Studi: Smartphone dan Tablet Buruk Untuk Jadi 'Babysitter'
Studi: Smartphone dan Tablet Buruk Untuk Jadi 'Babysitter'
Jika Anda adalah salah satu orang tua yang kerap memanfaatkan smartphone atau tablet untuk jadi 'babysitter' andalan Anda, studi ini mungkin akan mengubah pandangan Anda.
Melansir CNN, sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association Pediatrics, menyebut bahwa akan ada permasalahan di otak bayi jika penggunaan tablet atau smatphone untuk bayi ada lebih dari satu jam.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Apa yang sering dibandingkan dari pengguna Android dan iPhone? Di tengah banyaknya pilihan, pengguna Android dan iPhone sering kali menjadi dua kelompok utama yang sering dibandingkan.
-
Apa yang dimaksud dengan kemampuan "menguping" smartphone dalam konteks iklan? “mereka tidak mendengarkan,” jawabnya. Lantas hal ini menjadi pertanyaan, mengapa platform seperti Facebook begitu sering menampilkan iklan tertentu. Bahkan, beberapa contoh iklan yang hadir menampil produk-produk yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa yang dimaksud dengan ponsel lipat? Seperti namanya, ponsel lipat dapat diartikan sebagai ponsel cerdas yang memiliki layar yang dapat dilipat menjadi dua. Ini memungkinkan pengguna untuk memiliki perangkat dengan ukuran layar yang lebih besar namun tetap dapat dilipat menjadi ukuran yang lebih kecil dan portabel.
-
Dimana pengguna Android dan iPhone sering dibandingkan? Dominasi masing-masing platform ini di lingkungan masyarakat dapat memberikan wawasan tentang tren teknologi, preferensi konsumen, dan pengaruh sosial.
Studi ini meneliti 47 bayi PAUD (usia 3-5 tahun) yang sehat, dengan cara memindai otak mereka. Hasil studi mengemukakan bahwa anak yang dipaparkan layar lebih dari satu jam per hari tanpa campur tangan orang tua, memiliki masalah di ganglia dasar (white matter) otaknya.
Ganglia dasar sendiri adalah lapisan di otak yang berwarna putih yang mengandung banyak serabut saraf. Bagian ini sangat penting untuk pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya terkait kepandaian, memori, kesadaran, serta pertimbangan dan pengambilan keputusan.
Penelitian menyebut bahwa anak-anak ini memiliki pengembangan ganglia dasar yang lebih rendah dibandingkan anak-anak lain.
Dengan ini, terlalu banyak memaparkan bayi dengan smartphone, laptop, televisi, dan segala bentuk layar dengan konten digital lain, akan memperlambat kemampuan berkomunikasinya, dan mengurangi kemampuan menyelesaikan masalah.
Rentannya Anak Usia Dini
Studi ini menyoroti maraknya penggunaan smartphone atau tablet untuk jadi teman anak dalam bermain, bahkan untuk babysitter. Hal ini berbahaya, mengingat usia satu hingga lima tahun adalah masa otak sedang pesat dalam berkembang. Itulah mengapa otak jadi sangat mudah menyerap informasi, dan membentuk koneksinya untuk seumur hidup.
Studi sebelumnya menyebut bahwa orang tua yang berada di depan layar selama 10 jam, akan membuat anak berada di depan layar juga selama paling tidak lima jam. Jadi, hal ini juga sangat tergantung dari peran orang tua.
Studi serupa juga menyebut bahwa 90 persen anak telah terpapar layar sejak usia rata-rata satu tahun. Bahkan, anak usia tiga bulan pun telah terpapar layar dengan durasi waktu yang lama.
Nah, studi ini juga memberi solusi. Disebut aktivitas terbaik untuk anak di usia tersebut adalah juggling serta membaca. Dua aktivitas ini adalah aktivitas anak terbaik untuk mengembangkan ganglia dasar.
(mdk/idc)