Startup AS Disebut Bakal Lanjutkan Misi Manusia ke Bulan
Misi Ghost Riders in the Sky yang dipilih oleh startup asal AS, Firefly Aerospace, akan menargetkan pendaratan di Laut Krisis.
Sebagai langkah awal untuk mempersiapkan kembalinya manusia ke permukaan bulan, sebuah misi swasta akan meluncurkan misi ke bulan di bulan depan.
Misi Ghost Riders in the Sky yang dipilih oleh startup asal AS, Firefly Aerospace, akan menargetkan pendaratan di Laut Krisis, sebuah bidang gelap yang seukuran Inggris di sisi dekat bulan.
-
Bagaimana manusia purba berburu mangsa? Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
-
Apa itu Hari Roh Manusia Sedunia? Hari Roh Manusia Sedunia adalah hari yang diperingati setiap 17 Februari untuk mendorong kesadaran pentingnya meditasi dan koneksi batin.
-
Kenapa manusia melewati batas Bumi? Fenomena ini menandakan bahwa jejak ekologis manusia semakin besar, dan biokapasitas planet bumi tidak dapat mengimbanginya.
-
Di mana kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Kapan kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Dimana tulang manusia ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
Pendarat bulan Blue Ghost akan membawa 10 instrumen ilmiah dan demonstrasi teknologi ke permukaan bulan, sebagai bagian dari kemitraan antara NASA dan operator komersial.
Jason Kim, CEO Firefly Aerospace, menyatakan bahwa badan antariksa NASA telah membayar harga tetap sebesar $101 juta untuk misi ini. Itu adalah biaya rendah yang hanya bisa tercapai melalui inovasi teknologi.
"Kami percaya pada masa depan ekonomi bulan yang sangat kuat. Itu adalah gerbang menuju planet lain, seperti Mars. Jadi, memungkinkan frekuensi misi yang sangat terjangkau dan bernilai ilmiah tinggi adalah apa yang dilakukan industri swasta dengan misi Blue Ghost pertama ini," kata Kim, dikutip dari Skynews, Senin (23/12).
Pesawat ruang angkasa yang seukuran Gudang besar ini akan diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida pada pertengahan Januari atau segera setelahnya. Dibutuhkan waktu sekitar 45 hari untuk mencapai bulan.
Beberapa demonstrasi teknologi yang dibawa oleh pesawat ini bertujuan untuk menangani regolith atau debu bulan. Salah satunya adalah PlanetVac, yang akan menyedot dan menganalisis sampel bulan, sementara pelindung debu elektromagnetik akan diuji untuk melihat apakah bisa melindungi instrumen yang rapuh dari debu bulan.
- Startup di RI Masih Punya Banyak Tantangan Besar, Menteri UMKM: Akses Pembiayaan Belum Terpenuhi
- Ilmuwan Buktikan Manusia Bisa Ngobrol Lewat Alam Mimpi, Bagaimana Caranya?
- Mau Teliti Atmosfer Mars NASA Tak Ajak Space X Elon Musk, tapi Malah Gandeng Startup Ini
- VIDEO: China Berhasil Luncurkan Roket di Atas Kapal Laut
Ryan Watkins, ilmuwan program NASA, mengatakan, "Bulan adalah daerah yang cukup berdebu. Saat kita merancang teknologi untuk permukaan bulan, regolith perlu dipahami lebih baik. Debu bulan bisa memengaruhi komponen mekanis dan kesehatan manusia, jadi kita perlu mengetahui cara mengatasi dampaknya."
Blue Ghost sendiri direncanakan akan tetap beroperasi di permukaan bulan selama 14 hari. Salah satu tugas terakhirnya adalah merekam video definisi tinggi dari matahari terbenam di bulan.
Video tersebut akan memberikan citra kualitas pertama dari cahaya bulan, yang merupakan fenomena yang disebabkan oleh partikel debu yang melayang beberapa sentimeter di atas permukaan.
Kim menyatakan bahwa video itu akan menjadi penghormatan yang pantas bagi orang terakhir yang berjalan di bulan, yang membuat sketsa tentang apa yang dilihatnya dalam cahaya yang memudar.
"Kami berharap dapat menangkap fenomena yang dilihat dan didokumentasikan oleh Eugene Cernan selama langkah terakhirnya di Apollo 17, di mana ia mengamati cahaya saat debu bulan melayang di permukaan bulan," katanya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia