Warna-warni Aurora Jupiter Lebih Menarik daripada di Bumi
Aurora tidak hanya dapat ditemukan di Bumi, tetapi juga di beberapa planet lain di galaksi Bima Sakti.
Aurora adalah fenomena alam yang menampilkan cahaya berwarna-warni yang tampak bergerak indah di langit malam. Fenomena ini terjadi akibat interaksi antara medan magnet Bumi dan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari.
Tidak hanya Bumi yang mengalami aurora, tetapi ada juga beberapa planet lain di galaksi Bima Sakti yang memiliki fenomena serupa, termasuk Jupiter. Menariknya, planet terbesar di tata surya ini memiliki aurora yang lebih spektakuler dibandingkan dengan yang ada di Bumi. Bahkan, Jupiter memiliki dua jenis aurora yang berbeda secara bersamaan.
-
Apa yang membuat aurora menjadi pemandangan yang menakjubkan di luar angkasa? “Aurora dari atas sini benar-benar spektakuler,” Dia menjelaskan bahwa aurora hijau yang dia saksikan pada 15 Februari merupakan salah satu momen terbaik selama misi luar angkasa dengan kombinasi warna hijau dan merah yang memukau menyapu permukaan aurora bumi.
-
Siapa yang berhasil menangkap momen aurora yang menakjubkan dari luar angkasa? Gambar aurora yang baru dirilis oleh astronaut NASA membuat kita terpesona. Awal bulan ini, astronaut International Space Station (ISS) Jasmin Moghbeli berhasil menangkap momen aurora yang menakjubkan, membentang dari wilayah selatan bumi hingga ke luar angkasa.
-
Bagaimana aurora terbentuk di atmosfer bumi? Aurora yang terbentuk seperti pita di atmosfer bumi terjadi ketika partikel energi dari matahari berinteraksi dengan medan magnet bumi.
-
Apa itu aurora borealis? Cahaya yang Diburu Traveler Kalau melihat situs traveling atau akun media sosial yang membagikan informasi tentang destinasi cantik di berbagai penjuru dunia, aurora borealis jadi salah satu fenomena alam yang paling banyak mencuri perhatian para traveler. Cahaya cantik yang muncul di langit utara di wilayah dekat Lingkar Arktik ini seolah jadi lukisan alam yang selalu sukses bikin terpesona.
-
Mengapa aurora terlihat lebih aktif saat ini? Para astronaut di ISS, khususnya saat ini, dapat menyaksikan aurora yang luar biasa karena aktivitas matahari mendekati puncaknya dalam siklus 11 tahun.
-
Kenapa warna aurora borealis berbeda-beda? Kalau melihat foto-foto aurora borealis yang bertebaran di internet, kamu bisa melihat cahaya yang dipancarkan bisa berbeda-beda. Nah, perbedaan ini ternyata terjadi karena kandungan atom pada oksigen dan nitrogen di udara yang selalu mengalami perubahan. Kalau kadar oksigen lebih besar, maka aurora akan terlihat kehijauan atau kemerahan. Sementara itu, kalau kadar nitrogen yang mendominasi, aurora bisa terlihat berwarna biru atau keunguan.
Menurut informasi yang diambil dari laman NASA pada Rabu (23/10), astronom memanfaatkan Teleskop Antariksa Hubble yang dimiliki NASA/ESA untuk melakukan penelitian mengenai aurora di kutub Jupiter. Program pengamatan ini juga didukung oleh data yang diperoleh dari pesawat antariksa Juno milik NASA, yang sedang dalam perjalanan menuju Jupiter.
Gambar aurora yang ditampilkan merupakan hasil komposit dari dua pengamatan yang berbeda oleh Teleskop Hubble. Gambar ini dihasilkan melalui serangkaian pemotretan menggunakan pencitra spectrograph dalam spektrum cahaya ultraviolet, bersamaan dengan pengamatan yang dilakukan oleh Juno saat memasuki orbit Jupiter.
Aurora yang terjadi di Jupiter sangat dramatis dan merupakan yang paling aktif yang pernah diamati. Aurora ini tidak hanya berukuran besar, tetapi juga memiliki energi ratusan kali lipat lebih besar dibandingkan aurora yang ada di Bumi. Berbeda dengan aurora di Bumi yang muncul akibat badai Matahari, aurora Jupiter bersifat permanen.
Di Bumi, aurora paling intens muncul ketika badai Matahari terjadi, di mana partikel bermuatan menghujani atmosfer atas, menyebabkan gas di atmosfer bersinar dalam warna merah, hijau, dan ungu. Namun, Jupiter memiliki sumber tambahan untuk auroranya, karena medan magnet yang kuat dari planet gas raksasa ini menarik partikel-partikel bermuatan dari sekitarnya, tidak hanya dari angin matahari, tetapi juga dari partikel yang dikeluarkan oleh Io, salah satu satelit alami Jupiter yang memiliki banyak gunung berapi besar.
Aurora Terrlihat di Daerah Kutub
Para astronom telah menemukan aurora sinar-X di kutub Utara dan Selatan Jupiter.
- Di Balik Keindahan Fenomena Aurora, Ternyata Bisa Picu Gangguan Arus Listrik
- Ahli Astronomi Ungkap Planet Ini Bisa Jadi Gambaran Bumi di Masa Depan, di Sini Lokasinya
- Jupiter, Mars, Merkurius dan Saturnus Terlihat di Langit Indonesia Hari Ini
- Foto-foto Keseruan Gilang Widhia 'Juragan 99' dan Shandy Purnamasari Berburu Aurora di Finlandia, Keindahannya Bikin Takjub!
Menariknya, aurora yang terdapat di kedua kutub ini berfungsi secara independen dan tidak saling berhubungan. Melalui penelitian terbaru yang dilakukan dengan menggunakan Observatorium Sinar-X Chandra milik NASA dan Observatorium XMM-Newton milik ESA, para ilmuwan berhasil menyusun peta emisi sinar-X yang ada di Jupiter.
Mereka bahkan berhasil mengidentifikasi titik panas sinar-X di setiap kutub, di mana setiap titik panas tersebut dapat menutupi area yang setara dengan sekitar setengah dari permukaan bumi. Tim peneliti juga menemukan bahwa karakteristik kedua titik panas tersebut sangat berbeda satu sama lain.
Emisi sinar-X yang terdeteksi di kutub Selatan Jupiter menunjukkan pola berdenyut yang konsisten setiap 11 menit. Sebaliknya, sinar-X yang muncul di kutub Utara tidak menunjukkan pola yang jelas, karena kecerahannya cenderung fluktuatif, sehingga tampak tidak terpengaruh oleh emisi dari kutub Selatan. Aurora sinar-X ini belum pernah terdeteksi pada planet gas raksasa lain di tata surya kita, termasuk Saturnus. Selain itu, aurora Jupiter berbeda dengan aurora di Bumi yang saling mencerminkan satu sama lain, meskipun keduanya memiliki medan magnet yang mirip.
Untuk memahami proses di balik pembentukan aurora sinar-X di Jupiter, para peneliti berencana untuk menggabungkan data sinar-X dari Chandra dan XMM-Newton dengan informasi yang diperoleh dari misi pesawat antariksa Juno milik NASA.
Dengan menghubungkan aktivitas sinar-X dengan perubahan fisik yang diamati secara bersamaan oleh Juno, para ilmuwan berharap dapat mengidentifikasi proses yang menghasilkan aurora Jupiter dan mengaitkannya dengan aurora sinar-X di planet lainnya.