Seperti Apa Bau Luar Angkasa? Astronot Ini Beri Bocorannya
Ada aroma-aroma ini yang dirasakan astronot usai mereka keluar dari stasiun luar angkasa.
Ada aroma-aroma ini yang dirasakan astronot usai mereka keluar dari stasiun luar angkasa.
Seperti Apa Bau Luar Angkasa? Astronot Ini Beri Bocorannya
Ketika astronot kembali dari spacewalk atau di luar stasiun luar angkasa, mereka sering menggambarkan aroma tak terduga yang mirip daging panggang dan bubuk mesiu yang terpakai.
Pertanyaan pun muncul, mengapa ruang angkasa berbau seperti benda yang terbakar dan dari mana asal bau ini?
-
Apa yang terlihat oleh astronot di ruang angkasa? Seorang astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menemukan pemandangan yang aneh ketika memangdang ke bawah saat melintasi ruang angkasa. Ketika posisinya berada di atas Gurun Sahara, sekitar 400 kilometer di atas permukaan bumi, dirinya melihat tengkorak raksasa yang tampak menatap ke arahnya.
-
Apa yang Astronot NASA lakukan di luar angkasa? Seorang astronot biasanya bekerja di luar angkasa dalam jangka waktu 6 bulan lamanya. Mengutip Starlust, Selasa, (19/9), durasi seorang astronot bekerja di luar angkasa biasanya dipengaruhi oleh jenis misi dan tujuan seperti penelitian atau pemeliharaan alat.
-
Apa tugas astronot saat berada di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Baru-baru ini, tim astronom internasional berhasil menangkap salah satu peristiwa paling langka di alam semesta, yaitu Luminous Fast Blue Optical Transient (LFBOTs).
-
Apa tugas astronot? Astronot adalah pekerjaan yang banyak menjadi mimpi banyak orang. Kesempatan untuk menjelajahi luar angkasa, terlibat dalam pengembangan dan pengujian teknologi canggih, hingga pengalaman untuk hidup di lingkungan baru yang penuh tantangan juga menjadi alasan-alasan mengapa pekerjaan sebagai astronot banyak diminati orang.
-
Dimana astronot melakukan penelitian? Seringkali astronot melakukan eksperimen untuk mengetahui karakteristik atau potensi gayaberat mikro, untuk mengetahui organisme biologis, hingga fenomena yang terjadi di luar angkasa.
Mengutip LiveScience, Kamis (7/12), ruang angkasa adalah “vakum” yang mendekati sempurna. Saat berada di ruang angkasa, astronot melindungi diri mereka dengan pesawat luar angkasa, pakaian luar angkasa, dan stasiun luar angkasa.
"Oleh karena itu, tidak ada yang secara langsung mencium bau ruang angkasa dan hidup untuk menceritakan kisahnya,"
Ahli astrofisika, Ofek Birnholtz.
Namun demikian, kenyataannya adalah setelah kembali dari perjalanan di luar stasiun luar angkasa, astronot secara teratur mencium aroma unik saat melepaskan helm mereka.Tidak hanya seorang astronot saja, melainkan rekannya pun mengalami aroma serupa.
"Ruang angkasa pasti memiliki aroma yang berbeda dari segala sesuatu," kata astronot NASA Dominic "Tony" Antonelli setelah spacewalk pada 2009.
Secara keseluruhan, astronot sering membandingkan bau ruang angkasa dengan logam panas, daging terbakar, kue terbakar, bubuk mesiu terpakai, dan pengelasan logam. Sementara itu, mantan astronot NASA Thomas Jones membandingkan bau tersebut dengan ozon.
Lalu, seorang astronot NASA lainnya, Don Pettit, menjelaskan bau ruang angkasa seperti bau logam; sensasi manis logam yang cukup menyenangkan.
Lalu dari mana asal bau itu? Meskipun ruang angkasa sebagian besar kosong, itu bukan vakum yang sempurna.
"Sebenarnya kita tidak berbicara tentang volume yang tidak memiliki partikel," kata Miranda Nelson, ilmuwan NASA.
Penjelasan Ilmiah
Ada beberapa penjelasan potensial untuk bau ini. Salah satunya berhubungan dengan oksigen yang mengapung di sekitar Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Sinar ultraviolet dari matahari dapat memecah molekul oksigen (O2), yang terdiri dari dua atom oksigen, menjadi atom oksigen tunggal.
Atom oksigen ini dapat melekat pada pakaian luar angkasa, dinding airlock, dan barang-barang lain yang terpapar ruang angkasa, memicu reaksi kimia yang dapat menjelaskan bau tersebut.
"Teori lain yang jauh lebih menyenangkan adalah bahwa itu adalah bau yang berhubungan dengan ledakan bintang — bintang yang mati,"
Miranda Nelson, ilmuwan NASA..
Ledakan ini menghasilkan molekul berbau yang dikenal sebagai hidrokarbon aromatik polisiklik, yang ditemukan dalam batu bara, makanan, minyak, dan bahan lainnya, katanya.
Namun, Nelson menekankan bahwa kedua ide ini kekurangan data dari penelitian resmi.