Penelitian Terbaru Ungkap Bahwa Menggunakan Tablet dan Gawai Buat Anak Lebih Sulit Kendalikan Emosi dan Sering Marah
Penelitian mengungkap bahwa anak yang sering menggunakan tablet mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi.
Penggunaan tablet dan gawai oleh anak-anak semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak jarang, orang tua memberikan tablet kepada anak mereka sebagai cara untuk menenangkan tantrum atau sebagai alat hiburan.
Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan dampak yang cukup mengkhawatirkan dari kebiasaan ini, terutama terkait kemampuan anak dalam mengendalikan emosi dan mengelola kemarahan. Dilansir dari Medical Daily, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Jama Pediatrics menemukan bahwa penggunaan tablet pada usia dini dapat "berkontribusi pada siklus yang merugikan bagi regulasi emosi."
-
Kenapa gadget bikin anak stres? 'Dengan kemajuan teknologi, anak-anak lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi. Pergeseran fokus ini disebabkan oleh konten digital yang dihasilkan dan dikonsumsi oleh anak-anak dengan tingkat kritis,' jelas Mehrotra.
-
Kenapa anak tantrum karena gadget? 'Anak yang menonton atau mendapatkan paparan gadget lebih dari 20 menit, 66 persen mengalami tempered tantrum, karena penggunaan atau paparan gadget terlalu lama akan mengubah perilaku menjadi negatif,' kata dr. Trisna dilansir dari Antara.
-
Apa aja dampak buruk gawai buat otak anak? Terlalu lama menggunakan gawai bisa menyebabkan gangguan perhatian, keterlambatan kognitif, kesulitan belajar, impulsivitas yang meningkat, dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri.
-
Kenapa penggunaan gadget berlebihan berdampak buruk untuk otak anak? Penggunaan gadget oleh anak-anak dapat memiliki dampak pada tumbuh kembang otak mereka. Meskipun beberapa aplikasi dan konten digital dapat memberikan nilai pendidikan, terlalu banyak paparan pada gadget atau penggunaan yang tidak terkontrol dapat berpotensi menyebabkan beberapa dampak negatif pada perkembangan otak anak.
-
Apa saja dampak negatif bermain gadget pada anak? Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Applied Research mengungkapkan bahwa terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak. Seperti ADHD, keterlambatan bicara hingga depresi.
-
Kenapa gadget bahaya buat anak? Penggunaan layar yang berlebihan bisa mengakibatkan sejumlah masalah yang signifikan bagi anak-anak dan orang dewasa. Gangguan tidur menjadi salah satu dampak utama, karena paparan cahaya biru dari layar gadget dapat mengganggu ritme alami tubuh dan mempersulit proses tidur. Selain itu, penggunaan yang berlebihan juga sering terkait dengan masalah kegemukan, karena waktu yang dihabiskan di depan layar berarti waktu yang kurang untuk aktivitas fisik yang sehat. Tak hanya itu, terlalu banyak waktu di layar juga bisa berhubungan dengan gangguan perilaku dan belajar. Anak-anak yang terlalu sering terpaku pada layar cenderung mengalami kesulitan dalam konsentrasi, interaksi sosial, dan bahkan mengembangkan kemampuan bahasa. Selain itu, risiko terkena kecanduan terhadap teknologi juga meningkat akibat paparan berlebihan terhadap layar.
Dilansir dari Medical Daily, hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan tablet yang terlalu dini tidak hanya meningkatkan frekuensi kemarahan dan frustrasi pada anak-anak, tetapi juga memperburuk kemampuan mereka dalam mengelola emosi tersebut.
Para peneliti mencatat bahwa penggunaan tablet secara berlebihan pada usia prasekolah dapat memicu peningkatan ekspresi kemarahan dan frustrasi. Dalam penelitian ini, mereka mengamati 315 anak prasekolah di provinsi Nova Scotia, Kanada, dari usia 3,5 tahun hingga 5,5 tahun. Melalui kuesioner yang diisi oleh para orang tua, peneliti menganalisis jumlah waktu layar yang digunakan anak setiap hari dan bagaimana hal ini mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengatur emosi.
Temuan menunjukkan bahwa hanya dengan tambahan satu jam waktu layar per hari pada usia 3,5 tahun, terdapat peningkatan signifikan dalam tingkat kemarahan dan frustrasi anak setahun kemudian.
"Penggunaan tablet pada anak usia 3,5 tahun dikaitkan dengan lebih banyak ekspresi kemarahan dan frustrasi pada usia 4,5 tahun. Kecenderungan anak untuk marah/frustrasi pada usia 4,5 tahun kemudian terkait dengan lebih banyak penggunaan tablet pada usia 5,5 tahun," tulis para peneliti.
Penelitian ini memperingatkan bahwa memberikan tablet kepada anak sebagai cara untuk mengatasi tantrum atau ledakan emosi dapat menciptakan siklus yang berbahaya. Tablet yang awalnya digunakan untuk menenangkan anak, justru dapat memperburuk masalah emosi dalam jangka panjang.
"Kami menemukan bahwa konsumsi tablet oleh anak berkontribusi pada peningkatan ekspresi kemarahan dan frustrasi, dan ekspresi emosi yang lebih besar ini kemudian menyebabkan peningkatan penggunaan tablet; dengan demikian, kemungkinan menyebabkan siklus berkelanjutan dari waktu ke waktu," jelas para peneliti.
American Academy of Pediatrics (AAP) juga memberikan panduan terkait penggunaan layar pada anak-anak. Mereka merekomendasikan agar anak-anak berusia dua hingga lima tahun dibatasi waktu layar tidak lebih dari satu jam per hari. Selain itu, AAP menyarankan agar orang tua memilih program yang interaktif, non-kekerasan, edukatif, dan pro-sosial untuk menjaga keterlibatan fisik dan mental anak.