Ilmuwan Buktikan Manusia Bisa Ngobrol Lewat Alam Mimpi, Bagaimana Caranya?
REMspace, sebuah startup teknologi, mengklaim telah berhasil mengirim pesan antara dua orang yang sedang mengalami mimpi lucid.
Para ilmuwan telah membawa fiksi ilmiah selangkah lebih dekat ke kenyataan dengan mencapai komunikasi dua arah pertama antara individu saat mengalami mimpi. Dalam sebuah eksperimen yang terdengar seperti adegan dari film Inception, REMspace, sebuah startup berbasis di California yang merancang teknologi untuk meningkatkan tidur dan mimpi.
Lantas bagaimana hasilnya? Dilaporkan berhasil menukar pesan antara dua orang yang sedang tidur. Perusahaan menggunakan 'peralatan khusus' yang meliputi 'server', 'perangkat', 'Wifi', dan 'sensor'. Peserta objek penelitian tidur di rumah yang berbeda ketika para peneliti REMspace mengirimkan sebuah kata yang diciptakan melalui bahasa khusus di antara mereka.
-
Bagaimana manusia bisa berkomunikasi dengan alien? Peneliti kini tengah mempelajari sistem komunikasi paus bungkuk untuk mempelajari bagaimana mendeteksi dan mengartikan sinyal pesan dari luar angkasa.
-
Bagaimana ilmuwan ingin berkomunikasi dengan alien? Penelitian baru menunjukkan bahwa berbicara dengan paus bungkuk dapat membantu manusia mempelajari cara berkomunikasi dengan alien.
-
Apa yang terjadi saat kita bermimpi? Otak adalah organ yang aktif sepanjang malam. Aktivitas otak di otak depan dan otak tengah sangat intens selama tidur dengan gerakan mata cepat atau REM, fase terakhir dan terdalam dari tidur, yaitu saat kita bermimpi.
-
Bagaimana proses terjadinya mimpi? Hal ini memicu amigdala dan hipokampus membuat serangkaian impuls listrik sehingga menghasilkan pikiran, gambar, dan ingatan acak yang sering muncul saat tidur.
-
Bagaimana manusia purba bisa berbicara? Analisisnya didasarkan pada tinjauan mendalam terhadap semua bukti arkeologi, paleo-anatomi, genetika, neurologi, dan linguistik yang tersedia.
-
Kenapa mimpi bisa terjadi? Dikembangkan oleh J. Allan Hobson dan Robert McCarley, teori ini menyebutkan bahwa sirkuit otak tetap aktif selama tidur di fase REM.
“Kemarin, berkomunikasi dalam mimpi tampak seperti fiksi ilmiah. Besok, itu akan menjadi begitu umum sehingga kita tidak bisa membayangkan hidup tanpa teknologi ini,” jelas Michael Raduga, CEO dan pendiri REMspace dikutip DailyMail, Senin (14/10).
Teknologi ini belum ditinjau atau direplikasi oleh ilmuwan lain. Namun, jika tervalidasi, ini akan menjadi tonggak penting dalam penelitian tidur dan dapat memberikan aplikasi untuk perawatan kesehatan mental, pelatihan keterampilan, dan banyak lagi, klaim REMspace.
REMspace menggunakan peralatan khusus untuk memungkinkan dua individu bertukar pesan sederhana saat bermimpi lucid. Mimpi lucid adalah ketika seseorang menyadari bahwa mereka sedang bermimpi tetapi tetap berada dalam kondisi mimpi.
“Ini memungkinkan mereka melakukan tindakan yang diarahkan oleh diri sendiri dalam mimpi, daripada berinteraksi secara acak dengan 'dunia mimpi' tanpa kendali,” ujar dia.
Fenomena ini terjadi selama tidur REM (Rapid Eye Movement), saat mimpi biasanya terjadi. REMspace belum mengungkapkan secara pasti peralatan apa yang digunakan dalam eksperimen mereka, tetapi mereka mengatakan bahwa percobaan ini melibatkan perangkat yang melacak gelombang otak peserta dan data biologis lainnya selama eksperimen.
Perangkat ini juga melibatkan server yang dapat mendeteksi saat peserta memasuki mimpi lucid dan menghasilkan pesan yang dikirimkan kepada mereka. Dua peserta studi tidur di rumah yang terpisah sementara gelombang otak mereka dilacak dari jarak jauh oleh perangkat tersebut, yang mengirimkan data ke server.
Begitu server mendeteksi bahwa salah satu peserta telah memasuki mimpi lucid, ia menghasilkan kata acak dari bahasa khusus dan mengirimkannya melalui earbud.
Peserta kemudian mengulangi kata ini dalam mimpinya, dan respons tersebut ditangkap dan disimpan di server. Delapan menit kemudian, peserta kedua memasuki mimpi lucid. Server mengirimkan pesan yang disimpan dari peserta pertama kepadanya, yang kemudian diulang setelah terbangun.
REMspace berhasil mengulangi eksperimen ini dengan pasangan peserta lainnya. Namun, studi ini perlu menjalani tinjauan yang ketat sebelum perusahaan dapat dengan pasti mengatakan bahwa mereka telah mencapai komunikasi dalam mimpi.
CEO yang Aneh Raduga, yang percaya diri dengan hasilnya, terkenal dengan eksperimen-eksperimen ambisius dan kadang-kadang anehnya. Pada tahun 2023, ia mempertaruhkan nyawanya ketika mencoba menanamkan chip di otaknya sendiri untuk mengontrol mimpinya.
Pria berusia 40 tahun itu, yang tidak memiliki kualifikasi bedah saraf, membandingkan eksperimen berbahayanya dengan film Inception—mengklaim bahwa 'elektroda' yang dipasangnya suatu hari nanti berpotensi mengubah jalannya mimpi lucid.
Rekaman yang mengerikan dari prosedur tersebut menunjukkan dia menggunakan klip kertas untuk menahan kulitnya saat mengebor tengkoraknya dengan alat yang dia temukan di toko perkakas.
Chip tersebut akhirnya diangkat di rumah sakit setelah lima minggu. Studi berbahaya ini tidak muncul di jurnal peer-review dan tidak didukung oleh universitas mana pun, tetapi Raduga mengklaim bahwa dia perlu melakukannya untuk dirinya sendiri.
"Saya senang saya selamat, tetapi saya siap untuk mati," katanya kepada DailyMail.com dalam sebuah wawancara eksklusif tahun lalu.
Sekarang, dia memiliki tujuan ambisius lainnya: memungkinkan komunikasi waktu nyata dalam mimpi lucid.
“Kami percaya bahwa tidur REM dan fenomena terkait, seperti mimpi lucid, akan menjadi industri besar berikutnya setelah AI,” kata Raduga.