari secara terus-menerus. Nah pada saat itu, salah satu tas peralatan mereka tidak sengaja terlepas.
"Saat kegiatan berlangsung, ada satu tas perkakas yang tidak sengaja hilang. Pengendali penerbangan melihat tas perkakas tersebut menggunakan kamera stasiun eksternal. Peralatan tersebut tidak diperlukan untuk sisa perjalanan ruang angkasa,"
NASA dalam pernyataan resmi.
NASA melanjutkan bahwa Kontrol Misi juga telah menganalisis lintasan tas berwarna putih terang itu dan menemukan bahwa risiko kembali bertemu dengan ISS rendah.
Keberadaan tas yang kini tengah memutari Bumi itu dapat dilihat dengan sangat mudah dan bersinar tepat di bawah batas jarak pandang.
Jadi, jika pengamat langit ingin melihat tas ini secara langsung, yang perlu dilakukan hanya mengambil teropong binokular dan mengarahkannya ke langit.
Cari ISS yang merupakan objek ketiga paling terang di langit malam dan keberadaan tas ini akan segera terlihat.
Menurut NASA, objek ini akan mengorbit Bumi dua hingga empat menit lebih depan dari ISS.
Minggu lalu, astronot Jepang Satoshi Furukawa menemukan tas itu ketika sedang mengambang di atas Gunung Fuji, Jepang.
Akhirnya Akan Terbakar
Tas ini tidak akan selamanya memutari Bumi. Selama beberapa bulan, tas ini memang akan tetap berada di orbit sebelum turun ke Bumi dengan cepat dan terbakar di atmosfer Bumi.
- Ini yang Bakal Terjadi Pada Kuku Astronot kalau Terlalu Lama di Luar Angkasa
- Begini Cara Astronot Menelpon Keluarganya di Bumi, Ada yang Unik dalam Prosesnya
- Tak Hanya di Bumi Polusi juga Terjadi di Luar Angkasa, Benda Ini Jadi Penyebabnya
- Wah! Ada Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran di Dekat Kertanegara
Perkiraan awal dari EarthSky menunjukkan bahwa tas ini akan masuk kembali ke atmosfer pada sekitar Maret 2024.
Kejadian kehilangan seperti ini juga pernah terjadi sebelumnya. Bahkan mendiang astronot Piers Sellers pernah kehilangan spatulanya saat sedang melakukan misi pengujian teknik perbaikan pelindung panas.