Wanita Ini Punya Keunikan Bisa Mendeteksi Penyakit Hanya dengan Penciuman
Joy Milne, wanita asal Skotlandia, dapat mendeteksi Parkinson melalui penciuman, membuka jalan bagi diagnosis lebih awal dan akurat.
Joy Milne, seorang pensiunan perawat berusia 72 tahun asal Skotlandia, memiliki kemampuan langka untuk mendeteksi penyakit Parkinson hanya melalui penciumannya.
Milne memiliki kondisi hyperosmia turunan, yang membuatnya sangat peka terhadap bau. Dia pertama kali mencium bau aneh, seperti bau musky, pada suaminya, Les Milne, sekitar 15 tahun sebelum suaminya didiagnosis Parkinson.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit Parkinson? Karena penyebab Parkinson tidak diketahui, tidak ada cara yang diketahui secara pasti dapat mencegah penyakit ini.
-
Apa yang terjadi di otak seseorang yang menderita penyakit Parkinson? Penyakit Parkinson adalah kondisi yang bersifat progresif, yang berarti gejalanya akan semakin parah seiring berjalannya waktu. Menurut dr. M. Agus Aulia, Sp.BS dari RSU Bunda Jakarta, penyebabnya adalah kerusakan pada bagian otak yang disebut substansia nigra, yang memiliki peran penting dalam produksi dopamin.
-
Bagaimana cara mengenali gejala awal Parkinson? Walaupun penyakit ini umumnya lebih sering menyerang orang tua, mengenali gejala awal Parkinson dapat membantu pasien mendapatkan perawatan yang lebih cepat dan tepat. Istilah TRAP digunakan untuk menjelaskan empat gejala utama dari Parkinson:
-
Mengapa penyakit Parkinson menyebabkan kesulitan bergerak? Banyak gejala Parkinson yang disebabkan oleh hilangnya neuron yang menghasilkan zat kimia di otak yang disebut dopamin. Ketika kadar dopamin menurun, hal ini menyebabkan aktivitas otak tidak teratur, menyebabkan masalah pergerakan dan gejala penyakit Parkinson lainnya.
-
Tanda-tanda awal penyakit Parkinson apa yang sering kali tidak disadari? Salah satu tanda awal penyakit Parkinson yang sering terabaikan adalah tremor atau gemetar pada salah satu bagian tubuh, biasanya dimulai pada tangan.
-
Siapa yang memimpin penelitian terapi stem cell untuk penyakit parkinson di Universitas Airlangga? “Untuk mengetahui efektifitas terapi stem cell dalam meredakan gejala parkinson, kami melakukan penelitian terhadap 12 orang pasien parkinson yang dipantau secara intensif oleh dokter syaraf berpengalaman. Dalam 12 bulan, kami melakukan terapi stem cell kepada para pasien sambil mengukur tingkat keparahan gejala parkinson yang mereka alami, seperti skala motorik, non-motorik dan kognitif dari pasien, dengan menggunakan barthel index scale dan modified Rank Scale,” ujar Dr. Purwati, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM selaku ketua penelitian.
Mengutip GreekReporter, Senin (16/9), Joy menyadari bahwa bau ini juga tercium pada pasien lain saat menghadiri pertemuan penderita Parkinson di Skotlandia.
Dia kemudian bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Edinburgh, Tilo Kunath, dan ahli kimia Universitas Manchester, Perdita Barran, untuk meneliti lebih lanjut kemampuan penciumannya.
Penelitian menemukan bahwa Joy dapat mendeteksi Parkinson dengan mencium molekul spesifik di sebum, minyak yang diproduksi oleh kelenjar kulit. Molekul seperti eicosane, octadecanal, asam hippurat, dan perillic aldehyde teridentifikasi pada kadar yang abnormal pada pasien Parkinson.
Berdasarkan temuan ini, Barran dan timnya mengembangkan tes baru menggunakan swab kulit dan metode paper spray, yang dapat mengidentifikasi molekul-molekul tersebut secara lebih akurat.
Penemuan ini membuka peluang untuk diagnosis lebih awal, yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien Parkinson dengan memungkinkan intervensi medis lebih dini sebelum kerusakan saraf yang signifikan terjadi.